Terbaru
Jumat, Maret 13, 2009
Pesan Islam (Resensi Buku)
INDRA - POSTAR
INDRA - Judul : Pesan Islam
Pengarang : Syed Abul Hasan Ali Nadwi
Penerbit : Angkasa Bandung
Tebal Halaman : vii-151
Buku Pesan Islam ini merupakan hasil penyatuan dan penyuntingan yang luas dari kumpulan tiga buah pidato yang disampaikan di Inggris bersama tiga buah artikelnya yang diterbitkan di bawah judul Speaking Plainly to The West serta terjemahan Inggris dari pidato-pidato itu yang berjudul From The Depth of The Heart in Amerika yang di terjemahkan dari bahasa Urdu oleh Muhammad Asif Kidwai. Kedua buku itu memberikan wawasan yang bernilai terhadap keadaan peradaban barat yang membahayakan, kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahannya, dan membahas secara agak panjang lebar peranan dan tanggung jawab umat Islam yang tinggal di Barat.
Buku ini terbagi dalam dua bagian, bagian satu yaitu Barat: kegawatannya dan pesan Islam terdiri atas tujuh bab. Bagian ini terutama menegur Barat menganalilsis sejarahnya, watak-watak, pencapaian-pencapaian, kekurangan-kekurangannya dan mengajaknya masuk Islam sebagai satu-satunya dalam hidup yang cocok dan bergairah bagi umat manusia, sambil menjelaskan alasan-alasan sejarah dari sikap Barat terhadap Islam. Bagian dua yaitu umat Islam: misi dan masyarakat terdiri atas sembilan bab yang terutama menghimbau umat Islam yang tinggal di Barat, sambil menguraikan dan menegaskan misi dan peranan mereka di Barat sebagai duta-duta Islam, memeriksa situasi mereka, memperingatkan akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi sementara mereka berada dalam lingkungan yang tidak Islami dan menegaskan jalan-jalan serta cara-cara yang dapat menjaga Agama dan identitas mereka.
Nadwi menegaskan bahwa kehadiran umat Islam di Barat hanya mempunyai satu pembenaran: menyampaikan pesan Islam kepada teman mereka disana, baik dengan kata-kata maupun dengan contoh. Dia juga membuat analisis yang tajam tentang situasi yang umum terjadi di negeri-negeri muslim sebagai akibat dari pengaruh kolonialisme dan peradaban Barat.
Nadwi menyadarkan para mahasiswa muslim di Barat akan kelemahan kebudayaan yang melingkungi hidup mereka begitu pula kebudayaan yang mewarnai tempat kehidupan mereka. Berbagai bab secara logis dan konsisten membahas keprihatinan yang diuraikan diatas. Bab satu dimulai dengan memeriksa jurang yang memisahkan timur yang muslim dengan barat yang Kristen. Bab ini meneliti pengaruh besar dari perang salib, kolonialisme, dan orientalisme dalam menciptakan dan mengekalkan hubungan kecurigaan kekhawatiran dan pemusuhan diantara dua kebudayaan, dan menegaskan bahwa pesan dari Nabi-nabi Allah, yang mengangkat manusia, bisa menjadi satu-satunya bagi kerukunan kembali diantara mereka.
Bab dua mencoba menemukan sebab yang menghalangi Barat menerima pesan Nabi-nabi Allah. Sambil menelusuri sejarah Yunani dan Romawi dan sejarah dunia abad ke enam yang kemudian diikuti dengan kehadiran umat Islam di Spanyol, bab ini memaparkan kesombongan dan kecongkakkan sebagai penghalang utama bagi Barat untuk melihat kebenaran berita Nabi. Bab tiga beralih ke Jerman Karena mengenal sumbangan-sumbangannya yang radikal terhadap pemikiran dan filsafat Barat, sifat-sifat inovasi dan industrinya, dan tawarannya yang tidak berhasil bagi kepemimpinan dunia, Nadwi menyesal karena Jerman juga pasti tidak mampu membuat cetakan dan peta baru bagi dirinya dan bagi peradaban Barat. Dunia memerlukan Islam : suatu bangsa bisa tampil dan mengambil kepemimpinan. Kenapa bukan Jerman?
Bab lima menunjukkan bagaimana manusia, didalam menolak menjadi abdi bagi satu Tuhan, menjadi budak bagi ciptaannya sendiri, tekhnologinya dan mesin-mesinnya. Kemiskinan spiritual ini terutama dilukiskan dalam konteks Amerika. Akibat-akibat tragis dari kenyataan bahwa Islam tidak mencapai Amerika dan Barat,dibahas dalam bab enam, dimana semua orang Islam yang tinggal di Amerika kini didesak untuk menerima tugas membawa pesan ini kepada orang-orang Amerika. Bab tujuh berupaya menghubungkan bagian satu dengan bagian Dua.
Bahwa umat Islam harus hidup sebagai wakil-wakil Islam dan menyampaikan pesannya kepada Amerika merupakan tema dari bab delapan. Bab sembilan mengemukakan bahwa tidak ada alasan bagi ummat islam untuk meratapi tugas ini, asal saja mereka mempunyai keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan.
Pad bab sepuluh dan sebelas, kita alihkan perhatian kepada beberapa persoalan khusus yang harus dihadapi oleh para imigran di Barat sebagai suatu masyarakat Idiologis. Terutama kedua bab ini menekankan pentingnya lingkungan yang Islami, yang didasarkan pada persaudaraan bagi pemeliharaan dan penguatan Agama dan identitas Islam, yang tanpa hal itu ummat Islam tidak bisa hidup sebagai ummat Islam, tidak pula melaksanakan misi mereka. Akan tetapi, hanya keyakinan dan kecintaan kepada Allah dan Rasulnyalah yang bisa menjadi landasan yang abadi dan stabil bagi pesaudaraan yang benar-benar Islami, demikian bab dua belas menekakan. Bab tiga belas menguraikan suatu nasihat yang khusus dan bernilai bagi para imigran Islam di Barat sehingga mereka bisa hidup sebagai orang-orang Islam dan menjadikan anak-anak mereka sebagai Muslim.
Bab keempat belas yang dialamatkan kepada para wanita Islam, menekankan kekuatan hubungan saling ketergantungan dan saling mencintai diantara laki-laki dan perempuan, yang dibentuk dengan nama Allah dan menjelaskannya bahwa sebagai muslim mereka berdua mempunyai tanggung jawab yang sama. Bab lima belas dan enam belas ditujukan kepada orang-orang muda Islam yang tinggal di Barat baik untuk belajar maupun untuk bekerja. Setelah menguraikan situasi di Barat dan Negara-negara muslim, ia meminta mereka menolak dibanjiri kebudayaan asing yang melingkupi hidup mereka, menyajikan secara berani pesan Islam, dan mempersiapkan diri bagi tanggung jawab yang menunggu kepulangan mereka.
Pengarang : Syed Abul Hasan Ali Nadwi
Penerbit : Angkasa Bandung
Tebal Halaman : vii-151
Buku Pesan Islam ini merupakan hasil penyatuan dan penyuntingan yang luas dari kumpulan tiga buah pidato yang disampaikan di Inggris bersama tiga buah artikelnya yang diterbitkan di bawah judul Speaking Plainly to The West serta terjemahan Inggris dari pidato-pidato itu yang berjudul From The Depth of The Heart in Amerika yang di terjemahkan dari bahasa Urdu oleh Muhammad Asif Kidwai. Kedua buku itu memberikan wawasan yang bernilai terhadap keadaan peradaban barat yang membahayakan, kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahannya, dan membahas secara agak panjang lebar peranan dan tanggung jawab umat Islam yang tinggal di Barat.
Buku ini terbagi dalam dua bagian, bagian satu yaitu Barat: kegawatannya dan pesan Islam terdiri atas tujuh bab. Bagian ini terutama menegur Barat menganalilsis sejarahnya, watak-watak, pencapaian-pencapaian, kekurangan-kekurangannya dan mengajaknya masuk Islam sebagai satu-satunya dalam hidup yang cocok dan bergairah bagi umat manusia, sambil menjelaskan alasan-alasan sejarah dari sikap Barat terhadap Islam. Bagian dua yaitu umat Islam: misi dan masyarakat terdiri atas sembilan bab yang terutama menghimbau umat Islam yang tinggal di Barat, sambil menguraikan dan menegaskan misi dan peranan mereka di Barat sebagai duta-duta Islam, memeriksa situasi mereka, memperingatkan akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi sementara mereka berada dalam lingkungan yang tidak Islami dan menegaskan jalan-jalan serta cara-cara yang dapat menjaga Agama dan identitas mereka.
Nadwi menegaskan bahwa kehadiran umat Islam di Barat hanya mempunyai satu pembenaran: menyampaikan pesan Islam kepada teman mereka disana, baik dengan kata-kata maupun dengan contoh. Dia juga membuat analisis yang tajam tentang situasi yang umum terjadi di negeri-negeri muslim sebagai akibat dari pengaruh kolonialisme dan peradaban Barat.
Nadwi menyadarkan para mahasiswa muslim di Barat akan kelemahan kebudayaan yang melingkungi hidup mereka begitu pula kebudayaan yang mewarnai tempat kehidupan mereka. Berbagai bab secara logis dan konsisten membahas keprihatinan yang diuraikan diatas. Bab satu dimulai dengan memeriksa jurang yang memisahkan timur yang muslim dengan barat yang Kristen. Bab ini meneliti pengaruh besar dari perang salib, kolonialisme, dan orientalisme dalam menciptakan dan mengekalkan hubungan kecurigaan kekhawatiran dan pemusuhan diantara dua kebudayaan, dan menegaskan bahwa pesan dari Nabi-nabi Allah, yang mengangkat manusia, bisa menjadi satu-satunya bagi kerukunan kembali diantara mereka.
Bab dua mencoba menemukan sebab yang menghalangi Barat menerima pesan Nabi-nabi Allah. Sambil menelusuri sejarah Yunani dan Romawi dan sejarah dunia abad ke enam yang kemudian diikuti dengan kehadiran umat Islam di Spanyol, bab ini memaparkan kesombongan dan kecongkakkan sebagai penghalang utama bagi Barat untuk melihat kebenaran berita Nabi. Bab tiga beralih ke Jerman Karena mengenal sumbangan-sumbangannya yang radikal terhadap pemikiran dan filsafat Barat, sifat-sifat inovasi dan industrinya, dan tawarannya yang tidak berhasil bagi kepemimpinan dunia, Nadwi menyesal karena Jerman juga pasti tidak mampu membuat cetakan dan peta baru bagi dirinya dan bagi peradaban Barat. Dunia memerlukan Islam : suatu bangsa bisa tampil dan mengambil kepemimpinan. Kenapa bukan Jerman?
Bab lima menunjukkan bagaimana manusia, didalam menolak menjadi abdi bagi satu Tuhan, menjadi budak bagi ciptaannya sendiri, tekhnologinya dan mesin-mesinnya. Kemiskinan spiritual ini terutama dilukiskan dalam konteks Amerika. Akibat-akibat tragis dari kenyataan bahwa Islam tidak mencapai Amerika dan Barat,dibahas dalam bab enam, dimana semua orang Islam yang tinggal di Amerika kini didesak untuk menerima tugas membawa pesan ini kepada orang-orang Amerika. Bab tujuh berupaya menghubungkan bagian satu dengan bagian Dua.
Bahwa umat Islam harus hidup sebagai wakil-wakil Islam dan menyampaikan pesannya kepada Amerika merupakan tema dari bab delapan. Bab sembilan mengemukakan bahwa tidak ada alasan bagi ummat islam untuk meratapi tugas ini, asal saja mereka mempunyai keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan.
Pad bab sepuluh dan sebelas, kita alihkan perhatian kepada beberapa persoalan khusus yang harus dihadapi oleh para imigran di Barat sebagai suatu masyarakat Idiologis. Terutama kedua bab ini menekankan pentingnya lingkungan yang Islami, yang didasarkan pada persaudaraan bagi pemeliharaan dan penguatan Agama dan identitas Islam, yang tanpa hal itu ummat Islam tidak bisa hidup sebagai ummat Islam, tidak pula melaksanakan misi mereka. Akan tetapi, hanya keyakinan dan kecintaan kepada Allah dan Rasulnyalah yang bisa menjadi landasan yang abadi dan stabil bagi pesaudaraan yang benar-benar Islami, demikian bab dua belas menekakan. Bab tiga belas menguraikan suatu nasihat yang khusus dan bernilai bagi para imigran Islam di Barat sehingga mereka bisa hidup sebagai orang-orang Islam dan menjadikan anak-anak mereka sebagai Muslim.
Bab keempat belas yang dialamatkan kepada para wanita Islam, menekankan kekuatan hubungan saling ketergantungan dan saling mencintai diantara laki-laki dan perempuan, yang dibentuk dengan nama Allah dan menjelaskannya bahwa sebagai muslim mereka berdua mempunyai tanggung jawab yang sama. Bab lima belas dan enam belas ditujukan kepada orang-orang muda Islam yang tinggal di Barat baik untuk belajar maupun untuk bekerja. Setelah menguraikan situasi di Barat dan Negara-negara muslim, ia meminta mereka menolak dibanjiri kebudayaan asing yang melingkupi hidup mereka, menyajikan secara berani pesan Islam, dan mempersiapkan diri bagi tanggung jawab yang menunggu kepulangan mereka.
0 Komentar Pembaca (reader comment) to "Pesan Islam (Resensi Buku)"
Posting Komentar