Terbaru
Sabtu, Januari 10, 2009
Calon Sarjana Percaya Dukun
INDRA - POSTAR
INDRA - Sekitar 1 bulan yang lalu teman-teman satu angkatan saya di fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan (FITK UIN Jakarta) sebagian dari mereka ada yang sudah menyelesaikan skripsinya sebagai pintu gerbang dunia nyata atau menyelesaikan kuliahnya.
Setelah skripsi selesai lalu ada yang namanya sidang skripsi atau kalau bahasa uin nya sidang munaqasah, sidang ini dilaksanakan guna mempertanggung jawabkan hasil penelitian yang terkandung dalam skripsi baik penelitian kualitatif atau kuantitatif. Terus masalahnya dengan dukun apa?
Setelah skripsi selesai lalu ada yang namanya sidang skripsi atau kalau bahasa uin nya sidang munaqasah, sidang ini dilaksanakan guna mempertanggung jawabkan hasil penelitian yang terkandung dalam skripsi baik penelitian kualitatif atau kuantitatif. Terus masalahnya dengan dukun apa?
Nah.., dalam sidang munaqasah ini biasanya ada penguji yaitu dosen, dosen yang menguji bukan dosen pembimbig. Ada sekitar 3 orang mahasiswi yang saya kenal, 1 minggu sebelum mereka sidang mereka disibukan bukan dengan persiapan materi yang harus dipertanggungjawabkan tetapi malah sibuk nyari ‘orang pinter’ (padahal pinteran mereka kale…) ya bahasa kasarnya ‘Dukun’ lah. Si ‘orang pinter’ ini konon katanya bisa membuat lancarnya sidang skripsi.
Terus kenapa mesti cari dukun atau orang pinter ? soalnya mereka itu mendapat penguji yang terbilang suka mempersulit maksudnya dosen pengujinya Killer dan perfeksionis. Jadi supaya lancar ya pake dukun, serentak saya kaget mendengarnya. Setelah mereka sidang, mereka pun lulus dengan hasil cukup memuaskan, secara otomatis mereka tambah percaya saja sama dukun itu. Setelah saya tanya pengaruhnya apa, mereka menjawab bahwa dosen pengujinya itu dibuat menjadi merasa iba dan kasihan kepada mahasiswanya sehingga nilainya pun di besarkan dan dipermudah pengujiannya.
Waduh, pokoknya kalau ingat-ingat itu suka lucu dan ketawa-ketawa sendiri. Ya nggak habis pikir aja calon sarjana kok masih percaya dukun yang jelas-jelas merupakan mistisisme dalam islam. Terserah mereka mau percaya atau tidak, yang pasti harus dipertanyakan ilmu yang telah didapat selama kuliah.
Terus kenapa mesti cari dukun atau orang pinter ? soalnya mereka itu mendapat penguji yang terbilang suka mempersulit maksudnya dosen pengujinya Killer dan perfeksionis. Jadi supaya lancar ya pake dukun, serentak saya kaget mendengarnya. Setelah mereka sidang, mereka pun lulus dengan hasil cukup memuaskan, secara otomatis mereka tambah percaya saja sama dukun itu. Setelah saya tanya pengaruhnya apa, mereka menjawab bahwa dosen pengujinya itu dibuat menjadi merasa iba dan kasihan kepada mahasiswanya sehingga nilainya pun di besarkan dan dipermudah pengujiannya.
Waduh, pokoknya kalau ingat-ingat itu suka lucu dan ketawa-ketawa sendiri. Ya nggak habis pikir aja calon sarjana kok masih percaya dukun yang jelas-jelas merupakan mistisisme dalam islam. Terserah mereka mau percaya atau tidak, yang pasti harus dipertanyakan ilmu yang telah didapat selama kuliah.
9 Komentar Pembaca (reader comment) to "Calon Sarjana Percaya Dukun"
aneh karena pertama...mereka sarjana low masa msh percaya ma gtu2an???
kedua, mereka kuliah di UIN yg notabene univ islam negri kan??padahal jelas kalo di Islam percaya dukun,dkk adalah syirik!!wah waah...
kl univ lain mah mungkin g bakal kaya gn aq ngomontarinnya...
ni UIN lho...
y ampun.. ck..ck..ck..
btw kmu lumayan juga mas indra hehe^^
tapi itulah sebagian potret bangsa indonesia...percaya ORANG PINTER, percaya ma PONARI, dan masih banyak yang lainnya...Tugas kita lah untuk membuat bangsa ini menjadi lebih baik...KLO BUKAN KITA, SAPA LAGI!!!
sampe sekarangpun, nggak sedikit orang2 yang percaya hal2 begituan... bahkan pejabat2 tinggipun masih banyak kok yang pake2 dukun buat ngelancarain bisnis2 mereka..... kalu nggak ada faktanya, nggak mngkin juga dong produser2 film membuat cerita tentang dukun2n tu...
nggak aneh, tapi emang lucu....
cuma saya heran aja disini dengan judulnya.....
ampuh th kayaknya.... cobain ah....
hehehehe...
Posting Komentar