Terbaru
Sabtu, Januari 10, 2009
Guru Musik Sebagai Akhir Produktifitas Musisi
INDRA - POSTAR
INDRA - Sebagai musisi tentunya akan diakui eksistensinya apabila terus produktif menghasilkan karya-karyanya baik untuk diri sendiri maupun untuk dinikmati orang lain. Semakin banyak karya-karya yang ia buat maka semakin diakui eksistensinya sebagai musisi.
Tetapi apakah guru musik bisa disebut sebagai musisi? Itulah yang selalu jadi pertanyaan dalam tulisan ini. Guru musik yang hanya mengajarkan materi musik atau pun teknik memainkan sebuah alat musik sebeulnya bisa saja dikatakan musisi, akan tetapi secara tidak langsung ada stigma dari masyarakat yang bersifat definitif bahwa guru musik hanyalah guru musik yaitu orang yang menguasai materi musik dan mampu mengajarkan kepada orang lain dah itu semua di jadikan sebagai profesi semata.
Tetapi apakah guru musik bisa disebut sebagai musisi? Itulah yang selalu jadi pertanyaan dalam tulisan ini. Guru musik yang hanya mengajarkan materi musik atau pun teknik memainkan sebuah alat musik sebeulnya bisa saja dikatakan musisi, akan tetapi secara tidak langsung ada stigma dari masyarakat yang bersifat definitif bahwa guru musik hanyalah guru musik yaitu orang yang menguasai materi musik dan mampu mengajarkan kepada orang lain dah itu semua di jadikan sebagai profesi semata.
Berdasarkan kisah-kisah nyata para musisi dan film-film tentang musik saya dapat menyimpulkan bahwa akhir perjalanan seorang musisi adalah menjadi guru musik. Hal ini menjadi tepat jika dikaitkan dengan sejauh mana ia menempatkan musik dalam dirinya, apakah sebagai kebutuhan atau sebagai sesuatu yang meresap dan menyatu dengan jiwanya.
Musisi yang tidak atau belum menemukan pengakuan dari hasil karyanya biasanya karena merasa pesimis dan putus asa maka mereka akan memutuskan untuk membagi ilmunya kepada orang lain dengan menjadikan kemampuan bermusiknya itu sebagai profesi yaitu menjadi guru musik demi kelangsungan hidup. Kisah nyata atau pun di film tentang musik, memang ini terjadi. Bahwa setelah menjadi guru musik, yang ia pikirkan yaitu bagaimana mengajar si anak didik, materi apa saja yang di sampaikan, berapa pendapatan perbulannya dari mengajar musik dan lain-lain.
Sementara ia sudah tidak mempedulikan lagi dengan karya-karya yang harus ia buat sebagai seorang musisi. Ini lah akhir perjalanan dari seorang musisi, hal ini dapat menjadi sebuah pilihan menjadi guru musik atau musisi sejati yang terus berkarya. Anda yang lebih tahu jawabannya.
Tulisan ini saya sampaikan untuk para musisi yang hampir putus asa dalam perjalanan bermusiknya.
Musisi yang tidak atau belum menemukan pengakuan dari hasil karyanya biasanya karena merasa pesimis dan putus asa maka mereka akan memutuskan untuk membagi ilmunya kepada orang lain dengan menjadikan kemampuan bermusiknya itu sebagai profesi yaitu menjadi guru musik demi kelangsungan hidup. Kisah nyata atau pun di film tentang musik, memang ini terjadi. Bahwa setelah menjadi guru musik, yang ia pikirkan yaitu bagaimana mengajar si anak didik, materi apa saja yang di sampaikan, berapa pendapatan perbulannya dari mengajar musik dan lain-lain.
Sementara ia sudah tidak mempedulikan lagi dengan karya-karya yang harus ia buat sebagai seorang musisi. Ini lah akhir perjalanan dari seorang musisi, hal ini dapat menjadi sebuah pilihan menjadi guru musik atau musisi sejati yang terus berkarya. Anda yang lebih tahu jawabannya.
Tulisan ini saya sampaikan untuk para musisi yang hampir putus asa dalam perjalanan bermusiknya.
0 Komentar Pembaca (reader comment) to "Guru Musik Sebagai Akhir Produktifitas Musisi"
Posting Komentar