Terbaru
Jumat, Maret 13, 2009
Bicara Cinta Lewat Tulisan (Celoteh Hati Dede Supriatna)
INDRA - POSTAR
INDRA - Saat kucoba untuk menyusun tulisan ini masih ada perasaan yang masih tetap mengganjal di hati. Aku masih memandang dengan ketakutan. Lantas apa salahnya jika aku menciptakan hal seperti ini. Bukan hal yang menjadi permasalahan atau sebaliknya. Aku hanya menjadi perwudan akan semua yang telah menjadi kehendak hati. Jika menjadi kesalah akankah menyalahkan kehendak hati.
Tampa pernah bermaksud untuk menggangu ketenangan dalam kedamaianmu sehingga aku mencoba merangkainya. Sehingga aku mempunyai akan kenyakinan terhadap tulisan ini bahwa ini tak akan pernah menjadi petaka.
Apa yang aku rasakan adakah kau rasakan? Semua akan terjawab dari lembaran kertas ini. Saat pertama perkenalan yang terjalin diantara kita. Dan sampai saat ini mungkin akan merasakan sesuatu yang pernah kau temukan sebelumnya. Dalam hati yang pernah kau nodai sehingga aku merasakan sesuatu akan dirimu. Hingga aku bertanya kenapa semua ini ada. Lantas aku mulai mempertanyakan akan diriku ini seberapa jauh kita akan melangkah. Kita hanya dua manusia yang tak akan pernah mengenal jika kita tak akan pernah mencoba untuk jujur dalam diri kita masing-masing. Aku tak memaksa dirmu untuk membuka akan semua yang kau rasakan sehingga kau merasakan apa yang aku rasakan.
Ini adalah buah dari keberanian ku dan sebelum datang hari ini, yang tak pernah kuketahui dari mana datangnya. Tiba-tiba semuanya hadir tampa pernah kusadari. Aku mulai mentertawakan semuanya. Sebuah tanda Tanya besar dalam perjalan kehidupan ini kenapa aku bisa mengenal dirimu.
Hari telah tergantikan dengan hari dan semua kemabali kepada hari yang sama dengan keadaan yang tak akan pernah sama. Untuk hari ini yang kupandang adalah kelanjutan untuk hari kemaren. Hingga semuanya meninggalkan jejak-jejek. Semua telah terukir dengan seiringnya perjalanan waktu yang telah tercipta. Semua telah ada untuk sesuatu yang mungkin akan kita pertanyakan saat mentari bersinar dan semua tinggal kenangan.hingga kita akan bertanya kemana perginya hari yang telah indah.
kita telah menjadi bagian dari sejarah tersebut. Sehingga tercipta dua insan yang telah menghadirkan hal yang telah menjadi bagian dalam kehidupan ini. Awal yang tak pernah berujung sampai kita tak akan dipertemukan lagi oleh waktu yang tak berpihak lagi, meskipun saat kita bertemu telah berbeda.
Sejarah yang telah hadir tak akan bisa kuhapus dengan apapun karena ini adalah bagian dari kehidupanku. Sama halnya aku tak akan pernah mengahapus sisi hitam dari perjalan ini. Aku telah merasakan berada dalam labirin-labirin yang teramat sangat. Sehingga aku merasakan ini akhir dari semuanya.
Aku dalam kubangan saat aku jatuh dalam mulut buaya hingga jatuh dalam mulut macan. Sehingga aku merasakan kesendirian yang sangat. Tak akan ada dalam kehidupan ini akan keindahan itu sendiri. Tampa pernah menyadari aku mempunyai seseorang yang telah berarti dalam kehidupan ini.
Dia hadir dalam nyala lilin bagiku dan aku adalah lilin baginya. Dia terus hadir dalam hangatnya lilin meskipun aku tak pernah merasakan arti dari nyala lilin saat aku merasakan kebahagian. Aku merasakan lilin akan hadir saat semua terasa gelap.
Saat itu aku mendapat sandangan nama yang terasa aneh namun begitu berkesan saat itu aku diberi nama jalu. Nama ini adalah nama seokor ayam yang hidup ditinggal mati ibunya, semenjak dia memerlukan hangatnya kasih sanyang. Hingga dia terus berjuang hingga ia menjadi ayam yang begitu perkasa.
Memang sedikit lucu aku diberi nama dengan nama seekor nama ayam milik temanku. Atas dasar itu aku dengan bangga diri aku menyandang nama tersebut. Aku tumbuh dengan kesendirian yang terus tumbuh dikalangan jalanan. Yang telah lama melakat dalam kesendirianku.
Saat itu aku merasakan kata anjing lebih indah dari pada kata sanyang, mungkin saat itu aku merasakan kata anjing lebih tulus dari pada kata sanyang. Aku telah begitu muak mendengarnya.
Hingga waktu begitu kejam merampas apa yang aku punya, saat itu aku begitu rapuh kenapa aku harus berpisah dengan teman-temanku. Sampai aku menyadari bahwa ada pertemuan akan ada perpisahan. Mereka menatapku tetaplah menjadi jalu dan bahwa persahabatan tak akan pernah luntur dengan perjalan waktu. Dia adalah lilin untukku dan aku adalah untuknya. Kekurangan aku akan selalu ditutup dengan senyum. Saat kau datang apakah kau akan markir mobil seperti saat ini dan kita akan minum dalam botol harapan, menghabiskan malam bercerita akan hari esok. Hingga aku menyadari begitu berartinya mereka dalam kehidupan aku. Saat itu saat mereka tak ada mungkin bukanlah jalu yang akan menghapus langkah ini.
Hingga aku ada dalam kota yang asing ini. Selama ini aku telah melangkah dalam langkah yang tak menentu. Aku terus mengulang dalam perkataan ini bahwa aku jalu. Mungkin yang membuat aku begitu ego sehingga aku merasakan aku tak akan pernah menggantung dalam kehidupan ini.
Selaian sebab-sebab yang membuat aku begitu ego, saat aku mendengar perkataan abangku “jangan pernah melihat orang sehingga kau akan menilainya, coba lihalah dirimu” entah apa maksud dari apa yang diucpakannya.
Aku terus melangkah dengan apa yang menjadi kenyakinan aku terkadang aku saat semua terbanyang dari apa yang aku banggakan semua terus mengahantuiku, saat Iqbl “ kepakanlah sayapmu sampai kapan kau akan menggantungkan kepada sayap orang lain” atau saat sorot mata chair anwar dengan tajamnya seolah ia menyurukan jika kau menyukai aku jadilah aku saat waktuku tiba tak ada seorang yang mengganguku.
Entahlah apa yang menjadikan aku begitu ego. Mungkin semuanya sehingga aku telah menjadi laki-laki kasar yang tak mengetahui arti lemah lembut, sehingga sering kali membuta orang disisiku merasakan terluka.
Aku telah meresakan begitu kesepian meskipun aku terus mencoba untuk bertahan dari semuanya. Sampai saat waktu telah mempertemukan kita. Aku tak pernah menyadari bahwa kau telah datang dengan senyummu. Kau menawarkan saat meresakan kesendirian. Dan aku berujar kau adalah hujan bagiku dimana aku merasakan begitu asing bagiku. Meskipun aku tak pernah peduli akan hadirnya dirimu, kau hanya wanita manja hadir dari kalangannya tak pernah merasakan sakitnya kehilangan apa yang kita sanyangi.
Apalagi semenjak aku mengetahui bahwa kau dikelilingi dengan orang yang selalu menyanyangi dirimu.mungkin semua hadir dari kecemburuanku, aku yang cemburu mengharapkan belaian lembut dari seseorang yang menyanyingi aku. Aku telah mendustai diriku bahwa aku adalah manusia yang mengharapkan akan kasih sanyang. Hingga aku apakah aku pangtas untuk mendapatkan kasih sanyang tersebut.
Aku telah benar-benar tak percaya apalagi dengan namanya cinta. Dia hanya ada dalam kisah sinetron. Atau dongeng yang tak ada dalam alam nyata. Hingga aku menyadari bahwa aku masih mencari dari semuanya. Aku mencari orang yang sama sehingga aku tak pernah membuka diriku untuk mengenal persahabatan apalagi cinta. Aku masih mencari sahabatku dalam bentuk lain atau cinta yang pernah terjalin antara aku dengannya. Mereka begitu sempurna dalam kehidupanku.
Asih nama yang terindah yang ada dalam kehidupan ini sehingga kami telah menjalin mimpi bersamanya. Dia orang yang menemani aku saat aku merasakan jatuh. Dia hadir saat aku kehilangan orang yang telah begitu menyakitkan aku. Dia menyakan bahwa ada orang yang sanyang terhadap aku. Wulan dengan sesosok penganti ibuku. Mungkin kau telah mendengar dari ceritaku karena rasa sanyangku sehingga aku telah memutuskannya. Dia adalah orang yang telah menerima aku dengan segala apa yang aku miliku.
Hingga saat ini aku terus mencari orang sepertinya hingga aku menyakini bahwa tak akan ada orang yang akan menggantikan dia. Meskipun aku mencari cinta dalam bentuk lain hingga aku menyadari bahwa hatiku tak akan terbuka karena aku masih mengharapkan waktu akan berpihak terhadapku. Hatiku terlalu ankuh untuk mengenal wanita lain, sehingga mereka akan mengenal aku dalam bentuk laki-laki yang begitu sombong.
Aku terus berjalan dengan kesombongan aku. Aku tak akan pernah tau adakah dia dalam bentuk lain dan aku sadar bahwa tak akan pernah ada aku terlalu menuntut akan kesempurnaan bahwa yang hadir adalah temanku dan kekasih yang selalu menghantui aku. Aku tak pernah terlepas dari semuanya jika aku tak pernah membuka diri.
Saat kau hadir pertama menjadi pertanyaanku adalah kegilaan dirimu kenapa kau mau berteman dengan orang gila seperti aku. aku tak pernah tau apa maksud dari apa yang telah kau tawarkan dari perkenalan itu, adakah aku cukup baik sehingga kau mau bereman dengan diriku.
Masih terekam dengan jelas apa yang telah apa yang telah terjadi diantara kita. Aku tak pernah mengukit atas apa yang telah terjadi diantara kita.
Yang jelas aku pernah merasakan keindahan dan entah kenapa saat kau tak ada aku merasakan kegelisaahan yang sangat. saat sejarah mencatat apa yang pernah terjadi diantara kita. Tak seperti biasanya aku merasakan kegelisahan biasanya tak ada yang lebih menggelisahakan selain saat tak ada roko ditanganku.
Entahlah apakah ini yang dinamakan cinta. Seandai aku mencintaimu aku hanya ingin memberikan rasa cintaku dengan ketulusan dengan segala apapun yang mampu aku berikan dengan segala kelemahan yang aku miliki. Bukan hanya kata cinta yang akan terucap cinta bukanlah utnuk mengikat sehingga mereka tak mampu untuk terbang. Cinta adalah memadukan rasa, bukan untuk memenjarakannya.
Cinta adalah sacral dan seberapa mampu kita akan menjaga dari perasaan tersebut. Bukan hanya permainan ranjang. Atau pengatas namaan cinta sehingga membuat cinta ternoda.
Dan apa yang telah aku berikan aku tak akan meminta atas apa yang aku berikan. Satu hal yang tak mampu kudustai bahwa aku sanyang dan sedikitpun aku mengharapkan rasa sanyang yang akan kau berikan. Biarkanlah rasa itu hadir dengan sendirinya jika itu yang akan kau rasakan terhadapku.
Tampa pernah bermaksud untuk menggangu ketenangan dalam kedamaianmu sehingga aku mencoba merangkainya. Sehingga aku mempunyai akan kenyakinan terhadap tulisan ini bahwa ini tak akan pernah menjadi petaka.
Apa yang aku rasakan adakah kau rasakan? Semua akan terjawab dari lembaran kertas ini. Saat pertama perkenalan yang terjalin diantara kita. Dan sampai saat ini mungkin akan merasakan sesuatu yang pernah kau temukan sebelumnya. Dalam hati yang pernah kau nodai sehingga aku merasakan sesuatu akan dirimu. Hingga aku bertanya kenapa semua ini ada. Lantas aku mulai mempertanyakan akan diriku ini seberapa jauh kita akan melangkah. Kita hanya dua manusia yang tak akan pernah mengenal jika kita tak akan pernah mencoba untuk jujur dalam diri kita masing-masing. Aku tak memaksa dirmu untuk membuka akan semua yang kau rasakan sehingga kau merasakan apa yang aku rasakan.
Ini adalah buah dari keberanian ku dan sebelum datang hari ini, yang tak pernah kuketahui dari mana datangnya. Tiba-tiba semuanya hadir tampa pernah kusadari. Aku mulai mentertawakan semuanya. Sebuah tanda Tanya besar dalam perjalan kehidupan ini kenapa aku bisa mengenal dirimu.
Hari telah tergantikan dengan hari dan semua kemabali kepada hari yang sama dengan keadaan yang tak akan pernah sama. Untuk hari ini yang kupandang adalah kelanjutan untuk hari kemaren. Hingga semuanya meninggalkan jejak-jejek. Semua telah terukir dengan seiringnya perjalanan waktu yang telah tercipta. Semua telah ada untuk sesuatu yang mungkin akan kita pertanyakan saat mentari bersinar dan semua tinggal kenangan.hingga kita akan bertanya kemana perginya hari yang telah indah.
kita telah menjadi bagian dari sejarah tersebut. Sehingga tercipta dua insan yang telah menghadirkan hal yang telah menjadi bagian dalam kehidupan ini. Awal yang tak pernah berujung sampai kita tak akan dipertemukan lagi oleh waktu yang tak berpihak lagi, meskipun saat kita bertemu telah berbeda.
Sejarah yang telah hadir tak akan bisa kuhapus dengan apapun karena ini adalah bagian dari kehidupanku. Sama halnya aku tak akan pernah mengahapus sisi hitam dari perjalan ini. Aku telah merasakan berada dalam labirin-labirin yang teramat sangat. Sehingga aku merasakan ini akhir dari semuanya.
Aku dalam kubangan saat aku jatuh dalam mulut buaya hingga jatuh dalam mulut macan. Sehingga aku merasakan kesendirian yang sangat. Tak akan ada dalam kehidupan ini akan keindahan itu sendiri. Tampa pernah menyadari aku mempunyai seseorang yang telah berarti dalam kehidupan ini.
Dia hadir dalam nyala lilin bagiku dan aku adalah lilin baginya. Dia terus hadir dalam hangatnya lilin meskipun aku tak pernah merasakan arti dari nyala lilin saat aku merasakan kebahagian. Aku merasakan lilin akan hadir saat semua terasa gelap.
Saat itu aku mendapat sandangan nama yang terasa aneh namun begitu berkesan saat itu aku diberi nama jalu. Nama ini adalah nama seokor ayam yang hidup ditinggal mati ibunya, semenjak dia memerlukan hangatnya kasih sanyang. Hingga dia terus berjuang hingga ia menjadi ayam yang begitu perkasa.
Memang sedikit lucu aku diberi nama dengan nama seekor nama ayam milik temanku. Atas dasar itu aku dengan bangga diri aku menyandang nama tersebut. Aku tumbuh dengan kesendirian yang terus tumbuh dikalangan jalanan. Yang telah lama melakat dalam kesendirianku.
Saat itu aku merasakan kata anjing lebih indah dari pada kata sanyang, mungkin saat itu aku merasakan kata anjing lebih tulus dari pada kata sanyang. Aku telah begitu muak mendengarnya.
Hingga waktu begitu kejam merampas apa yang aku punya, saat itu aku begitu rapuh kenapa aku harus berpisah dengan teman-temanku. Sampai aku menyadari bahwa ada pertemuan akan ada perpisahan. Mereka menatapku tetaplah menjadi jalu dan bahwa persahabatan tak akan pernah luntur dengan perjalan waktu. Dia adalah lilin untukku dan aku adalah untuknya. Kekurangan aku akan selalu ditutup dengan senyum. Saat kau datang apakah kau akan markir mobil seperti saat ini dan kita akan minum dalam botol harapan, menghabiskan malam bercerita akan hari esok. Hingga aku menyadari begitu berartinya mereka dalam kehidupan aku. Saat itu saat mereka tak ada mungkin bukanlah jalu yang akan menghapus langkah ini.
Hingga aku ada dalam kota yang asing ini. Selama ini aku telah melangkah dalam langkah yang tak menentu. Aku terus mengulang dalam perkataan ini bahwa aku jalu. Mungkin yang membuat aku begitu ego sehingga aku merasakan aku tak akan pernah menggantung dalam kehidupan ini.
Selaian sebab-sebab yang membuat aku begitu ego, saat aku mendengar perkataan abangku “jangan pernah melihat orang sehingga kau akan menilainya, coba lihalah dirimu” entah apa maksud dari apa yang diucpakannya.
Aku terus melangkah dengan apa yang menjadi kenyakinan aku terkadang aku saat semua terbanyang dari apa yang aku banggakan semua terus mengahantuiku, saat Iqbl “ kepakanlah sayapmu sampai kapan kau akan menggantungkan kepada sayap orang lain” atau saat sorot mata chair anwar dengan tajamnya seolah ia menyurukan jika kau menyukai aku jadilah aku saat waktuku tiba tak ada seorang yang mengganguku.
Entahlah apa yang menjadikan aku begitu ego. Mungkin semuanya sehingga aku telah menjadi laki-laki kasar yang tak mengetahui arti lemah lembut, sehingga sering kali membuta orang disisiku merasakan terluka.
Aku telah meresakan begitu kesepian meskipun aku terus mencoba untuk bertahan dari semuanya. Sampai saat waktu telah mempertemukan kita. Aku tak pernah menyadari bahwa kau telah datang dengan senyummu. Kau menawarkan saat meresakan kesendirian. Dan aku berujar kau adalah hujan bagiku dimana aku merasakan begitu asing bagiku. Meskipun aku tak pernah peduli akan hadirnya dirimu, kau hanya wanita manja hadir dari kalangannya tak pernah merasakan sakitnya kehilangan apa yang kita sanyangi.
Apalagi semenjak aku mengetahui bahwa kau dikelilingi dengan orang yang selalu menyanyangi dirimu.mungkin semua hadir dari kecemburuanku, aku yang cemburu mengharapkan belaian lembut dari seseorang yang menyanyingi aku. Aku telah mendustai diriku bahwa aku adalah manusia yang mengharapkan akan kasih sanyang. Hingga aku apakah aku pangtas untuk mendapatkan kasih sanyang tersebut.
Aku telah benar-benar tak percaya apalagi dengan namanya cinta. Dia hanya ada dalam kisah sinetron. Atau dongeng yang tak ada dalam alam nyata. Hingga aku menyadari bahwa aku masih mencari dari semuanya. Aku mencari orang yang sama sehingga aku tak pernah membuka diriku untuk mengenal persahabatan apalagi cinta. Aku masih mencari sahabatku dalam bentuk lain atau cinta yang pernah terjalin antara aku dengannya. Mereka begitu sempurna dalam kehidupanku.
Asih nama yang terindah yang ada dalam kehidupan ini sehingga kami telah menjalin mimpi bersamanya. Dia orang yang menemani aku saat aku merasakan jatuh. Dia hadir saat aku kehilangan orang yang telah begitu menyakitkan aku. Dia menyakan bahwa ada orang yang sanyang terhadap aku. Wulan dengan sesosok penganti ibuku. Mungkin kau telah mendengar dari ceritaku karena rasa sanyangku sehingga aku telah memutuskannya. Dia adalah orang yang telah menerima aku dengan segala apa yang aku miliku.
Hingga saat ini aku terus mencari orang sepertinya hingga aku menyakini bahwa tak akan ada orang yang akan menggantikan dia. Meskipun aku mencari cinta dalam bentuk lain hingga aku menyadari bahwa hatiku tak akan terbuka karena aku masih mengharapkan waktu akan berpihak terhadapku. Hatiku terlalu ankuh untuk mengenal wanita lain, sehingga mereka akan mengenal aku dalam bentuk laki-laki yang begitu sombong.
Aku terus berjalan dengan kesombongan aku. Aku tak akan pernah tau adakah dia dalam bentuk lain dan aku sadar bahwa tak akan pernah ada aku terlalu menuntut akan kesempurnaan bahwa yang hadir adalah temanku dan kekasih yang selalu menghantui aku. Aku tak pernah terlepas dari semuanya jika aku tak pernah membuka diri.
Saat kau hadir pertama menjadi pertanyaanku adalah kegilaan dirimu kenapa kau mau berteman dengan orang gila seperti aku. aku tak pernah tau apa maksud dari apa yang telah kau tawarkan dari perkenalan itu, adakah aku cukup baik sehingga kau mau bereman dengan diriku.
Masih terekam dengan jelas apa yang telah apa yang telah terjadi diantara kita. Aku tak pernah mengukit atas apa yang telah terjadi diantara kita.
Yang jelas aku pernah merasakan keindahan dan entah kenapa saat kau tak ada aku merasakan kegelisaahan yang sangat. saat sejarah mencatat apa yang pernah terjadi diantara kita. Tak seperti biasanya aku merasakan kegelisahan biasanya tak ada yang lebih menggelisahakan selain saat tak ada roko ditanganku.
Entahlah apakah ini yang dinamakan cinta. Seandai aku mencintaimu aku hanya ingin memberikan rasa cintaku dengan ketulusan dengan segala apapun yang mampu aku berikan dengan segala kelemahan yang aku miliki. Bukan hanya kata cinta yang akan terucap cinta bukanlah utnuk mengikat sehingga mereka tak mampu untuk terbang. Cinta adalah memadukan rasa, bukan untuk memenjarakannya.
Cinta adalah sacral dan seberapa mampu kita akan menjaga dari perasaan tersebut. Bukan hanya permainan ranjang. Atau pengatas namaan cinta sehingga membuat cinta ternoda.
Dan apa yang telah aku berikan aku tak akan meminta atas apa yang aku berikan. Satu hal yang tak mampu kudustai bahwa aku sanyang dan sedikitpun aku mengharapkan rasa sanyang yang akan kau berikan. Biarkanlah rasa itu hadir dengan sendirinya jika itu yang akan kau rasakan terhadapku.
0 Komentar Pembaca (reader comment) to "Bicara Cinta Lewat Tulisan (Celoteh Hati Dede Supriatna)"
Posting Komentar