Terbaru
Senin, Maret 16, 2009
Aliran Postmodernisme (Filsafat Masa Kontemporer )
INDRA - POSTAR
INDRA - Postmodernisme sebagai trend dari suatu pemikiran yang sangat popular pada penghujung abad ke-20 ini merambah ke berbagai bidang dan disiplin filsafat dan ilmu pengetahuan. Pada awalnya postmodern lahir sebagai reaksi terhadap kegagalan modernisme.
Dalam modernisme, filsafat memang berpusat pada epistemologi yang bersandar pada gagasan tentang subjektivitas dan objektivitas murni yang satu sama lain terpisah tak saling berkaitan. Tugas pokok filsafat adalah mencari fondasi segala pengetahuan (fondasinalisme), dan tugas pokok subjek adalah mempresentasikan kenyataan objektif (Representasionalisme).
Wacana postmodern menjadi popular setelah Francois Lyotard (1924) menerbitkan bukunya The Postmodern Condition : A Report on Knowledge (1979). Modernitas menurut Lyotard ditandai oleh kisah-kisah besar yang mempunyai fungsi mengarahkan serta menjiwai masyarakat modern, mirip dengan mitos-mitos yang mendasari masyarakat primitif dulu.
Seperti halnya dengan mitos dalam masyarakat primitif, kisah-kisah besar pun melegitimasi institusi-institusi serta praktek-praktek sosial, sistem hukum serta moral, dan seluruh cara berfikir. Tetapi berbeda dengan mitos-mitos, kisah-kisah besar itu tidak mencari legitimitas dalam suatu peristiwa yang terjadi pada awal mula (seperti penciptaan oleh dewa-dewa), melainkan dalam suatu masa depan, dalam suatu ide yang harus diwujudkan. Salah satu contoh kisah besar yang berusaha mewujudkan ide seperti itu adalah emansipasi progresif dari rasio dan kebebasan dalam liberalisme politik.
Sumber Bacaan :
Rizal Muntansyir dkk, “Filsafat Ilmu”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta : 2004
Prof.Dr. Sutardjo A. Wiramihardja, “Pengantar Filsafat”, PT Refika Aditama, Bandung : 2006
Dalam modernisme, filsafat memang berpusat pada epistemologi yang bersandar pada gagasan tentang subjektivitas dan objektivitas murni yang satu sama lain terpisah tak saling berkaitan. Tugas pokok filsafat adalah mencari fondasi segala pengetahuan (fondasinalisme), dan tugas pokok subjek adalah mempresentasikan kenyataan objektif (Representasionalisme).
Wacana postmodern menjadi popular setelah Francois Lyotard (1924) menerbitkan bukunya The Postmodern Condition : A Report on Knowledge (1979). Modernitas menurut Lyotard ditandai oleh kisah-kisah besar yang mempunyai fungsi mengarahkan serta menjiwai masyarakat modern, mirip dengan mitos-mitos yang mendasari masyarakat primitif dulu.
Seperti halnya dengan mitos dalam masyarakat primitif, kisah-kisah besar pun melegitimasi institusi-institusi serta praktek-praktek sosial, sistem hukum serta moral, dan seluruh cara berfikir. Tetapi berbeda dengan mitos-mitos, kisah-kisah besar itu tidak mencari legitimitas dalam suatu peristiwa yang terjadi pada awal mula (seperti penciptaan oleh dewa-dewa), melainkan dalam suatu masa depan, dalam suatu ide yang harus diwujudkan. Salah satu contoh kisah besar yang berusaha mewujudkan ide seperti itu adalah emansipasi progresif dari rasio dan kebebasan dalam liberalisme politik.
Sumber Bacaan :
Rizal Muntansyir dkk, “Filsafat Ilmu”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta : 2004
Prof.Dr. Sutardjo A. Wiramihardja, “Pengantar Filsafat”, PT Refika Aditama, Bandung : 2006
Posting Komentar