Terbaru

Minggu, November 30, 2008

(0) Comments

Belajar Bermusik

INDRA - POSTAR

INDRA - Sangat salah jika terdapat anggapan bahwa musik hanyalah milik para musisi profesional atau akademisi. Hampir seluruh celah-celah kehidupan manusia telah diisi dengan musik sejak beribu tahun lalu. Mulai dari upacara peribadatan hingga gemerlapnya hiburan malam.

Kini, ketertarikan masyarakat terhadap musik kian besar. Tak hanya mendengar dan menikmati, minat untuk belajar musik saat ini sangat tinggi. Namun bagaimanakah sebaiknya, cara mempelajari musik? Ke lembaga pendidikan musik, private di rumah, atau otodidak? berikut ini Tips untuk anda.

Otodidak vs Akademis ?
Di negeri ini sebagian besar musisi yang sukses dalam industri musik adalah seorang otodidak. Sementara musisi akademis sangat jarang terlihat. Betulkah persoalan otodidak vs akademis adalah persoalan hitam vs putih? Tentu tidak sesederhana itu. Tetapi persoalan itu akan dibahas lain kali. Tetapi kenyataannya adalah bahwa mereka yang mengaku otodidak sebenarnya juga menggunakan ilmu-ilmu akademis meskipun tanpa disadarinya.

Persoalan otodidak-akademis adalah persoalan duluan mana antara ayam-telur. Maka mari singkirkan dahulu perdebatan tentang “ayam-telur” tersebut. Yang lebih penting kali ini adalah bagaimana menjadi seorang otodidak yang sukses? (tentu saja kata sukses disini bukan berarti sukses secara materi tetapi sukses mendapat ilmu).

Syarat utama untuk seorang otodidak adalah kemauan keras. Karena untuk mendapatkan sebuah ilmu seseorang otodidak harus “mencari sendiri”. Berbeda dengan kondisi dalam sebuah lembaga pendidikan. Apa saja yang harus dipelajari hingga tahapan materi yang mesti dipelajari telah disusun secara sistematis (Meskipun banyak juga lembaga pendidikan musik yang sama sekali tidak memiliki sistem pengajaran. Ini parah sekali).

Tetapi sesungguhnya materi yang akan dipelajari oleh otodidak maupun akademis adalah sama. Maka kuncinya adalah pahami dahulu “petanya” agar tidak tersesat. Jika belajar dengan buku, bedakanlah antara buku yang memberi ilmu secara “instan” dengan buku yang membahas suatu masalah dari pokok persoalannya.

Hal ini hampir sama dengan ungkapan: berilah kail jangan Cuma ikan. Dengan pengetahuan yang mengakar membuat banyak persoalan menjadi jauh lebih mudah dipecahkan. Berbeda dengan pengetahuan yang bersifat instan yang hanya memberi satu jawaban untuk satu persoalan.

Lembaga Pendidikan atau Private dirumah?
Bagi yang belajar musik di lembaga pendidikan, tempat kursus, ataupun private di rumah, tentu bebannya jauh lebih sedikit. Karena materi telah dipersiapkan. Sehingga siswa tinggal berkonsentrasi menerima pelajaran yang diberikan. Tetapi perlu diwaspadai, karena tidak semua lembaga pendidikan musik memiliki SDM dan sistem yang kredibel. kesuksesan sebuah proses belajar mengajar tergantung dari tiga faktor: pendidik, anak didik, dan sistem pengajarannya.

Jadi belajar di manapun, asalkan ketiga faktornya mendukung, tentu hasilnya akan memuaskan. Persoalannya kemudian adalah, bagai mana cara mengetahui (terutama) seorang pendidik musik dan sistem pengajarannya cukup bagus? Seorang pemain yang bagus belum tentu dapat menjadi pendidik yang bagus. Sebelum memutuskan untuk belajar pada lembaga pendidikan tertentu atau seseorang yang dapat mengajar musik, lebih baik tanyakan dahulu tentang silabus pengajarannya.

Misalnya untuk siswa tingkat pemula:

1. Untuk tingkat pemula akan mendapat materi apa saja?

2. Teknik apa saja yang harus dikuasai seorang pemula?

3. Aplikasi dari teknik tersebut minimal diterapkan dalam lagu setingkat apa?

Begitu pula untuk siswa lanjut, ajukanlah pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan. Dari cara menjawabnya tentu akan kelihatan apakah seorang pendidik siap dengan materi dan sistem pengajaran yang baik apa tidak? Jika telah mendapatkan pendidik dan sistem yang bagus kini siswa tinggal berkonsentrasi menerima pelajaran dengan seksama.

Di lembaga pendidikan ataupun privat dirumah, sama baiknya jika SDM dan sistemnya bagus. Perbedaannya adalah jika di lembaga pendidikan yang telah resmi, siswa akan mendapat sertifikat kelulusan sementara jika privat di rumah tentu tidak. Tetapi privat dirumah memberikan suasana lebih santai. Sehingga berpengaruh pada kenyamanan belajar, yang kaitannya adalah kualitas penangkapan materi oleh siswa.

Minggu, November 30, 2008

(0) Comments

Gamelan, Orkestra a la Jawa

INDRA - POSTAR

,

INDRA - Gamelan jelas bukan musik yang asing. Popularitasnya telah merambah berbagai benua dan telah memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan, melahirkan institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik gamelan, hingga menghasilkan pemusik gamelan ternama. Pagelaran musik gamelan kini bisa dinikmati di berbagai belahan dunia, namun Yogyakarta adalah tempat yang paling tepat untuk menikmati gamelan karena di kota inilah anda bisa menikmati versi aslinya.

Gamelan yang berkembang di Yogyakarta adalah Gamelan Jawa, sebuah bentuk gamelan yang berbeda dengan Gamelan Bali ataupun Gamelan Sunda. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih lembut dan slow, berbeda dengan Gamelan Bali yang rancak dan Gamelan Sunda yang sangat mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Perbedaan itu wajar, karena Jawa memiliki pandangan hidup tersendiri yang diungkapkan dalam irama musik gamelannya.

Pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelannya adalah keselarasan kehidupan jasmani dan rohani, keselarasan dalam berbicara dan bertindak sehingga tidak memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta mewujudkan toleransi antar sesama. Wujud nyata dalam musiknya adalah tarikan tali rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama.

Tidak ada kejelasan tentang sejarah munculnya gamelan. Perkembangan musik gamelan diperkirakan sejak kemunculan kentongan, rebab, tepukan ke mulut, gesekan pada tali atau bambu tipis hingga dikenalnya alat musik dari logam. Perkembangan selanjutnya setelah dinamai gamelan, musik ini dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang, dan tarian. Barulah pada beberapa waktu sesudahnya berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden.

Seperangkat gamelan terdiri dari beberapa alat musik, diantaranya satu set alat musik serupa drum yang disebut kendang, rebab dan celempung, gambang, gong dan seruling bambu. Komponen utama yang menyusun alat-alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan, misalnya gong berperan menutup sebuah irama musik yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending.

Gamelan Jawa adalah musik dengan nada pentatonis. Satu permainan gamelan komplit terdiri dari dua putaran, yaitu slendro dan pelog. Slendro memiliki 5 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil. Pelog memiliki 7 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan interval yang besar. Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yaitu terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi oleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada.

Anda bisa melihat gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri maupun sebagai pengiring tarian atau seni pertunjukan seperti wayang kulit dan ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukan tersendiri, musik gamelan biasanya dipadukan dengan suara para penyanyi Jawa (penyanyi pria disebut wiraswara dan penyanyi wanita disebut waranggana). Pertunjukan musik gamelan yang digelar kini bisa merupakan gamelan klasik ataupun kontemporer. Salah satu bentuk gamelan kontemporer adalah jazz-gamelan yang merupakan paduan paduan musik bernada pentatonis dan diatonis.

Salah satu tempat di Yogyakarta dimana anda bisa melihat pertunjukan gamelan adalah Kraton Yogyakarta. Pada hari Kamis pukul 10.00 - 12.00 WIB digelar gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri. Hari Sabtu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring wayang kulit, sementara hari Minggu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring tari tradisional Jawa. Untuk melihat pertunjukannya, anda bisa menuju Bangsal Sri Maganti. Sementara untuk melihat perangkat gamelan tua, anda bisa menuju bangsal kraton lain yang terletak lebih ke belakang.

Naskah: Yunanto Wiji Utomo

Sabtu, November 29, 2008

(47) Comments

Saya Menyesal Jadi Surveyor LSI (Lembaga Survey Indonesia)

INDRA - Untuk siapa saja yang belum dan akan menjadi seorang surveyor dari berbagai lembaga penelitian saya harapkan jika anda tidak ingin berurusan dengan yang namanya situasi realita sosial terus juga sulitnya objek penelitian yang harus di cari, saya bilang "Jangan Mau" apa pun metode yang di gunakan random sampling lah apa lah...

Sekilas melihat dari royalty yang ditawarkan cukup menggiurkan seolah cukup untuk melakukan suatu penelitian di suatu daerah, tetapi harus hati-hati jika anda melakukan kesalahan sedikit saja maka akibatnya fatal, anda akan rugi 2 kalilipat dari royalty yang di berikan.

Pengalaman saya, saya benar-benar menyesal terjun jadi surveyor yang memang bukan dunia saya. Awalnya saya di ajak teman lalu saya ikut workshop LSI di Aula Insan Cita. Saya ditugaskan melakukan survey di daerah kelurahan Jakasetia Kec. Bekasi Selatan Kota Bekasi, dengan bats waktu 4 hari kami dituntut untuk menyelesaikan survey itu.

Koordinator DAPIL kami waktu itu adalah Acun (anak Formaci) haripertama saya kesulitan dalam perizinan di kelurahan karena surat tugas dari LSI tidak cukup karena tidak adnya surat dari kecamatan, akhirnya saya urus surat-surat itu sendiri dan memakan waktu 2 hari. Sisa waktu saya tinggal 2 hari, sementara untuk merandom RT pun kami baru dapat pas hari ke 2. Hari ke 3 saya datang ke setiap RT yang terpilih akan tetapi yang namanya dikomplek Elite mana ada yang peduli sama yang beginian. Dan saya hanya berhasil mendapatkan informasi 1 RT saja. Hari ke 4 saya baru bisa menyelesaikan hanya 2 responden dari RT terpilih.

Akhirnya, karena itu merupakan hari terakhir saya pun melakukan keslahan yang sangat fatal yaitu untuk kuisioner yang lainnya saya wawancara yang bukan terpilih demi terisinya kuisioner. Saya betul-betul sudah pasrah, entah apa akibat yang akan di dapat nantinya, yang pasti saya menyesal menjadi surveyor. 2 hari kemudian koordinator dapil saya menelpon terus menerus untuk meminta konfirmasi data yang sudah saya serahkan, tapi saya merasa salah dan saya sudah siap untuk menerima resiko apapun akhirnya Acun (kord. LSI Dapil ) sms dengan bunyi ancaman " Dimana ? kemanapun kamu akan saya kejar, saya akan bawa polisi untuk mengejar penipu kaya kamu" seremtak saya kaget menerima sms seperti itu.

Tapi saya janji akan mengembalikan uangnya semuanya dan saya tidak akan ikut-ikut lagi kegiatan seperti itu karena buat saya buang waktu, buang tenaga, kalau salah jadi buang duit kita juga. Padahal dana awal LSI yang di berikan sudah habis oleh transfort dan makan, tapi Acun (dapilLSI) tetap memaksa untuk mengembalikan uang itu secara utuh. Tapi gak apa-apa lah dari pada urusannya panjang,. yang pastibuat yang baru2 Jangan coba2 kalau belum tahu tekhnisnya, sebetulnya lembaga-lembaga seperti itu tidak terkait dengan departemen apapun. mereka adalah lembaga independent saja.

Jangan mau jadi surveyor yang turun ke lapangan. pekerjaan yang sedang anda lakukan sekarang, lanjutkan lah itu, kecuali jika anda pengangguran atau tidak ada kegiata. karena ini dapat mengganggu aktivitas lain.

Minggu, November 16, 2008

(0) Comments

Saat Musik Menjadi Pembangkit Spiritual Manusia

INDRA - Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam:

* Bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya

* Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik

Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.

Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.

Saat musik menjadi pembangkit spiritual manusia maka yang terjadi adalah dibawanya kita ke alam bawah sadar. Pernahkah anada melihat orang bermain musik sampai tidak bisa mengontrol dirinya? Pernahkah anda melihat orang menikmati musik dengan menari seolah sedang bertemu Tuhan dan berjoget seolah sedang menumpahkan segala rasa yang ada.

Dalam pembahasan ini saya akan menjelaskan tentng musik yang menjadi pembangkit spiritual manusia. Musik bisa membuat orang senang, sedih dan emosi secara tiba-tiba, yang sebetulnya hanya koneksi antara indera pendengaran saja yang ditransfer kedalam perasaan yang menimbulkan suatu tindakan dari partikel emosi yang terdapat dalam diri.


Bagamana musik dapat membangkitkan spiritual manusia?

Sebetulnya tidak semua penikmat musik dapat dikategorikan sebagaimana judul diatas, akan tetapi jika seseorang itu memahami dan merasakan secara mendalam dari musik yang di dengarnya maka akan timbul kecendrungan dalam pembangkitan spiritual dari manisia itu sendiri.

Sebagai contoh yaitu para penari sufi, para penari ini sudah faham betul dengan alunan bunyi dan nada dari sebuak komposisi musik sehingga mereka lupa dengan apa yang telah didengarkan (permainan alam bawah sadar) yang terjadi adalah kontinyuitas hasil transfer indera pendengar kepada perasaan yang menimbulkan emosi terhadap apa yang diinginkan.

Para penari sufi biasanya melakukan tarian tersebut sebagai bentuk ritual mahabbah (bercinta dengan tuhan) menebarkan cinta-cinta tuhan dengan tarian berputar-putar selama beberapa jam.

Setelah musik di transformasikan kedalam sebuah kegiatan ritualtersebutlah maka musik itu menjadi pembangkit bagi spiritual manusia. Hal ini terjadi pula pada musisinya itu sendiri. Seperti contoh aliran musik Ghotihc yang membawa mereka pada pembangkitan spiritual manusia.

(referensi : wikipedia, Music Of Mistery, Teologi Kontemporer)

Kamis, November 13, 2008

(0) Comments

Entah Ada Apa....

INDRA - POSTAR

INDRA - Akhir-akhir ini gw ngerasa terlalu banyak sudah gw di rugikan. Ada apa ya....?
Gaji gw di ambil orang, monitor gw rusak, nginstal komputer orang gak di bayar, pasangin internet di sebuah lembaga juga gak dibayar... Waduh, emang bingung gw. Makanya selama ini gw slalu bertanya-tanya dalam hati, kenapa koq kayanyagw selalu didzolimi orang. Tapi sepertinya semua itu ada hikmahnya.

Gaji gw? saat pembagian gaji di tempat gw kerja, gw nggak hadir. Lalu temen gw dengan inisiatif ngambil gaji gw di bagian keuangan. Niatnyaseh katanya mau langsung di serahin ke gw. Setelah dia ngambil,baru dia sms kalo gaji gw dah di ambil sama dia dan nanti akan ke tempat tinggal gw. Akhirnya gw tunggu terus menerus sampai saat ini nggak nongol-nongol tu orang. emosi gw udah nggak bisa di bendung lagi, akhirnya gw telpon ke hpnya nggak di angkat, sms nggak di bales.

Ayo, mau gimana lagi gw..? Dan selidik punya selidik, duit gajian gw tuch di pake alias minjem nggak ngomong, apa dong namanya ya kalau gitu? yang gw kaget lagi, ternyata itu duit di pake buat tambahan dana dia
Nikah. Kacau gak tuch...? Sampai sekarang entah gimana kelanjutannya. Gw juga bingung mau gimana lagi....

Yang pasti akhir-akhir ini gw ngerasa jadi orang yang paling sial.

Senin, November 10, 2008

(2) Comments

Salah Jurusan ( Antara Hobi Dan Kewajiban )

INDRA - POSTAR

INDRA - Salah jurusan ? koq bisa.... hampir tiap orang yang sudah tahu hobi gw pasti bilang kaya gitu semenjak gw kuliah he.... maklum lah hobi gw yang satu ini soalnya nggak nyambung banget ma jurusan yang gw ambil sekarang.

Kadang gw juga bingung juga kenapa bisa begini, tapi gak pernah di ambil pusing gw jalanin ja, lama kelamaan tambah nggak nyambung kemana-mana. hobi gw di seni.. tapi bukan air seni lho... hiks... hiks... Semua yang berbau seni gw suka dan seneng banget kecuali yang berbau kentut he.... Nah, lebih spesifiknya di seni musik.

Musik-musik apa aja gw suka, tapi gw gak cuman jadi penikmat tetapi lebih tertarik untuk bisa memainkannya dari semua gerne musik baik yang tradisional, modern atau kontemporer sekalipun. Terus, hubungannya apa sama kuliah..? Justru itu.

Yang lebih parah lagi, buku-buku kuliah gw kalah dengan buku-buku gw yang berbau seni dan budaya, sebetulnya gw udah cerita pada tulisan sebelumnya tentang kuliah gw yang ancur, tapi yang pengen gw baha sekarang adalah masalah Salah Jurusan.

Sempat terlontar dari sahabat-sahabat gw dengan nada sindiran mereka berkata " jangan sampai kuliah ganggu hobi lo" nggak kebalik tuch... mungkin karena gw memprioritaskan hobi gw di bandingkan seni, sampai-sampai dosen gw sendiri yang ngomong kalau gw salah jurusan.

Wah... repot kalau udah begini. Menurut gw kuliah adalah kewajiban padahal seandainya kuliah dijadikan hobi, pasti akan seiring dan sejalan.

Tapi gw maklum, kita di Indonesia bukan di Jepang, gw sering denger cerita orang-orang sukses yang latar pendidikannya berbeda dengan pekerjaan yang di gelutinya sekarang. Itu artinya bahwa apapun latar belakang bidang pendidkannya setelah lulus semuanya dikembalikan kepada minat dan bakat dari masing-masing individu.

Mungkin itulah yang jadi landasan gw saat ini sebagai bentuk apologi dari keadaan gw yang sampai saat ini masih ngurusin kuliah yang sempat terganggu dengan hobi.

Senin, November 10, 2008

(7) Comments

Facebook Indra Munawar

INDRA - POSTAR

INDRA - Untuk mengetahui Facebook saya, silahkan klik dibawah ini :


Facebook Indra Munawar


Dan jangan lupa, di Add ya!

Salam saya,




Indra Munawar

Senin, November 10, 2008

(0) Comments

Friendster Indra Munawar

INDRA - POSTAR

INDRA - Untuk mengetahui Friendster saya, silahkan klik dibawah ini :


Friendster Indra Munawar


Dan jangan lupa, di Add ya!

Salam saya,




Indra Munawar

Senin, November 10, 2008

(1) Comments

Shoutmix Indra (Forum)

INDRA - POSTAR

INDRA - Shout Mix

Jumlah Pengunjung Berbagai Negara

Indra's Blog Visitor
Profil Facebook Stif Blass

Sponsored Links