Terbaru
Kamis, Juni 11, 2009
Cara Penggunaan Quantum Learning
INDRA - POSTAR
INDRA - Cara Penggunaan Quantum Learning
1. Penemuan AMBAK
Dalam bahasa Quantum Learning, merumuskan tujuan disebut sebagai proses mencari AMBAK. AMBAK adalah akronim dari “Apa Manfaatnya bagiku?” Menurut Quantum Learning, AMBAK yang sangat jelas dan spesifik akan dapat memotivasi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara hebat. AMBAK yang dapat memotivasi diri dapat dilakukan lewat kegiatan bertanya.
AMBAK telah membantu kita untuk membangun emosi positif di dalam diri dan kemungkinan besar dapat mengusir emosi negatif yang telam bersemayam lama di dalam diri seseorang. AMBAK juga akan mendorong pengajar mengaitkan materi pelajaran yang diajarkan dengan keseharian anak didik.
Informasi formal tidak dapat begitu saja digali dari teks atau pendidik dan tersimpan sebagai pengetahuan instan dalam pikiran siswa. Informasi harus diolah lebih dulu sebelum menjadi informasi yang bermanfaat didalam otak siswa.
Menurut Win Wenger tidak ada yang disebut mengajar karena semua pembelajaran adalah hasil kreasi pemelajar. Maksudnya pembelajaran tidak mungkin sesuai dengan himpunan informasi yang disampaikan kepada pembelajar melalui teks atau pendidik, tetapi tidak ada pembelajaran yang berlangsung tanpa diciptakan sendiri oleh siswa.
Oleh sebab itu, AMBAK sangat dibutuhkan dalam setiap pembelajaran. Karena tanpa informasi yang didapatkan dalam proses belajar mengajar akan terbuang sia-sia. Dan dengan meciptakan AMBAK pada diri masing-masing diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu seseorang untuk mempelajari suatu bidang dan menambah keinginan untuk mempelajari bidang lainnya.
2. Pemberian pujian positif
Ucapkanlah pujian setiap kali menyelesaikan suatu pekerjaan. Ulangi pujian setiap kali memerlukannya. Ubahlah umpan- balik negatif dengan cara sepositif mungkin.
3. Penggunaan tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar
Jika melakukan pekerjaan di lingkungan yang ditata dengan baik, maka lebih mudah untuk mengembangkan dan mempertahankan sikap juara. Jika ditata dengan baik, lingkungan dapat menjadi sarana yang bernilai dalam membangun dan mempertahankan sikap positif.
Sebelum suatu pelajaran dimulai, ubahlah ruang kelas menjadi suatu tempat di mana siswa akan merasa nyaman, terdorong, dan mendapat dukungan. Masukkan tanaman dan musik, dan jika diperlukan sesuaikan temperatur kelas. Hiasi dinding-dinding dengan poster indah dan tulisan-tulisan yang bermakna positif .
4. Pencarian cara belajar diri
Ketahuilah gaya belajar diri sendiri. Akrab dengan gaya belajar sendiri akan membantu untuk mempermudah dan mempercepat pembelajaran. Dan juga, dapat mempermudah mengetahui cara belajar orang lain. Sehingga dengan mudah melakukan penyesuaian-penyesuaian diri dalam menerima masukan dan dapat mempererat hubungan kerjasama antar individu.
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, disekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Dengan memahami gaya belajar dapat memudahkan siswa dalam menyerap dan mengolah informasi.
Mengetahui gaya belajar yang berbeda ini telah membantu para guru untuk mendekati murid di mana pun. Banyak ciri-ciri perilaku merupakan petunjuk kecenderungan belajar. Berikut ini cara-cara menentukan gaya belajar siswa.
Orang Visual
1) Mengingat apa yang dilihat, dari pada yang didengar.
2) Mengingat dengan asosiasi visual.
3) Biasanya tidak terganggu oleh keributan.
4) Mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal kecuali ditulis.
5) Lebih suka membaca dari pada dibacakan.
6) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ditelepon dan dalam rapat.
7) Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain.
8) Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada berpidato.
9) Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata.
Orang Auditorial
1) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja.
2) Mudah terganggu oleh keributan.
3) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca.
4) Lebih suka musik daripada seni.
5) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar.
6) Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik.
Orang Kinestetik
1) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka.
2) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak.
3) Belajar melalui, memanipulasi, dan praktik.
4) Menghapal dengan cara berjalan dan melihat.
5) Menggunakan jari penunjuk ketika membaca.
6) Banyak menggunakan isyarat tubuh.
7) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.
8) Tidak dapat mengingat geografi kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu.
9) Kemungkinan tulisannya jelek.
10) Menyukai permainan yang menyibukkan.
Dengan mengetahui cara belajar masing-masing individu. Maka diharapkan siswa dengan medah dapat menyerap segala informasi dan menghilangkan kejenuhan disaat proses belajar mengajar berlangsung, khususnya pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam yang memerlukan pemahaman yang mendalam.
5. Penggunaan Peta Pikiran (mind map)
Peta pikiran adalah pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.
Teknik pencacatan ini dikembangkan pada tahun 1970-an oleh Tony Buzan dan didasarkan pada riset tentang bagaimana cara kerja otak yang sebenarnya. Otak sering kali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan perasaan. Dalam mencatat sebaiknya tidak hanya menggunakan teks, namun juga memanfaatkan gambar. Jika perlu perkaya catatan dengan warna, sebab otak senang dengan warna.
Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah. Ini jauh lebih mudah dari pada metode pencatatan tradisional karena ia mengaktifkan kedua belahan otak. Cara ini juga menenangkan, menyenangkan, dan kreatif. Pikiran tidak akan menjadi mandeg mengulangi catatan, jika catatan-catatan tersebut dibuat dalam bentuk peta pikiran.
Peta pikiran mempunyai kelebihan dibandingkan cara catatan yang lain. Dengan beberapa keunggulannya antara lain fleksibel, dapat memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman dan menyenangkan.
6. Perayaan Keberhasilan
Ketika tujuan telah dicapai maka rayakanlah. Perayaan prestasi akan memberikan perasaan keberhasilan, penyelesaian dan kepercayaan, kemudian akan membantu motivasi untuk mencapai tujuan yang berikutnya.
Sumber Buku Bacaan :
Hernowo, Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar Secara Menyenangkan (Bandung: MLC, 2007)
Win Wenger, Beyond Teaching and Learning: Memadukan Quantum Teaching dan Quantum Learning. (Bandung: Nuansa, 2004)
Bobby De Porter & Mike Hernacky, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. (Bandung: Kaifa, 2003)
1. Penemuan AMBAK
Dalam bahasa Quantum Learning, merumuskan tujuan disebut sebagai proses mencari AMBAK. AMBAK adalah akronim dari “Apa Manfaatnya bagiku?” Menurut Quantum Learning, AMBAK yang sangat jelas dan spesifik akan dapat memotivasi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara hebat. AMBAK yang dapat memotivasi diri dapat dilakukan lewat kegiatan bertanya.
AMBAK telah membantu kita untuk membangun emosi positif di dalam diri dan kemungkinan besar dapat mengusir emosi negatif yang telam bersemayam lama di dalam diri seseorang. AMBAK juga akan mendorong pengajar mengaitkan materi pelajaran yang diajarkan dengan keseharian anak didik.
Informasi formal tidak dapat begitu saja digali dari teks atau pendidik dan tersimpan sebagai pengetahuan instan dalam pikiran siswa. Informasi harus diolah lebih dulu sebelum menjadi informasi yang bermanfaat didalam otak siswa.
Menurut Win Wenger tidak ada yang disebut mengajar karena semua pembelajaran adalah hasil kreasi pemelajar. Maksudnya pembelajaran tidak mungkin sesuai dengan himpunan informasi yang disampaikan kepada pembelajar melalui teks atau pendidik, tetapi tidak ada pembelajaran yang berlangsung tanpa diciptakan sendiri oleh siswa.
Oleh sebab itu, AMBAK sangat dibutuhkan dalam setiap pembelajaran. Karena tanpa informasi yang didapatkan dalam proses belajar mengajar akan terbuang sia-sia. Dan dengan meciptakan AMBAK pada diri masing-masing diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu seseorang untuk mempelajari suatu bidang dan menambah keinginan untuk mempelajari bidang lainnya.
2. Pemberian pujian positif
Ucapkanlah pujian setiap kali menyelesaikan suatu pekerjaan. Ulangi pujian setiap kali memerlukannya. Ubahlah umpan- balik negatif dengan cara sepositif mungkin.
3. Penggunaan tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar
Jika melakukan pekerjaan di lingkungan yang ditata dengan baik, maka lebih mudah untuk mengembangkan dan mempertahankan sikap juara. Jika ditata dengan baik, lingkungan dapat menjadi sarana yang bernilai dalam membangun dan mempertahankan sikap positif.
Sebelum suatu pelajaran dimulai, ubahlah ruang kelas menjadi suatu tempat di mana siswa akan merasa nyaman, terdorong, dan mendapat dukungan. Masukkan tanaman dan musik, dan jika diperlukan sesuaikan temperatur kelas. Hiasi dinding-dinding dengan poster indah dan tulisan-tulisan yang bermakna positif .
4. Pencarian cara belajar diri
Ketahuilah gaya belajar diri sendiri. Akrab dengan gaya belajar sendiri akan membantu untuk mempermudah dan mempercepat pembelajaran. Dan juga, dapat mempermudah mengetahui cara belajar orang lain. Sehingga dengan mudah melakukan penyesuaian-penyesuaian diri dalam menerima masukan dan dapat mempererat hubungan kerjasama antar individu.
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, disekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Dengan memahami gaya belajar dapat memudahkan siswa dalam menyerap dan mengolah informasi.
Mengetahui gaya belajar yang berbeda ini telah membantu para guru untuk mendekati murid di mana pun. Banyak ciri-ciri perilaku merupakan petunjuk kecenderungan belajar. Berikut ini cara-cara menentukan gaya belajar siswa.
Orang Visual
1) Mengingat apa yang dilihat, dari pada yang didengar.
2) Mengingat dengan asosiasi visual.
3) Biasanya tidak terganggu oleh keributan.
4) Mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal kecuali ditulis.
5) Lebih suka membaca dari pada dibacakan.
6) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ditelepon dan dalam rapat.
7) Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain.
8) Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada berpidato.
9) Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata.
Orang Auditorial
1) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja.
2) Mudah terganggu oleh keributan.
3) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca.
4) Lebih suka musik daripada seni.
5) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar.
6) Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik.
Orang Kinestetik
1) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka.
2) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak.
3) Belajar melalui, memanipulasi, dan praktik.
4) Menghapal dengan cara berjalan dan melihat.
5) Menggunakan jari penunjuk ketika membaca.
6) Banyak menggunakan isyarat tubuh.
7) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.
8) Tidak dapat mengingat geografi kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu.
9) Kemungkinan tulisannya jelek.
10) Menyukai permainan yang menyibukkan.
Dengan mengetahui cara belajar masing-masing individu. Maka diharapkan siswa dengan medah dapat menyerap segala informasi dan menghilangkan kejenuhan disaat proses belajar mengajar berlangsung, khususnya pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam yang memerlukan pemahaman yang mendalam.
5. Penggunaan Peta Pikiran (mind map)
Peta pikiran adalah pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.
Teknik pencacatan ini dikembangkan pada tahun 1970-an oleh Tony Buzan dan didasarkan pada riset tentang bagaimana cara kerja otak yang sebenarnya. Otak sering kali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan perasaan. Dalam mencatat sebaiknya tidak hanya menggunakan teks, namun juga memanfaatkan gambar. Jika perlu perkaya catatan dengan warna, sebab otak senang dengan warna.
Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah. Ini jauh lebih mudah dari pada metode pencatatan tradisional karena ia mengaktifkan kedua belahan otak. Cara ini juga menenangkan, menyenangkan, dan kreatif. Pikiran tidak akan menjadi mandeg mengulangi catatan, jika catatan-catatan tersebut dibuat dalam bentuk peta pikiran.
Peta pikiran mempunyai kelebihan dibandingkan cara catatan yang lain. Dengan beberapa keunggulannya antara lain fleksibel, dapat memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman dan menyenangkan.
6. Perayaan Keberhasilan
Ketika tujuan telah dicapai maka rayakanlah. Perayaan prestasi akan memberikan perasaan keberhasilan, penyelesaian dan kepercayaan, kemudian akan membantu motivasi untuk mencapai tujuan yang berikutnya.
Sumber Buku Bacaan :
Hernowo, Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar Secara Menyenangkan (Bandung: MLC, 2007)
Win Wenger, Beyond Teaching and Learning: Memadukan Quantum Teaching dan Quantum Learning. (Bandung: Nuansa, 2004)
Bobby De Porter & Mike Hernacky, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. (Bandung: Kaifa, 2003)
0 Komentar Pembaca (reader comment) to "Cara Penggunaan Quantum Learning"
Posting Komentar