Terbaru
Jumat, Juni 19, 2009
INDRA - Jika anda senang berpetualang di dunia maya dengan berbagai macam tujuan dan kebutuhan. Tentunya koneksi internet anda ingin lancar tanpa mengkhawatirkan loading yang lelet atau lambat.
Seperti hal nya ketika kita beramin internet di warnet yang koneksinya di bagi-bagi mengunakan LAN (local area connention), jika salah satu client atau pengguna sedang asyik mendownload maka komputer yang lain menjadi lelet atau lambat koneksi internetnya.
Untuk itu, saya menawarkan solusi kepada anda untuk menggunakan Modem GSM yang notabene dapat digunakan secara pribadi dimana saja. Modem GSM biasanya menggunakan kartu GSM yang sinyal dari providernya sudah tidak diragukan lagi.
Untuk menghemat, saran saya anda menggunakan Modem GSM 3G/HSDPA Prolink PHS-100 Selain harganya terjangkau juga mempunyai fitur tambahan yaitu dapat menjadi tempat menyimpanan data.
Jadi, Modem GSM 3G/HSDPA Prolink PHS-100 selain fungsinya untuk mengkoneksikan PC/ Notebook kita ke internet juga dapat menyimpan data, enak kan? nggak usah beli flashdisk lagi (hehehe...) Untuk Kartu GSM-nya silahkan anda pilih provider mana yang menurut anda baik.
Penasaran dengan fitur-fitur yang lainnya ? Klik DISINI untuk melihat fitur lengkapnya. Jika anda tertarik anda dapat memesan langsung barang tersebut di Alnect Komputer.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Seperti hal nya ketika kita beramin internet di warnet yang koneksinya di bagi-bagi mengunakan LAN (local area connention), jika salah satu client atau pengguna sedang asyik mendownload maka komputer yang lain menjadi lelet atau lambat koneksi internetnya.
Untuk itu, saya menawarkan solusi kepada anda untuk menggunakan Modem GSM yang notabene dapat digunakan secara pribadi dimana saja. Modem GSM biasanya menggunakan kartu GSM yang sinyal dari providernya sudah tidak diragukan lagi.
Untuk menghemat, saran saya anda menggunakan Modem GSM 3G/HSDPA Prolink PHS-100 Selain harganya terjangkau juga mempunyai fitur tambahan yaitu dapat menjadi tempat menyimpanan data.
Jadi, Modem GSM 3G/HSDPA Prolink PHS-100 selain fungsinya untuk mengkoneksikan PC/ Notebook kita ke internet juga dapat menyimpan data, enak kan? nggak usah beli flashdisk lagi (hehehe...) Untuk Kartu GSM-nya silahkan anda pilih provider mana yang menurut anda baik.
Penasaran dengan fitur-fitur yang lainnya ? Klik DISINI untuk melihat fitur lengkapnya. Jika anda tertarik anda dapat memesan langsung barang tersebut di Alnect Komputer.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Kamis, Juni 18, 2009
INDRA - Setelah beberapa bulan dari versi beta, sekarang tersedia Yahoo messenger 9 untuk di-download. Default installer dari Yahoo adalah situs resmi dari sebuah installer dan Anda memerlukan koneksi internet untuk men-download file yang tersisa.
Jika Anda memformat atau meng-install ulang PC Anda, maka Anda akan perlu untuk men-download Yahoo messenger lagi. Untuk menghindari hal ini, disini saya memberikan Anda link untuk men-download Yahoo messenger 9 offline installer.
Jika Anda memformat atau meng-install ulang PC Anda, maka Anda akan perlu untuk men-download Yahoo messenger lagi. Untuk menghindari hal ini, disini saya memberikan Anda link untuk men-download Yahoo messenger 9 offline installer.
Terobosan terbaru dari yahoo messenger 9 :
Berbagi dan meng-upload foto ke Flickr
Pilihan untuk melihat peta dan video dalam jendela Yahoo messenger.
Peningkatan kontak.
Ditambah lagi dukungan untuk bahasa daerah.
Brand new Skin dan emotions.
Peningkatan panggilan PC ke PC.
Anda dapat menambah dan periksa status kontak MSN Live Messenger anda di Yahoo messenger .
Yahoo Ping kotak : Jika Anda seorang webmaster yang pantas untuk memberikan untuk mencoba widget ini sejuk untuk menambahkan kotak obrolan di Blogger atau website.
Jika Anda sedang online, YM9 dapat meneruskan pesan yang dikirim oleh teman-teman YM anda ke ponsel Anda melalui SMS.
Jika Anda sedang offline di Yahoo Messenger dan jika seseorang meninggalkan pesan suara Anda, kini Anda dapat memilih untuk memforward ke email Anda.
Klik Kontak dalam menu utama Messenger dan pilih Call history.
Di bagian bawah jendela yang terbuka, klik untuk mengaktifkan layanan pesan suara oleh produksi email Anda.
Kerugian yang besar dari Yahoo Messenger 9 adalah bahwa sebuah iklan didukung oleh olah pesan klien yang cepat. Faktor lain adalah ukuran besar (apprx. 15 mb) dan penggunaan memori dibandingkan dengan kompetitor dekat.
DOWNLOAD Yahoo! messenger 9 final penuh offline installer.
Untuk Online installer, Anda dapat setiap saat mengunjungi messenger.yahoo.com (situs resmi)
Mudah-mudahan bermanfaat.
Jumat, Juni 12, 2009
Konsep Perilaku Laba
INDRA - POSTAR
INDRA - Konsep Perilaku Laba
♥ Laba Sebagai Alat Ramal
FASB Statement Of Financial Concepts No.1 menyatakan bahwa para investor, kreditor, dan pihak lainnya ingin menilai prospek arus masuk kas bersih perusahaan, tetapi mereka sering menggunakan laba untuk membantu mereka mengevaluasi daya laba (earning power), maramalkan laba yang akan datang, atau menaksir risiko investasi atau memberikan pinjaman kepada perusahaan. Jadi, diasumsikan ada hubungan antara laba yang dilaporkan dan arus kas, termasuk distribusi kas kepada pemilik.
Pemegang obligasi dan kreditor jangka pendek juga berkepentingan dengan laba yang akan datang. Semakin besar pengharapan laba bagi perusahaan, semakin besar pula pengharapan para kreditor untuk menerima hasil pengembalian tahunan dan pembayaran kembali pokok pinjaman pada saat hutang tersebut jatuh tempo.
♥ Konsep perilaku lainnya
Berikut adalah ikhtisar dari beberapa teori perilaku laba:
1. Pengambilan Keputusan Manajerial
Laporan keuangan yang formal umumnya ditujukan untuk para pemakai eksternal data akuntansi, tetapi para akuntan juga harus melengkapi manajemen dengan alat dan bahan baku yang dibutuhkan untuk pengendalian dan mengambil keputusan yang baik.
2. Teori Estimasi
Walaupun teori estimasi kelihatannya memiliki kesamaan dengan teori kapitalisasi laba, namun penekanannya adalah pada penyajian laba yang dilaporkan yang akan membantu para investor meramalkan tingkat pengembalian internal perusahaan sebagai keseluruhan dan dengan demikian meramalkan arus kas mendatang dan nilai sekarang perusahaan.
3. Pendekatan Orientasi Pemakai
Para pemakai menginginkan informasi ini karena beberapa alasan, a. Laba akuntansi yang dilaporkan telah menjadi dasar untuk banyak hubungan legal dan kontraktual di dalam masyarakat, b. Para investor, menerima pandangan bahwa terdapat hubungan antara perubahan dalam laba akuntansi dan arus kas perusahaan termasuk pembayaran dividen.
♥ Apa Saja Yang Seharusnya Dimasukkan Dalam Laba
Penghitungan laba berdasarkan penilaian tahunan atas perusahaan menimbulkan pertanyaan penting mengenai metode penilaian yang tepat, yang memberikan pengukuran yang paling berarti atas laba bersih.
Salah satu tujuan utama perusahaan adalah maksimisasi arus dividen bagi pemegang saham selama umur perusahaan, atau maksimisasi nilai likuidasi atau nilai pasar perusahaan pada akhir hidupnya, atau pada saat tertentu. Semua perubahan ekonomi yang relevan bagi pengevaluasian semua keberhasilan atau kegagalan perusahaan selama hidupnya.
Tetapi tujuan pengukuran laba yang lebih umum mensyaratkan pengukuran laba untuk periode yang lebih pendek guna memberikan alat kendali dan dasar bagi keputusan pemegang saham, kreditor, investor dan manajemen secara berkesinambungan atau periodik.
Tetapi beberapa akuntan berpendapat bahwa angka yang disebut “laba bersih untuk periode” harus mancakup semua kejadian ekonomi yang dicatat dan bahwa laba yang timbul dari sumber khusus harus dijelaskan secara tepat.
Kontroversi ini telah menghasilkan dua konsep laba, konsep laba operasi berjalan dan konsep laba all inclusive (menyeluruh), dan posisi lanjutan yang disyaratkan dalam Accounting Principles Board Opinion No.30 dan FASB Statements No.16.
· Konsep laba operasi berjalan
Konsep laba operasi berjalan memusatkan perhatian pada pengukuran efisiensi usaha perusahaan. Istilah efisiensi mengacu pada pemanfaatan secara efektif sumber daya perusahaan dalam menjalankan usaha dan dalam menghasilkan laba.
Dalam arti luas, konsep ini berkaitan dengan kombinasi yang tepat dari faktor-faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen.
· Konsep laba komprehensif
Konsep laba ini didefinisikan sebagai total perubahan dalam pemilikan yang diakui dengan mencatat transaksi.
Para pendukung konsep laba komprehensif mengemukakan alasan berikut untuk pengukuran laba ini :
1. Laba bersih tahunan yang dilaporkan, dan dijumlahkan selama umur perusahaan, haruslah sama dengan total laba bersih perusahaan itu.
2. Pengabaian beban tertentu dari perhitungan laba bersih memberi kesempatan untuk memanipulasi laba tahunan.
3. Perhitungan laba rugi yang meliputi semua beban dan diakui selama tahun itu dikatakan lebih mudah dipersiapkan dan dipahami oleh para pembaca.
4. Dengan pengungkapan penuh sifat perubahan laba selama tahun itu, pembaca laporan dianggap lebih mampu membuat klasifikasi yang tepat untuk sampai pada pengukuran laba secara tepat daripada para akuntan dan manajemen, yang tidak dapat mengantisipasi kebutuhan khusus para pemakai.
5. Perbedaan antara beban dan pendapatan operasi dan non-operasi tidak dapat ditetapkan secara jelas. Transaksi yang diklasifikasikan sebagai transaksi operasi oleh satu perusahaan mungkin diklasifikasikan sebagai transaksi non-operasi oleh perusahaan lainnya.
· Laba berulang (rutin) dan tidak berulang (tidak rutin)
Para pendukung konsep laba prestasi operasi berjalan sering menyatakan bahwa pos operasi umumnya didefinisikan operasi usaha yang sifatnya berulang dan pos non-operasi umumnya dianggap tidak teratur dan tidak diramalkan.
· Penyesuaian periode sebelum
FASB sudah hamper menganut konsep laba komprehensif untuk tujuan pelaporan tahunan dalam statement no.16 yang menyatakan bahwa hanya dengan dua pengecualian, semua pos laba dan rugi yang diakui selama periode tahunan harus dimasukkan dalam perhitungan laba tahunan.
· Pos luar biasa
Pos luar biasa mencakup kejadian dan transaksi yang tidak berulang dan tidak biasa. Kedua kriteria ini harus dipeenuhi dalam pengklasifikasian pos luar biasa. Tujuannya jelas adalah untuk membatasi penggunaan klasifikasi ini terhadap pos tidak biasa yang dapat mempengaruhi prediktabilitas, tetapi tidak memberi peluang bagi manajemen untuk menggunakan kebijakannya dalam menentukan perhitungan laba bersih sebelum pos luar biasa.
Laba Bersih Untuk Siapa?
Berdasarkan pendekatan pemilikan terhadap akuntansi, laba bersih (net income) biasanya dianggap sebagai net eanings atau net profits yang diperuntukkan bagi para pemegang saham atau pemilik perusahaan.
♦ Konsep laba sebagai pertambahan nilai
Laba mencakup harga jual produk dikurangi harga pokok barang dan jasa yang diperoleh.
♦ Konsep laba bersih perusahaan
Laba mencakup kelebihan pendapatan atas beban, semua keuntungan dan kerugian. Beban tidak mencakup beban bunga dan pajak penghasilan.
♦ Konsep laba bersih bagi investor
Sama seperti laba bersih perusahaan, tetapi sudah dikurangi pajak penghasilan.
♦ Konsep laba bersih bagi pemegang saham
Laba bersih bagi investor dikurangi beban bunga dan pembagian laba.
♦ Konsep laba bersih bagi pemilik ekuitas residu
Laba bersih bagi pemegang saham dikurangi dividen preferen.
Sumber Buku Bacaan :
S. Hendriksen, Eldon. dan Michael F. Van Breeda. Teori Akunting. Edisi Ke-5. Buku Satu. Batam: Interaksara, 2000.
♥ Laba Sebagai Alat Ramal
FASB Statement Of Financial Concepts No.1 menyatakan bahwa para investor, kreditor, dan pihak lainnya ingin menilai prospek arus masuk kas bersih perusahaan, tetapi mereka sering menggunakan laba untuk membantu mereka mengevaluasi daya laba (earning power), maramalkan laba yang akan datang, atau menaksir risiko investasi atau memberikan pinjaman kepada perusahaan. Jadi, diasumsikan ada hubungan antara laba yang dilaporkan dan arus kas, termasuk distribusi kas kepada pemilik.
Pemegang obligasi dan kreditor jangka pendek juga berkepentingan dengan laba yang akan datang. Semakin besar pengharapan laba bagi perusahaan, semakin besar pula pengharapan para kreditor untuk menerima hasil pengembalian tahunan dan pembayaran kembali pokok pinjaman pada saat hutang tersebut jatuh tempo.
♥ Konsep perilaku lainnya
Berikut adalah ikhtisar dari beberapa teori perilaku laba:
1. Pengambilan Keputusan Manajerial
Laporan keuangan yang formal umumnya ditujukan untuk para pemakai eksternal data akuntansi, tetapi para akuntan juga harus melengkapi manajemen dengan alat dan bahan baku yang dibutuhkan untuk pengendalian dan mengambil keputusan yang baik.
2. Teori Estimasi
Walaupun teori estimasi kelihatannya memiliki kesamaan dengan teori kapitalisasi laba, namun penekanannya adalah pada penyajian laba yang dilaporkan yang akan membantu para investor meramalkan tingkat pengembalian internal perusahaan sebagai keseluruhan dan dengan demikian meramalkan arus kas mendatang dan nilai sekarang perusahaan.
3. Pendekatan Orientasi Pemakai
Para pemakai menginginkan informasi ini karena beberapa alasan, a. Laba akuntansi yang dilaporkan telah menjadi dasar untuk banyak hubungan legal dan kontraktual di dalam masyarakat, b. Para investor, menerima pandangan bahwa terdapat hubungan antara perubahan dalam laba akuntansi dan arus kas perusahaan termasuk pembayaran dividen.
♥ Apa Saja Yang Seharusnya Dimasukkan Dalam Laba
Penghitungan laba berdasarkan penilaian tahunan atas perusahaan menimbulkan pertanyaan penting mengenai metode penilaian yang tepat, yang memberikan pengukuran yang paling berarti atas laba bersih.
Salah satu tujuan utama perusahaan adalah maksimisasi arus dividen bagi pemegang saham selama umur perusahaan, atau maksimisasi nilai likuidasi atau nilai pasar perusahaan pada akhir hidupnya, atau pada saat tertentu. Semua perubahan ekonomi yang relevan bagi pengevaluasian semua keberhasilan atau kegagalan perusahaan selama hidupnya.
Tetapi tujuan pengukuran laba yang lebih umum mensyaratkan pengukuran laba untuk periode yang lebih pendek guna memberikan alat kendali dan dasar bagi keputusan pemegang saham, kreditor, investor dan manajemen secara berkesinambungan atau periodik.
Tetapi beberapa akuntan berpendapat bahwa angka yang disebut “laba bersih untuk periode” harus mancakup semua kejadian ekonomi yang dicatat dan bahwa laba yang timbul dari sumber khusus harus dijelaskan secara tepat.
Kontroversi ini telah menghasilkan dua konsep laba, konsep laba operasi berjalan dan konsep laba all inclusive (menyeluruh), dan posisi lanjutan yang disyaratkan dalam Accounting Principles Board Opinion No.30 dan FASB Statements No.16.
· Konsep laba operasi berjalan
Konsep laba operasi berjalan memusatkan perhatian pada pengukuran efisiensi usaha perusahaan. Istilah efisiensi mengacu pada pemanfaatan secara efektif sumber daya perusahaan dalam menjalankan usaha dan dalam menghasilkan laba.
Dalam arti luas, konsep ini berkaitan dengan kombinasi yang tepat dari faktor-faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen.
· Konsep laba komprehensif
Konsep laba ini didefinisikan sebagai total perubahan dalam pemilikan yang diakui dengan mencatat transaksi.
Para pendukung konsep laba komprehensif mengemukakan alasan berikut untuk pengukuran laba ini :
1. Laba bersih tahunan yang dilaporkan, dan dijumlahkan selama umur perusahaan, haruslah sama dengan total laba bersih perusahaan itu.
2. Pengabaian beban tertentu dari perhitungan laba bersih memberi kesempatan untuk memanipulasi laba tahunan.
3. Perhitungan laba rugi yang meliputi semua beban dan diakui selama tahun itu dikatakan lebih mudah dipersiapkan dan dipahami oleh para pembaca.
4. Dengan pengungkapan penuh sifat perubahan laba selama tahun itu, pembaca laporan dianggap lebih mampu membuat klasifikasi yang tepat untuk sampai pada pengukuran laba secara tepat daripada para akuntan dan manajemen, yang tidak dapat mengantisipasi kebutuhan khusus para pemakai.
5. Perbedaan antara beban dan pendapatan operasi dan non-operasi tidak dapat ditetapkan secara jelas. Transaksi yang diklasifikasikan sebagai transaksi operasi oleh satu perusahaan mungkin diklasifikasikan sebagai transaksi non-operasi oleh perusahaan lainnya.
· Laba berulang (rutin) dan tidak berulang (tidak rutin)
Para pendukung konsep laba prestasi operasi berjalan sering menyatakan bahwa pos operasi umumnya didefinisikan operasi usaha yang sifatnya berulang dan pos non-operasi umumnya dianggap tidak teratur dan tidak diramalkan.
· Penyesuaian periode sebelum
FASB sudah hamper menganut konsep laba komprehensif untuk tujuan pelaporan tahunan dalam statement no.16 yang menyatakan bahwa hanya dengan dua pengecualian, semua pos laba dan rugi yang diakui selama periode tahunan harus dimasukkan dalam perhitungan laba tahunan.
· Pos luar biasa
Pos luar biasa mencakup kejadian dan transaksi yang tidak berulang dan tidak biasa. Kedua kriteria ini harus dipeenuhi dalam pengklasifikasian pos luar biasa. Tujuannya jelas adalah untuk membatasi penggunaan klasifikasi ini terhadap pos tidak biasa yang dapat mempengaruhi prediktabilitas, tetapi tidak memberi peluang bagi manajemen untuk menggunakan kebijakannya dalam menentukan perhitungan laba bersih sebelum pos luar biasa.
Laba Bersih Untuk Siapa?
Berdasarkan pendekatan pemilikan terhadap akuntansi, laba bersih (net income) biasanya dianggap sebagai net eanings atau net profits yang diperuntukkan bagi para pemegang saham atau pemilik perusahaan.
♦ Konsep laba sebagai pertambahan nilai
Laba mencakup harga jual produk dikurangi harga pokok barang dan jasa yang diperoleh.
♦ Konsep laba bersih perusahaan
Laba mencakup kelebihan pendapatan atas beban, semua keuntungan dan kerugian. Beban tidak mencakup beban bunga dan pajak penghasilan.
♦ Konsep laba bersih bagi investor
Sama seperti laba bersih perusahaan, tetapi sudah dikurangi pajak penghasilan.
♦ Konsep laba bersih bagi pemegang saham
Laba bersih bagi investor dikurangi beban bunga dan pembagian laba.
♦ Konsep laba bersih bagi pemilik ekuitas residu
Laba bersih bagi pemegang saham dikurangi dividen preferen.
Sumber Buku Bacaan :
S. Hendriksen, Eldon. dan Michael F. Van Breeda. Teori Akunting. Edisi Ke-5. Buku Satu. Batam: Interaksara, 2000.
Jumat, Juni 12, 2009
Perbedaan Antara Kesalahan Dan Perkembangan
INDRA - POSTAR
INDRA - Perbedaan Antara Kesalahan Dan Perkembangan
Pengertian kesalahan
Pada masa kebangkitan kembali pada anakes, mulai terjadi perubahan drastis terhadap landasan teori dan daerah cakupannya. Perubahan ini dimotori oleh para pakar lingustik terapan Inggris dan pengikutnya seperti Corder, Streven dan Selingker. Mereka menyarankan cara baru memandang kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa.
Kalau dahulu kesalahan itu dipandang dari kacamata guru yang mengukur penampilan siswa dengan norma bahasa yang dipelajari, maka kini dipandang dari kesamaan strategi yang digunakan anak-anak dalam belajar bahasa dan cara siswa mempelajari B2.
Berdasarkan sudut pandang siswa ini, kesalahan tidak hanya sebagai sesuatu yang tidak dapat dielakkan tetapi juga sebagai bagian yang penting dari suatu proses belajar bahasa.
Di samping konsep tersebut, para pakar anakes membuka lapangan penelitian baru yang menarik untuk diteliti. Lapangan atau cakupan baru ini terkenal dengan istilah “interlangguge”. Walaupun batas dab beda karakteristik antara analisis kesalahan dan antar bahasa ini tidak selalu jelas dan tegas, namun kedua-duanya tetap dibedakan.
Pengertian Perkembangan
perekembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. psikologi perkembangan dari Illinois State University bernama Laura E. Berk (1989) setelah mempelajari dan meneliti berbagai aspek perkembangan individu, sampailah dia pada suatu kesimpulan bahwa perkembangan bahasa merupakan kemampuan khas manusia yang paling kompleks dan mengagumkan.
Sungguh bahasa itu kompleks, namun pada umumnya berkembangan pada individu dengan kecepatan luar biasa pada pada awal masa kanak-kanak.Anak datang dengan kemampuan membedakan bunyi yang bersesuaian dengan fonem yang berbeda dalam semua bahasa. Apa yang berbeda selama tahun pertama kehidupan adalah bayi mempelajari fonem mana yang relevan dengan bahasanya, dan kehilangan kemampuan untuk membedakan bunyi-buyi yang bersesuaian dengan fonem yang sama dalam bahasanya.
Fakta luar biasa tersebut ditentukan oleh eksperimen dimana bayi dipresentasikan pasangan bunyi secara berututan sementara mereka mengisap.
Berbagai peneliti psikologi perkembangan mengatakan bahwa secara umum perkembangan bahasa lebih cepat dari perkembangan aspek-aspek lainnya, meskipun kadang-kadang ditemukan juga sebagian anak yang lebih cepat perkembangan motoriknya daripada perkembangan bahasanya.
Berdasarkan hasil-hasil penelitiannya maka para ahli psikologi perkembangan mendefinisikan perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam menguasai kosa kata, ucapan, gramatikal, dan etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur kronologisnya. Perbandingan antara umur kronologis dengan kemampuan berbahasa individu menunjukkan perkembangan bahasa individu yang bersangkutan.
Sumber Buku Bacaan :
Heri Guntur Taringan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.(Bandung: Angkasa, 1988)
Alex,Sobur. Psikologi Umum. (Bandung: Pustaka Setia 2003)
Pengertian kesalahan
Pada masa kebangkitan kembali pada anakes, mulai terjadi perubahan drastis terhadap landasan teori dan daerah cakupannya. Perubahan ini dimotori oleh para pakar lingustik terapan Inggris dan pengikutnya seperti Corder, Streven dan Selingker. Mereka menyarankan cara baru memandang kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa.
Kalau dahulu kesalahan itu dipandang dari kacamata guru yang mengukur penampilan siswa dengan norma bahasa yang dipelajari, maka kini dipandang dari kesamaan strategi yang digunakan anak-anak dalam belajar bahasa dan cara siswa mempelajari B2.
Berdasarkan sudut pandang siswa ini, kesalahan tidak hanya sebagai sesuatu yang tidak dapat dielakkan tetapi juga sebagai bagian yang penting dari suatu proses belajar bahasa.
Di samping konsep tersebut, para pakar anakes membuka lapangan penelitian baru yang menarik untuk diteliti. Lapangan atau cakupan baru ini terkenal dengan istilah “interlangguge”. Walaupun batas dab beda karakteristik antara analisis kesalahan dan antar bahasa ini tidak selalu jelas dan tegas, namun kedua-duanya tetap dibedakan.
Pengertian Perkembangan
perekembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. psikologi perkembangan dari Illinois State University bernama Laura E. Berk (1989) setelah mempelajari dan meneliti berbagai aspek perkembangan individu, sampailah dia pada suatu kesimpulan bahwa perkembangan bahasa merupakan kemampuan khas manusia yang paling kompleks dan mengagumkan.
Sungguh bahasa itu kompleks, namun pada umumnya berkembangan pada individu dengan kecepatan luar biasa pada pada awal masa kanak-kanak.Anak datang dengan kemampuan membedakan bunyi yang bersesuaian dengan fonem yang berbeda dalam semua bahasa. Apa yang berbeda selama tahun pertama kehidupan adalah bayi mempelajari fonem mana yang relevan dengan bahasanya, dan kehilangan kemampuan untuk membedakan bunyi-buyi yang bersesuaian dengan fonem yang sama dalam bahasanya.
Fakta luar biasa tersebut ditentukan oleh eksperimen dimana bayi dipresentasikan pasangan bunyi secara berututan sementara mereka mengisap.
Berbagai peneliti psikologi perkembangan mengatakan bahwa secara umum perkembangan bahasa lebih cepat dari perkembangan aspek-aspek lainnya, meskipun kadang-kadang ditemukan juga sebagian anak yang lebih cepat perkembangan motoriknya daripada perkembangan bahasanya.
Berdasarkan hasil-hasil penelitiannya maka para ahli psikologi perkembangan mendefinisikan perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam menguasai kosa kata, ucapan, gramatikal, dan etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur kronologisnya. Perbandingan antara umur kronologis dengan kemampuan berbahasa individu menunjukkan perkembangan bahasa individu yang bersangkutan.
Sumber Buku Bacaan :
Heri Guntur Taringan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.(Bandung: Angkasa, 1988)
Alex,Sobur. Psikologi Umum. (Bandung: Pustaka Setia 2003)
Jumat, Juni 12, 2009
Partai Politik Dan Pemilu
INDRA - POSTAR
INDRA - Sebuah parpol adalah sebuah organisasi yang menjalani ideology tertentu atau di bentuk dengan tujuan khusus. Defenisi lainnya adalah sebuah kelompok yang terorganisisir yang anggotanya memiliki orientasi, cita-cita, nilai-nilai yang sama.
Tujuan kelompok ini adalah untuk mendapatkan kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik biasanya dengan bentuk konstusional untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.
Daftar parpol di Indonesia, disusun berdasarkan keikutsertaannya dalam pemilu. Pemilu 1955 diikuti oleh 172 kontestan parpol. 4 partai terbesar di antaranya adalah: PNI(22,3%), Masyumi (20,9%), Nahdatul Ulama (18,4%) dan Partai Komunis Indonesia (15,4%). Pemilu 1971 dilakukan oleh 10 kontestan partai politik.
Pemilu tahun 1977-1997 diikuti oleh3 kontestan yang sama. Kemudian ditahun 1999 diikuti oleh parpol local yaitu:
1. Patrai Aceh Aman Sejahterah (PAAS)
2. Partai Daulat Aceh (PDA)
3. Partai Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA)
4. Partai Rakyat Aceh (PRA)
5. Partai Aceh (PA)
6. Partai Bersatu Aceh (PBA)
Pada pemilu tahun 2004 ada beberapa partai yang mendapat kursi DPR yaitu : PKS, PAN, Partai perjuangan Indonesia Baru, Partai Persatuan Daerah, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Pemuda Indonesia, Partai Nasional Indonesia Marhaenisme, Partai Penegak Demokrasi Indonesia, Partai Damai Sejahterah, Partai Bulan Bintang,Partai Demikrasi Indonesia Perjuangan, Partai Bintang Reformasi Perjuangan, Partai Demokrat.
Pemilu Adalah suatu Proses dimana para pemilu memilih orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tersebut. Jabatannya beraneka ragam, mulai dari presiden, wapres, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintaha, sampai kepala desa.
Pada konteks yang lebih luas, pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan -jabatan seprti ketua OSIS, Ketua kelas, bukan hanya diparpol saja.
Walaupun untuk ini kata pemilihan umumlebih sering menggunakan system pemilu yang digunakan adalah “ LUBER dan JURDIL” yang merupakan “Langsung, Umum. Bebas, Rahasia” asas luber sudah ada sejak Orde Baru. Langsung berarti rakyat harus memilih secara langsung tidak boleh di wakilkan oleh siapapun.
Umum berarti dapat di ikuti oleh semua negara yang sudah memiliki hak suaranya, Bebas pemilu diharuskan memberikan suaranya tanpa adanya paksaan dari pihak manapun, kemudian rahasia yang diberikan oleh pemilu bersifat rahasia hanya diketahui oleh sipemilu itu sendiri.
Asas Jurdil berkembang di era reformasi yang merupakan “ jujur dan adil”. Asas jujur mengandung bahwa harus sesuai dengan aturan atau memastikan bahwa setiap warga Negara yang memiliki hak dapat memilih sesui kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama menentukan wakil rakyat yang akan dipilih Adil adalah perlakuan yang sama terhadap peserta tidak ada keistimewaan dan diskriminasi kepada peserta atau pemilih. Asas jurdil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu.
Republik Indonesia telah terjadi 9 kali pemilu DPR, DPD, DPRD pada tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1999, 2004, 2009 (pemilu legislative). Tahun 1955 adalh pemilu pertama dan bertujuan untuk memilih anggota DPR dan konstituante.
Pemilu ini dipersiapkan dibawah pemerintahan perdana mentri Ali Sastroamidjojo, namun beliau mengundurkan diri pada saat pemungutan suara dan kepala pemerintahan telah di pegang oleh Perdana mentri Burhannidin Harahap.
Pemilu pada tahun 1955 di bagi menjadi 2 tahap yaitu:
1. Pemilu untuk anggota DPR. Yang diselenggarakan pada tanggal 29 september 1955 diikuti oleh 29 partai politik dan individu
2. Pemilu untuk memilih anggota konstituante di selenggarakan 15 desember 1955. Lima besar, dalam pemilu ini adalah PNI, Masyumi, NU, PKI, dan PSII
Tahun 1971 diselenggaraka pada tanggal 5 juli 1971. Pemilu ini adalah pemilu oertama Orde Baru Dan diikutu oleh 10 parpol. 5 Besar dalam pemilu ini adalah Golkar, NU, Parmusi, PNI, PSII. Pada tahun 1975 melalui UU No. 3 tahun 1975 tentang parpoll dan Golkar, diadakan fusi parpol, hanya menjadi 2 parpol (yaitu PPP dan PDI) dan satunya yaitu Golkar.
Pemilu (1977-1997) diselenggarakan dibawah pemerintahan (pimpinan) presiden Soeharto, pemili ini dinamakan “pemilu Orde Baru” pemilu-pemilu tersebut hanya diikuti 2 partai politik dan Golongan Karya. Pemilu tersebut dimenangkan oleh Golkar.
Pemilu 1999 sekaligus runtuhnya orde baru tepatnnya tanggal 7 juni 1999 di bawah pimpinan presiden BK Habibie dan diikuti oleh 48 parpol.
Lima besar pemilu 1999 adalah partai PDIP, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional. Walaupu PDIP meraih suara terbanyak (35 % suara), yang diangkat menjadi presiden bukan lah Megawati Soekarno Poetrimelainkan Abdulrrahman Wahid.
Karena pada saat itu Megawati hanya menjadi calon presiden. Hal ini terjadi karena pemilu 1999 bertujuan untuk memilih anggota MPR, DPR, DPRD, sementara pemilihan presidendan wakilnya dilakukan oleh anggota MPR.
Sumber Buku Bacaan :
Budiarjo, Mariam, “Dasar-Dasar Ilmu Pplitik”,(Jakarata : PT Gramedia, 1989), hal. 159. Daftar parpol di Indonesia.
Tujuan kelompok ini adalah untuk mendapatkan kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik biasanya dengan bentuk konstusional untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.
Daftar parpol di Indonesia, disusun berdasarkan keikutsertaannya dalam pemilu. Pemilu 1955 diikuti oleh 172 kontestan parpol. 4 partai terbesar di antaranya adalah: PNI(22,3%), Masyumi (20,9%), Nahdatul Ulama (18,4%) dan Partai Komunis Indonesia (15,4%). Pemilu 1971 dilakukan oleh 10 kontestan partai politik.
Pemilu tahun 1977-1997 diikuti oleh3 kontestan yang sama. Kemudian ditahun 1999 diikuti oleh parpol local yaitu:
1. Patrai Aceh Aman Sejahterah (PAAS)
2. Partai Daulat Aceh (PDA)
3. Partai Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA)
4. Partai Rakyat Aceh (PRA)
5. Partai Aceh (PA)
6. Partai Bersatu Aceh (PBA)
Pada pemilu tahun 2004 ada beberapa partai yang mendapat kursi DPR yaitu : PKS, PAN, Partai perjuangan Indonesia Baru, Partai Persatuan Daerah, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Pemuda Indonesia, Partai Nasional Indonesia Marhaenisme, Partai Penegak Demokrasi Indonesia, Partai Damai Sejahterah, Partai Bulan Bintang,Partai Demikrasi Indonesia Perjuangan, Partai Bintang Reformasi Perjuangan, Partai Demokrat.
Pemilu Adalah suatu Proses dimana para pemilu memilih orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tersebut. Jabatannya beraneka ragam, mulai dari presiden, wapres, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintaha, sampai kepala desa.
Pada konteks yang lebih luas, pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan -jabatan seprti ketua OSIS, Ketua kelas, bukan hanya diparpol saja.
Walaupun untuk ini kata pemilihan umumlebih sering menggunakan system pemilu yang digunakan adalah “ LUBER dan JURDIL” yang merupakan “Langsung, Umum. Bebas, Rahasia” asas luber sudah ada sejak Orde Baru. Langsung berarti rakyat harus memilih secara langsung tidak boleh di wakilkan oleh siapapun.
Umum berarti dapat di ikuti oleh semua negara yang sudah memiliki hak suaranya, Bebas pemilu diharuskan memberikan suaranya tanpa adanya paksaan dari pihak manapun, kemudian rahasia yang diberikan oleh pemilu bersifat rahasia hanya diketahui oleh sipemilu itu sendiri.
Asas Jurdil berkembang di era reformasi yang merupakan “ jujur dan adil”. Asas jujur mengandung bahwa harus sesuai dengan aturan atau memastikan bahwa setiap warga Negara yang memiliki hak dapat memilih sesui kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama menentukan wakil rakyat yang akan dipilih Adil adalah perlakuan yang sama terhadap peserta tidak ada keistimewaan dan diskriminasi kepada peserta atau pemilih. Asas jurdil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu.
Republik Indonesia telah terjadi 9 kali pemilu DPR, DPD, DPRD pada tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1999, 2004, 2009 (pemilu legislative). Tahun 1955 adalh pemilu pertama dan bertujuan untuk memilih anggota DPR dan konstituante.
Pemilu ini dipersiapkan dibawah pemerintahan perdana mentri Ali Sastroamidjojo, namun beliau mengundurkan diri pada saat pemungutan suara dan kepala pemerintahan telah di pegang oleh Perdana mentri Burhannidin Harahap.
Pemilu pada tahun 1955 di bagi menjadi 2 tahap yaitu:
1. Pemilu untuk anggota DPR. Yang diselenggarakan pada tanggal 29 september 1955 diikuti oleh 29 partai politik dan individu
2. Pemilu untuk memilih anggota konstituante di selenggarakan 15 desember 1955. Lima besar, dalam pemilu ini adalah PNI, Masyumi, NU, PKI, dan PSII
Tahun 1971 diselenggaraka pada tanggal 5 juli 1971. Pemilu ini adalah pemilu oertama Orde Baru Dan diikutu oleh 10 parpol. 5 Besar dalam pemilu ini adalah Golkar, NU, Parmusi, PNI, PSII. Pada tahun 1975 melalui UU No. 3 tahun 1975 tentang parpoll dan Golkar, diadakan fusi parpol, hanya menjadi 2 parpol (yaitu PPP dan PDI) dan satunya yaitu Golkar.
Pemilu (1977-1997) diselenggarakan dibawah pemerintahan (pimpinan) presiden Soeharto, pemili ini dinamakan “pemilu Orde Baru” pemilu-pemilu tersebut hanya diikuti 2 partai politik dan Golongan Karya. Pemilu tersebut dimenangkan oleh Golkar.
Pemilu 1999 sekaligus runtuhnya orde baru tepatnnya tanggal 7 juni 1999 di bawah pimpinan presiden BK Habibie dan diikuti oleh 48 parpol.
Lima besar pemilu 1999 adalah partai PDIP, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional. Walaupu PDIP meraih suara terbanyak (35 % suara), yang diangkat menjadi presiden bukan lah Megawati Soekarno Poetrimelainkan Abdulrrahman Wahid.
Karena pada saat itu Megawati hanya menjadi calon presiden. Hal ini terjadi karena pemilu 1999 bertujuan untuk memilih anggota MPR, DPR, DPRD, sementara pemilihan presidendan wakilnya dilakukan oleh anggota MPR.
Sumber Buku Bacaan :
Budiarjo, Mariam, “Dasar-Dasar Ilmu Pplitik”,(Jakarata : PT Gramedia, 1989), hal. 159. Daftar parpol di Indonesia.
Kamis, Juni 11, 2009
Teori Belajar Psikologi Kognitif
INDRA - POSTAR
INDRA - Teori Belajar Psikologi Kognitif
I. Prinsip dasar psikologi kognitif
Psikologi kognitif
Psikologi kognitif adalah kajian studi ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran. Bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransfermasikan sebagai pengetahuan. Psikologi kognitif juga disebut psikologi pemrosesan informasi.
Tingkah laku seseorang didasarkan pada tindakan mengenal/ memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
Prinsip dasar psikologi kognitif
* Belajar aktif
* Belajar lewat interaksi sosial
* Belajar lewat pengalaman sendiri
Teori psikologi kognitif berkembang dengan ditandai lahirnya teori Gestalt (Mex Weitheimer) yang menyatakan bahwa pengalaman itu berstruktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan.
Ada 2 hukum wajib dalam teori Gestalt:
- pragnaz (kejelasan)
- closure (totalitas)
Konsep yang penting dalam teori ini INSIGHT, yaitu: pengmatan atau pemahaman mendadak terhadap hubungan antara bagian-bagian di dalam suatu situasi masalah.
A. Teori Belajar Cognitive-Field dari Lewin
Bertolak pada teori Gestalt, Lewin mengembangkan teori belajar berdasarkan Life Space (dunia psikologis dari kehidupan individu). Masing – masing individu berada di dalam medan kekuatan psikologis, medan itu dinamakan Life Space yang terdiri dari dua unsure yaitu kepribadian dan psikologi social.
Ia menyatakan bahwa tingkah laku belajar merupakan usaha untuk mengadakan reorganisasi/ restruktur (dari isi jiwa). Tingkah laku merupakan hasil dari interaksi antar kekuatan baik dari dalam (tujuan, kebutuhan, tekanan batin, dan sebagainya) maupun dari luar (tantangan, permasalahan).
B. Cognitive Development (Jean Piaget )
Dalam teorinya, ia memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Ia memakai istilah scheme: pola tingkah laku yang dapat diulang. Yang berhubungan dengan :
* Reflex pembawaan (bernapas, makan, minum)
* Scheme mental (pola tingkah laku yang susah diamati, dan yang dapat diamati)
Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tingkat yaitu :
(1) sensory motor;
(2) pre operational;
(3) concrete operational dan
(4) formal operational
Perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap menurut Piaget yaitu:
a. Kematangan
b. Pengalaman fisik/ lingkungan
c. Transmisi social
d. Equilibrium/ self regulation
Menurut Piaget intelegensi itu terdiri dari tiga aspek, yaitu:
-struktur (scheme) : pola tingkah laku yang dapat diulang
-isi (content) :pola tingkah laku yang spesifik (saat menghadapi masalah)
-fungsi (function) :berhunbungan dengan cara seseorang untuk mencapai kemajuan intelektual.
C. Pembelajaran Menurut JA Brunner (Discovery Learning)
Teori Brunner menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif dalam belajar di kelas. Maksud dari Discovery Learning yaitu siswa mengorganisasikan metode penyajian bahwa dengan cara dimana anak dapat mempelajari bahan itu, sesuai dengan tingkat kemampuan anak.
The act of discovery dari Burner:
1. Adanya suatu kenaikan di dalam potensi intelektual
2. Ganjaran intrinsic lebih ditekankan daripada ekstrinsik
3. Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu menguasai metode discovery learning
4. Murid lebih senang mengingat-ingat informasi
Selain ketiga tokoh tersebut Ausubel juga berpengaruh dalam psikologi kognitif. Dia mengungkapkan teori ekspository teaching, yaitu dapat diorganisasikan atau disajikan secara baik agar dapat menghasilkan pengertian dan resensi yang baik pula sama dengan discovery learning.
D. Implikasi teori perkembangan kognitif
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi
dengan teman-temanya.
Pengaplikasian teori kognitif dalam belajar bergantung pada akomodasi. Kepada siswa harus diberikan suatu area yang belum diketahui agar ia dapat belajar, karena ia tidak dapat belajar dari apa yang telah diketahui saja.dengan adanya area baru, siswa akan mengadakan usaha untuk dapat mengakomodasikan.
II. Peran pendidik dan peserta didik
Peran pendidik dan peserta didik
- Guru sebagai demonstrator
- Guru sebagai mediator dan fasilitator
- Guru sebagai evaluator
Guru secara umum berperan sebagai:
Pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partissipan, ekspeditor, perencana,suvervisor,motivator,penanya,evaluator dan konselor.
Selain peran yang telah disebutkan di atas, hal yang perlu dan penting dimiliki oleh pendidik yaitu pendidik harus mengetahui psikologis mengenai peserta didik. Suryabrata : 2004)
Peran peserta didik
belajar mandiri memposisikan pebelajar sebagai subyek, pemegang kendali, pengambil keputusan atau pengambil inisiatif atas belajarnya sendiri.
III. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
A. Pendekatan Belajar
Banyak pendekatan belajar yang dapat digunakan oleh para guru kepada para siswanya unttuk mempelajari bidang studi atau materi pelajaran yang sedang mereka tekuni, dari yang paling klasik sampai yang paling modern. Di antaranya:
1). Pendekatan Hukum Jost
Menurut Reber (1988), salah satu asumsi penting yang mendasari Hukum Jost (Jost’s Law) adalah siswa yang lebih sering mempraktikkan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ia tekuni. Selanjutnya, berdasarkan asumsi Hukum Jost itu maka belajar dengan kiat 5 x 3 adalah lebih baik daripada 3 x 5 walaupun hasil perkalian kedua kiat tersebut sama.
2). Pendekatan Ballard & Clanchy
Menurut Ballard & Clanchy (1990), pedekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (attitude to knowledge). Ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu: 1) sikap melestarikan apa yang sudah ada (conserving); dan 2) sikap memperluas (extending).
3). Pendekatan Biggs
Menurut hasil penelitian Biggs (1991), pendekatan belajar siswa dapat dikelempokkan ke dalam tiga prototype (bentuk dasar).
1) Pendekatan surface (permukaan/bersifat lahiriah)
2) Pedekatan deep (mendalam)
3) Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi).
B. Metode Belajar
Metode secara etimologi berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa diguanakan untuk menyelidiki fenomena atau gejala-gejala kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen, dan sebagainya.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan metode belajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran.
Ragam dan jumlah metode belajar sesungguhnya banyak sekali dan hampir tidak dapat dihitung dengan jari, mulai dari yang paling tradisional sampai yang paling modern.
Berikut ini penyusun sajikan sebuah metode belajar untuk mempelajari teks (wacana), khususnya yang terdapat dalam buku, artikel ilmiah, dan laporan penelitian. Kiat yang secara spesifik dirancang untuk memahami isi teks itu disebut SQ3R yang dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Metode ini bersifat praktis dan dapat diaplikaikan dalam berbagai pendekatan belajar.
SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi:
1. Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks. Dalam melakukan aktivitas survey guru perlu membantu mendorong siswa untuk memeriksa atau meneliti secaa singkat seluruh struktur teks. Tujuannyaaga siswa mengetahui panjangnya teks, judul bagian (heading) dan judul subbagian (sub-heading), istilah dan kata kunci, dan sebagainya.
2. Question, ialah menyususn daftar pertanyaan yang relevan dengan teks. Dalam hal ini guru diharapkan berperan untuk memberi petunjuk atau contoh kepada para siswa untuk menyusu pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat dan relevan dengan bagian-bagian teks yang telah ditandai pada langkah pertama.
3. Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawabatas petanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Dalam hal ini membaca aktif juga berarti membaca yang difokuskan pada paragraph-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan-pertanyaan tadi.
4. Recite, menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan. Dalam kegiatan ini guru menyuruh kepada para siswanya untuk menyebutkan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun tanpa membuka catatan dari jawaban tersebut.
5. Review, meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langka kedua dan ketiga.
IV. Materi dan Sumber Belajar
A. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran (instructional materials) adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi Pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran
Materi yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar .
Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Materi fakta adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya
Contoh :
Mata Pelajaran Sejarah : Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan pemerintahan Indonesia.
Materi konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti /isi dan sebagainya.
Contoh :
Mata Pelajaran Biologi : Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ., dsb.
Materi prinsip adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting , meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
Contoh :
Mata Pelajaran Fisika : Hukum Newton tentang gerak , Hukum 1 Newton , Hukum 2 Newton , Hukum 3 Newton , Gesekan statis dan Gesekan kinetis, dsb.
Materi Prosedur meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.
Contoh :
Mata Pelajaran TIK : Langkah-langkah Akses Internet, trik dan strategi penggunaan Web Browser dan Search Engine,
Materi Sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek afektif, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb.
Contoh :
Mata Pelajaran Geografi : Pemanfaatan sumberdaya alam berdasarkan prinsip ekoefisiensi, Pemanfaatan sumberdaya alam dan pembangunan berkelanjutan, dsb.
Mata Pelajaran Sosiologi : Interaksi sosial dan dinamika sosial, Sosialisasi dan pembentukan kepribadian.
B. Sumber Belajar
AECT menguraikan bahwa sumber belajar meliputi: pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan dengan dengan cara yaitu dilihat dari keberadaan sumber belajar yang direncanakan dan dimanfaatkan.
Sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru (Sudono, 2000:7).
Hamalik (1994:195), menyatakan bahwa sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh siswa, baik sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan siswa lainnya, untuk memudahkan belajar.
Mudhofir (1992:13) menyatakan bahwa yang termasuk sumber belajar adalah berbagai informasi, data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia, baik dalam bentuk bahan-bahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamflet, majalah, dan lain-lain) maupun dalam bentuk non cetak (misalnya film, filmstrip, kaset, videocassette, dan lain-lain).
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan guru maupun siswa dalam mempelajari materi pelajaran, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut.
A. Macam-macam Sumber Belajar
AECT menguraikan bahwa sumber belajar meliputi: pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan menjadi dua, yakni sumber belajar yang sengaja direncanakan dan sumber belajar yang dimanfaatkan. Penjelasan kedua hal tersebut sebagai berikut:
1) Sumber belajar yang sengaja direncanakan (by design) yaitu semua sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
2) Sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization) yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasi, dan digunakan untuk keperluan belajar (Satgas AECT, 1986:9).
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sumber belajar merupakan salah satu komponen sistem instruksional yang dapat berupa: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar (lingkungan). Sumber belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pesan, adalah pelajaran/informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, dan data.
2) Orang, mengandung pengertian manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Tidak termasuk mereka yang menjalankan funsgi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar.
3) 3. Bahan, merupakan sesuatu (bisa pula disebut program atau software) yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri.
4) Alat, adalah sesuatu (biasa pula disebut hardware) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan di dalam bahan.
5) Teknik, berhubungan dengan prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang, dan lingkungan untuk menyampaikan pesan.
6) Lingkungan, merupakan situasi sekitar di mana pesan diterima (Mudhoffir, 1992:1-2).
Semiawan (1992:96) menyatakan bahwa sebenarnya kita sering melupakan sumber belajar mengajar yang terdapat di lingkungan kita, baik di sekitar sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Betapapun kecil atau terpencil, suatu sekolah, sekurang-kurangnya mempunyai empat jenis sumber belajar yang sangat kaya dan bermanfaat, yaitu:
1) Masyarakat desa atau kota di sekeliling sekolah.
2) Lingkungan fisik di sekitar sekolah.
3) Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, namun kalau kita olah dapat bermanfaat sebagai sumber dan alat bantu belajar mengajar.
4) Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat cukup menarik perhatian siswa. Ada peristiwa yang mungkin tidak dapat dipastikan akan terulang kembali. Jangan lewatkan peristiwa itu tanpa ada catatan pada buku atau alam pikiran siswa.
Secara umum, sumber belajar dapat berupa:
1) Barang Cetak, seperti kurikulum, buku pelajaran, Koran, majalah, dan lain-lain.
2) Tempat, seperti: sekolah, perpustakaan, museum, dan lain-lain
3) Nara sumber/orang, seperti: guru, tokoh masyarakat, instruktur, dan lain-lain.
Jenis-jenis sumber belajar tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain dalam proses belajar-mengajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian hasil belajar peserta didik pada dasarnya merupakan interaksi antara komponen system instruksional dengan peserta-peserta didik.
B. Tujuan dan Fungsi Sumber Belajar
Penggunaan sumber belajar bertujuan untuk:
1) Menambah wawasan pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru,
2) Mencegah verbalistis bagi siswa,
3) Mengajak siswa ke dunia nyata,
4) Mengembangkan proses belajar-mengajar yang menarik, dan
5) Mengembangkan berpikir divergent pada siswa (Semiawan, 1992:97)
Pemanfaatan sumber belajar sudah barang tentu akan menambah wawasan pengetahuan siswa. Melalui sumber belajar, pemahaman siswa mengenai suatu materi pelajaran akan bertambah. Hal tersebut sekaligus akan mencegah verbalistis bagi siswa. Dengan pemanfaatan sumber belajar maka siswa tidak hanya mengetahui materi pelajaran dalam bentuk kata-kata saja, namun secara komprehensif akan mengetahui substansi dari materi yang dipelajari.
Sumber belajar juga bertujuan mengajak siswa ke dunia nyata. Dalam pengertian, siswa tidak hanya berada dalam bayangan-bayangan suatu materi akan tetapi melalui sumber belajar, siswa langsung dihadapkan ke dunia nyata, yaitu suatu situasi yang berhubungan langsung dengan materi pelajaran.
Pemanfaatan sumber belajar juga bertujuan mengembangkan proses belajar-mengajar yang menarik. Dalam pengertian, melalui pemanfaatan sumber belajar sudah barang tentu proses belajar-mengajar lebih aktif dan interaktif. Hal menarik yang dapat dijumpai ketika guru memanfaatkan sumber belajar adalah adanya interaksi banyak arah, yakni antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa dan guru.
Berpikir divergent merupakan suatu aktivitas berpikir di mana siswa mampu memberikan alternatif jawaban dari suatu permasahalan yang dibahas. Melalui pemanfaatan sumber belajar diharapkan siswa mampu berpikir divergent.
Adapun fungsi sumber belajar sebagai:
1) sarana mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan,
2) mengeratkan hubungan antara siswa dengan lingkungan,
3) mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa,
4) membuat proses belajar-mengajar lebih bermakna (Semiawan,1992:100).
Keterampilan memproses perolehan mengacu pada sesuatu yang dapat diperoleh ketika guru memanfaatkan sumber belajar. Oleh karena itu, fungsi sumber belajar sebagai sarana mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan berhubungan dengan aktivitas guru dalam memanfaatkan sumber belajar. Dalam pengertian, ketika guru memanfaatkan sumber belajar sudah barang tentu harus ada sesuatu yang dapat diperoleh oleh siswa.
Fungsi sumber belajar lainnya adalah mengeratkan hubungan siswa dengan lingkungan. Hal tersebut berhubungan dengan pemanfaatan sumber belajar yang dilakukan guru. Semakin guru memanfaatkan sumber belajar yang berasal dari lingkungan sekitar, maka siswa semakin dekat dengan lingkungannya.
Pengalaman dan pengetahuan siswa akan materi pelajaran yang dipelajari merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, keberadaan sumber belajar berfungsi untuk mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa. Melalui pemanfaatan sumber belajar, maka pengalaman dan pengetahuan siswa akan lebih berkembang.
Fungsi sumber belajar yang membuat proses belajar-mengajar lebih bermakna, berhubungan dengan aktivitas guru dalam memanfatakan sumber belajar. Melalui pemanfaatan sumber belajar yang tepat, maka guru dapat membuat proses belajar-mengajar lebih bermakna. Artinya, guru mampu mengelola proses belajar-mengajar yang berpusat pada siswa, bukan proses belajar-mengajar yang berpusat pada guru.
Sumber Buku Bacaan :
H, Djali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
M, Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhibin, Syah. 2002. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
I. Prinsip dasar psikologi kognitif
Psikologi kognitif
Psikologi kognitif adalah kajian studi ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran. Bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransfermasikan sebagai pengetahuan. Psikologi kognitif juga disebut psikologi pemrosesan informasi.
Tingkah laku seseorang didasarkan pada tindakan mengenal/ memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
Prinsip dasar psikologi kognitif
* Belajar aktif
* Belajar lewat interaksi sosial
* Belajar lewat pengalaman sendiri
Teori psikologi kognitif berkembang dengan ditandai lahirnya teori Gestalt (Mex Weitheimer) yang menyatakan bahwa pengalaman itu berstruktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan.
Ada 2 hukum wajib dalam teori Gestalt:
- pragnaz (kejelasan)
- closure (totalitas)
Konsep yang penting dalam teori ini INSIGHT, yaitu: pengmatan atau pemahaman mendadak terhadap hubungan antara bagian-bagian di dalam suatu situasi masalah.
A. Teori Belajar Cognitive-Field dari Lewin
Bertolak pada teori Gestalt, Lewin mengembangkan teori belajar berdasarkan Life Space (dunia psikologis dari kehidupan individu). Masing – masing individu berada di dalam medan kekuatan psikologis, medan itu dinamakan Life Space yang terdiri dari dua unsure yaitu kepribadian dan psikologi social.
Ia menyatakan bahwa tingkah laku belajar merupakan usaha untuk mengadakan reorganisasi/ restruktur (dari isi jiwa). Tingkah laku merupakan hasil dari interaksi antar kekuatan baik dari dalam (tujuan, kebutuhan, tekanan batin, dan sebagainya) maupun dari luar (tantangan, permasalahan).
B. Cognitive Development (Jean Piaget )
Dalam teorinya, ia memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Ia memakai istilah scheme: pola tingkah laku yang dapat diulang. Yang berhubungan dengan :
* Reflex pembawaan (bernapas, makan, minum)
* Scheme mental (pola tingkah laku yang susah diamati, dan yang dapat diamati)
Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tingkat yaitu :
(1) sensory motor;
(2) pre operational;
(3) concrete operational dan
(4) formal operational
Perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap menurut Piaget yaitu:
a. Kematangan
b. Pengalaman fisik/ lingkungan
c. Transmisi social
d. Equilibrium/ self regulation
Menurut Piaget intelegensi itu terdiri dari tiga aspek, yaitu:
-struktur (scheme) : pola tingkah laku yang dapat diulang
-isi (content) :pola tingkah laku yang spesifik (saat menghadapi masalah)
-fungsi (function) :berhunbungan dengan cara seseorang untuk mencapai kemajuan intelektual.
C. Pembelajaran Menurut JA Brunner (Discovery Learning)
Teori Brunner menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif dalam belajar di kelas. Maksud dari Discovery Learning yaitu siswa mengorganisasikan metode penyajian bahwa dengan cara dimana anak dapat mempelajari bahan itu, sesuai dengan tingkat kemampuan anak.
The act of discovery dari Burner:
1. Adanya suatu kenaikan di dalam potensi intelektual
2. Ganjaran intrinsic lebih ditekankan daripada ekstrinsik
3. Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu menguasai metode discovery learning
4. Murid lebih senang mengingat-ingat informasi
Selain ketiga tokoh tersebut Ausubel juga berpengaruh dalam psikologi kognitif. Dia mengungkapkan teori ekspository teaching, yaitu dapat diorganisasikan atau disajikan secara baik agar dapat menghasilkan pengertian dan resensi yang baik pula sama dengan discovery learning.
D. Implikasi teori perkembangan kognitif
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi
dengan teman-temanya.
Pengaplikasian teori kognitif dalam belajar bergantung pada akomodasi. Kepada siswa harus diberikan suatu area yang belum diketahui agar ia dapat belajar, karena ia tidak dapat belajar dari apa yang telah diketahui saja.dengan adanya area baru, siswa akan mengadakan usaha untuk dapat mengakomodasikan.
II. Peran pendidik dan peserta didik
Peran pendidik dan peserta didik
- Guru sebagai demonstrator
- Guru sebagai mediator dan fasilitator
- Guru sebagai evaluator
Guru secara umum berperan sebagai:
Pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partissipan, ekspeditor, perencana,suvervisor,motivator,penanya,evaluator dan konselor.
Selain peran yang telah disebutkan di atas, hal yang perlu dan penting dimiliki oleh pendidik yaitu pendidik harus mengetahui psikologis mengenai peserta didik. Suryabrata : 2004)
Peran peserta didik
belajar mandiri memposisikan pebelajar sebagai subyek, pemegang kendali, pengambil keputusan atau pengambil inisiatif atas belajarnya sendiri.
III. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
A. Pendekatan Belajar
Banyak pendekatan belajar yang dapat digunakan oleh para guru kepada para siswanya unttuk mempelajari bidang studi atau materi pelajaran yang sedang mereka tekuni, dari yang paling klasik sampai yang paling modern. Di antaranya:
1). Pendekatan Hukum Jost
Menurut Reber (1988), salah satu asumsi penting yang mendasari Hukum Jost (Jost’s Law) adalah siswa yang lebih sering mempraktikkan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ia tekuni. Selanjutnya, berdasarkan asumsi Hukum Jost itu maka belajar dengan kiat 5 x 3 adalah lebih baik daripada 3 x 5 walaupun hasil perkalian kedua kiat tersebut sama.
2). Pendekatan Ballard & Clanchy
Menurut Ballard & Clanchy (1990), pedekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (attitude to knowledge). Ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu: 1) sikap melestarikan apa yang sudah ada (conserving); dan 2) sikap memperluas (extending).
3). Pendekatan Biggs
Menurut hasil penelitian Biggs (1991), pendekatan belajar siswa dapat dikelempokkan ke dalam tiga prototype (bentuk dasar).
1) Pendekatan surface (permukaan/bersifat lahiriah)
2) Pedekatan deep (mendalam)
3) Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi).
B. Metode Belajar
Metode secara etimologi berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa diguanakan untuk menyelidiki fenomena atau gejala-gejala kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen, dan sebagainya.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan metode belajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran.
Ragam dan jumlah metode belajar sesungguhnya banyak sekali dan hampir tidak dapat dihitung dengan jari, mulai dari yang paling tradisional sampai yang paling modern.
Berikut ini penyusun sajikan sebuah metode belajar untuk mempelajari teks (wacana), khususnya yang terdapat dalam buku, artikel ilmiah, dan laporan penelitian. Kiat yang secara spesifik dirancang untuk memahami isi teks itu disebut SQ3R yang dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Metode ini bersifat praktis dan dapat diaplikaikan dalam berbagai pendekatan belajar.
SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi:
1. Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks. Dalam melakukan aktivitas survey guru perlu membantu mendorong siswa untuk memeriksa atau meneliti secaa singkat seluruh struktur teks. Tujuannyaaga siswa mengetahui panjangnya teks, judul bagian (heading) dan judul subbagian (sub-heading), istilah dan kata kunci, dan sebagainya.
2. Question, ialah menyususn daftar pertanyaan yang relevan dengan teks. Dalam hal ini guru diharapkan berperan untuk memberi petunjuk atau contoh kepada para siswa untuk menyusu pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat dan relevan dengan bagian-bagian teks yang telah ditandai pada langkah pertama.
3. Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawabatas petanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Dalam hal ini membaca aktif juga berarti membaca yang difokuskan pada paragraph-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan-pertanyaan tadi.
4. Recite, menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan. Dalam kegiatan ini guru menyuruh kepada para siswanya untuk menyebutkan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun tanpa membuka catatan dari jawaban tersebut.
5. Review, meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langka kedua dan ketiga.
IV. Materi dan Sumber Belajar
A. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran (instructional materials) adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi Pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran
Materi yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar .
Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Materi fakta adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya
Contoh :
Mata Pelajaran Sejarah : Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan pemerintahan Indonesia.
Materi konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti /isi dan sebagainya.
Contoh :
Mata Pelajaran Biologi : Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ., dsb.
Materi prinsip adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting , meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
Contoh :
Mata Pelajaran Fisika : Hukum Newton tentang gerak , Hukum 1 Newton , Hukum 2 Newton , Hukum 3 Newton , Gesekan statis dan Gesekan kinetis, dsb.
Materi Prosedur meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.
Contoh :
Mata Pelajaran TIK : Langkah-langkah Akses Internet, trik dan strategi penggunaan Web Browser dan Search Engine,
Materi Sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek afektif, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb.
Contoh :
Mata Pelajaran Geografi : Pemanfaatan sumberdaya alam berdasarkan prinsip ekoefisiensi, Pemanfaatan sumberdaya alam dan pembangunan berkelanjutan, dsb.
Mata Pelajaran Sosiologi : Interaksi sosial dan dinamika sosial, Sosialisasi dan pembentukan kepribadian.
B. Sumber Belajar
AECT menguraikan bahwa sumber belajar meliputi: pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan dengan dengan cara yaitu dilihat dari keberadaan sumber belajar yang direncanakan dan dimanfaatkan.
Sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru (Sudono, 2000:7).
Hamalik (1994:195), menyatakan bahwa sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh siswa, baik sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan siswa lainnya, untuk memudahkan belajar.
Mudhofir (1992:13) menyatakan bahwa yang termasuk sumber belajar adalah berbagai informasi, data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia, baik dalam bentuk bahan-bahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamflet, majalah, dan lain-lain) maupun dalam bentuk non cetak (misalnya film, filmstrip, kaset, videocassette, dan lain-lain).
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan guru maupun siswa dalam mempelajari materi pelajaran, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut.
A. Macam-macam Sumber Belajar
AECT menguraikan bahwa sumber belajar meliputi: pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan menjadi dua, yakni sumber belajar yang sengaja direncanakan dan sumber belajar yang dimanfaatkan. Penjelasan kedua hal tersebut sebagai berikut:
1) Sumber belajar yang sengaja direncanakan (by design) yaitu semua sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
2) Sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization) yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasi, dan digunakan untuk keperluan belajar (Satgas AECT, 1986:9).
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sumber belajar merupakan salah satu komponen sistem instruksional yang dapat berupa: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar (lingkungan). Sumber belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pesan, adalah pelajaran/informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, dan data.
2) Orang, mengandung pengertian manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Tidak termasuk mereka yang menjalankan funsgi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar.
3) 3. Bahan, merupakan sesuatu (bisa pula disebut program atau software) yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri.
4) Alat, adalah sesuatu (biasa pula disebut hardware) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan di dalam bahan.
5) Teknik, berhubungan dengan prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang, dan lingkungan untuk menyampaikan pesan.
6) Lingkungan, merupakan situasi sekitar di mana pesan diterima (Mudhoffir, 1992:1-2).
Semiawan (1992:96) menyatakan bahwa sebenarnya kita sering melupakan sumber belajar mengajar yang terdapat di lingkungan kita, baik di sekitar sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Betapapun kecil atau terpencil, suatu sekolah, sekurang-kurangnya mempunyai empat jenis sumber belajar yang sangat kaya dan bermanfaat, yaitu:
1) Masyarakat desa atau kota di sekeliling sekolah.
2) Lingkungan fisik di sekitar sekolah.
3) Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, namun kalau kita olah dapat bermanfaat sebagai sumber dan alat bantu belajar mengajar.
4) Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat cukup menarik perhatian siswa. Ada peristiwa yang mungkin tidak dapat dipastikan akan terulang kembali. Jangan lewatkan peristiwa itu tanpa ada catatan pada buku atau alam pikiran siswa.
Secara umum, sumber belajar dapat berupa:
1) Barang Cetak, seperti kurikulum, buku pelajaran, Koran, majalah, dan lain-lain.
2) Tempat, seperti: sekolah, perpustakaan, museum, dan lain-lain
3) Nara sumber/orang, seperti: guru, tokoh masyarakat, instruktur, dan lain-lain.
Jenis-jenis sumber belajar tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain dalam proses belajar-mengajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian hasil belajar peserta didik pada dasarnya merupakan interaksi antara komponen system instruksional dengan peserta-peserta didik.
B. Tujuan dan Fungsi Sumber Belajar
Penggunaan sumber belajar bertujuan untuk:
1) Menambah wawasan pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru,
2) Mencegah verbalistis bagi siswa,
3) Mengajak siswa ke dunia nyata,
4) Mengembangkan proses belajar-mengajar yang menarik, dan
5) Mengembangkan berpikir divergent pada siswa (Semiawan, 1992:97)
Pemanfaatan sumber belajar sudah barang tentu akan menambah wawasan pengetahuan siswa. Melalui sumber belajar, pemahaman siswa mengenai suatu materi pelajaran akan bertambah. Hal tersebut sekaligus akan mencegah verbalistis bagi siswa. Dengan pemanfaatan sumber belajar maka siswa tidak hanya mengetahui materi pelajaran dalam bentuk kata-kata saja, namun secara komprehensif akan mengetahui substansi dari materi yang dipelajari.
Sumber belajar juga bertujuan mengajak siswa ke dunia nyata. Dalam pengertian, siswa tidak hanya berada dalam bayangan-bayangan suatu materi akan tetapi melalui sumber belajar, siswa langsung dihadapkan ke dunia nyata, yaitu suatu situasi yang berhubungan langsung dengan materi pelajaran.
Pemanfaatan sumber belajar juga bertujuan mengembangkan proses belajar-mengajar yang menarik. Dalam pengertian, melalui pemanfaatan sumber belajar sudah barang tentu proses belajar-mengajar lebih aktif dan interaktif. Hal menarik yang dapat dijumpai ketika guru memanfaatkan sumber belajar adalah adanya interaksi banyak arah, yakni antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa dan guru.
Berpikir divergent merupakan suatu aktivitas berpikir di mana siswa mampu memberikan alternatif jawaban dari suatu permasahalan yang dibahas. Melalui pemanfaatan sumber belajar diharapkan siswa mampu berpikir divergent.
Adapun fungsi sumber belajar sebagai:
1) sarana mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan,
2) mengeratkan hubungan antara siswa dengan lingkungan,
3) mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa,
4) membuat proses belajar-mengajar lebih bermakna (Semiawan,1992:100).
Keterampilan memproses perolehan mengacu pada sesuatu yang dapat diperoleh ketika guru memanfaatkan sumber belajar. Oleh karena itu, fungsi sumber belajar sebagai sarana mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan berhubungan dengan aktivitas guru dalam memanfaatkan sumber belajar. Dalam pengertian, ketika guru memanfaatkan sumber belajar sudah barang tentu harus ada sesuatu yang dapat diperoleh oleh siswa.
Fungsi sumber belajar lainnya adalah mengeratkan hubungan siswa dengan lingkungan. Hal tersebut berhubungan dengan pemanfaatan sumber belajar yang dilakukan guru. Semakin guru memanfaatkan sumber belajar yang berasal dari lingkungan sekitar, maka siswa semakin dekat dengan lingkungannya.
Pengalaman dan pengetahuan siswa akan materi pelajaran yang dipelajari merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, keberadaan sumber belajar berfungsi untuk mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa. Melalui pemanfaatan sumber belajar, maka pengalaman dan pengetahuan siswa akan lebih berkembang.
Fungsi sumber belajar yang membuat proses belajar-mengajar lebih bermakna, berhubungan dengan aktivitas guru dalam memanfatakan sumber belajar. Melalui pemanfaatan sumber belajar yang tepat, maka guru dapat membuat proses belajar-mengajar lebih bermakna. Artinya, guru mampu mengelola proses belajar-mengajar yang berpusat pada siswa, bukan proses belajar-mengajar yang berpusat pada guru.
Sumber Buku Bacaan :
H, Djali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
M, Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhibin, Syah. 2002. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kamis, Juni 11, 2009
Hakikat Menyimak Teks Informatif
INDRA - POSTAR
INDRA - Hakikat Menyimak Teks Informatif
Pembahasan Hakikat Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan yang disimaknya. Menyimak juga mempelancar keterampilan berbicara dan menulis. Semakin baik daya simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap informasi atau pengetahuan yang disimaknya.
Apakah yang dimaksud dengan teks informatif? Informasi itu, artinya berita, kabar, penjelas/pemberitahuan tentang suatu hal/objek tertentu. Sumber/pemberi informasi disebut informan yaitu orang yang memberikan informasi. Dalam konteks ini yang dimaksud dengan teks informatif ialah teks yang memuat berita, kabar, panjelas/pemberitahuan tentang suatu hal.
Ragam Teks Informatif
Sebagai sumber informasi lisan, teks informatif terdapat dalam berbagai bentuk berikut.
1. Teks Berita
Teks berita, yaitu teks yang memuat informasi tentang kabar atau pemberitahuan tentang suatu hal, yang disampaikan secara langsung oleh pembicara atau pembawa pesan atau melalui radio dan televisi. Bahasa yang digunakan di dalam teks berita bersifat lugas dan tegas.
Karakter media yang berbeda mengakibatkan berlainan pula sapaan yang digunakan oleh pembawa acara.
a. Sapaan pembaca teks berita radio
Selamat siang pendengar. Saya, Indra, dari studio X akan menyampaikan berbagai peristiwa yang hangat dan menarik yang terjadi selama hari ini. Selamat mendengarkan!
b. Sapaan pembaca teks berita televisi
Selamat siang pemirsa. Kami dari studio ini, Indra dan Indri, akan menyampaikan berbagai peristiwa yang hangat dan menarik yang terjadi sepanjang hari ini. Selamat menyaksikan! Silahkan Indra! Baik Indri!
2.Teks Pidato
Teks pidato, yaitu teks pembicaraan seseorang secara langsung (tatap muka) di hadapan orang banyak memuat arahan atau kebijakan tentang hal tertentu. Keberhasilan seseorang di dalam berpidato ditandai oleh antusiasnya pendengar mendengarkan isi pidatonya.
Seseorang yang berpidato dengan nada bervariasi dan bersemangat, akan membuat pendengar juga bersemangat, sebaliknya.
3. Teks Ceramah
Kata ceramah asal mulanya dalam bahasa Melayu berarti nyinyir, banyak bicara, cerewet. Kata ini mengalami perkembangan makna menjadi positif, yaitu menyampaikan sesuatu di hadapan orang banyak untuk menambah pengetahuan, pengalaman atau informasi tertentu.
4. Teks Opini
Opini berarti pendapat, pikiran pendirian atau pandangan. Teks opini ialah yang memuat pendapat, pikiran, pendirian atau pandangan seseorang tentang masalah tertentu sedang hangat dibicarakan di masyarakat.
Opini dapat juga memuat kritik terhadap orang atau lembaga yang menangani masalah tertentu. Opini seseorang tentang suatu hal dapat di simak melalui ceramah, pidato, wawancara, ceramah, diskusi atau talk show.
5. Teks Prosedural
Teks prosedural adalah teks yang memuat butir-butir atau langkah-langkah kegiatan tertentu berupa petunjuk yang mudah diikuti pelaksanaanya.
Di televisi sering ditayangkan acara melakukan sesuatu, misalnya acara membuat masakan, acara menjaga kesehatan, langkah yang dilalui dalam mengatasi suatu masalah dll.
Sumber Buku Bacaan :
Arifin, bustanul dkk. Menyimak.
Penerbit Universitas Terbuka. 2007. cetakan-1
Pembahasan Hakikat Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan yang disimaknya. Menyimak juga mempelancar keterampilan berbicara dan menulis. Semakin baik daya simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap informasi atau pengetahuan yang disimaknya.
Apakah yang dimaksud dengan teks informatif? Informasi itu, artinya berita, kabar, penjelas/pemberitahuan tentang suatu hal/objek tertentu. Sumber/pemberi informasi disebut informan yaitu orang yang memberikan informasi. Dalam konteks ini yang dimaksud dengan teks informatif ialah teks yang memuat berita, kabar, panjelas/pemberitahuan tentang suatu hal.
Ragam Teks Informatif
Sebagai sumber informasi lisan, teks informatif terdapat dalam berbagai bentuk berikut.
1. Teks Berita
Teks berita, yaitu teks yang memuat informasi tentang kabar atau pemberitahuan tentang suatu hal, yang disampaikan secara langsung oleh pembicara atau pembawa pesan atau melalui radio dan televisi. Bahasa yang digunakan di dalam teks berita bersifat lugas dan tegas.
Karakter media yang berbeda mengakibatkan berlainan pula sapaan yang digunakan oleh pembawa acara.
a. Sapaan pembaca teks berita radio
Selamat siang pendengar. Saya, Indra, dari studio X akan menyampaikan berbagai peristiwa yang hangat dan menarik yang terjadi selama hari ini. Selamat mendengarkan!
b. Sapaan pembaca teks berita televisi
Selamat siang pemirsa. Kami dari studio ini, Indra dan Indri, akan menyampaikan berbagai peristiwa yang hangat dan menarik yang terjadi sepanjang hari ini. Selamat menyaksikan! Silahkan Indra! Baik Indri!
2.Teks Pidato
Teks pidato, yaitu teks pembicaraan seseorang secara langsung (tatap muka) di hadapan orang banyak memuat arahan atau kebijakan tentang hal tertentu. Keberhasilan seseorang di dalam berpidato ditandai oleh antusiasnya pendengar mendengarkan isi pidatonya.
Seseorang yang berpidato dengan nada bervariasi dan bersemangat, akan membuat pendengar juga bersemangat, sebaliknya.
3. Teks Ceramah
Kata ceramah asal mulanya dalam bahasa Melayu berarti nyinyir, banyak bicara, cerewet. Kata ini mengalami perkembangan makna menjadi positif, yaitu menyampaikan sesuatu di hadapan orang banyak untuk menambah pengetahuan, pengalaman atau informasi tertentu.
4. Teks Opini
Opini berarti pendapat, pikiran pendirian atau pandangan. Teks opini ialah yang memuat pendapat, pikiran, pendirian atau pandangan seseorang tentang masalah tertentu sedang hangat dibicarakan di masyarakat.
Opini dapat juga memuat kritik terhadap orang atau lembaga yang menangani masalah tertentu. Opini seseorang tentang suatu hal dapat di simak melalui ceramah, pidato, wawancara, ceramah, diskusi atau talk show.
5. Teks Prosedural
Teks prosedural adalah teks yang memuat butir-butir atau langkah-langkah kegiatan tertentu berupa petunjuk yang mudah diikuti pelaksanaanya.
Di televisi sering ditayangkan acara melakukan sesuatu, misalnya acara membuat masakan, acara menjaga kesehatan, langkah yang dilalui dalam mengatasi suatu masalah dll.
Sumber Buku Bacaan :
Arifin, bustanul dkk. Menyimak.
Penerbit Universitas Terbuka. 2007. cetakan-1
Kamis, Juni 11, 2009
Fungsi dan Tanggung Jawab Guru Sebagai Administrator
INDRA - POSTAR
INDRA - Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Partisipasi guru dalam administrasi sekolah sangat penting dan menjadi keharusan.
Partisipasi dimaksud hendaknya ditafsirkan sebagai kesempatan-kesempatan kepada para guru dan kepala sekolah untuk memberi contoh tentang bagaimana demokrasi dapat diterapkan untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan.
Secara berangsur-angsur tekanan diberikan kepada partisipasi guru dalam administrasi pendidikan/sekolah, yaitu penyelenggaraan dan manajemen sekolah.
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik,melainkan juga sebagai administrator pada bidang pendidikan. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur yang segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik.
Hal itu semua dilakukan agar guru benar-benar menjadi seorang pengajar serta pembimbing yang professional yang dituntut pada era ini.
Guru dan Administrasi Pendidikan
A. Guru sebagai administrator
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur.
Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Ø Pentingnya Partisipasi Guru Dalam Administrasi Pendidikan
Partisipasi guru dalam administrasi sekolah sangat penting dan menjadi keharusan. Partisipasi dimaksud hendaknya ditafsirkan sebagai kesempatan-kesempatan kepada para guru dan kepala sekolah untuk member ikan contoh tentang bagaimana demokrasi dapat diterapkan untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan.
Ø Arti demokrasi dalam administrasi sekolah
Penerapan demokrasi dalam administrasi sekolah hendaknya diartikan bahwa administrasi sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan kepemimpinan, dengan itu tujuan-tujuan sekolah dan cara-cara untuk mencapainya dikembangkan dan dijalankan.
Apabila administrasi dipandang sebagai peruses bekerja dengan orang-orang dan mengoordinasi usaha-usaha mereka ke dalam keseluruhan yang bekerja efisien dan produktif, maka jelas bahwa tanggung jawab tidak dapat lagi dipusatkan pada hanya satu orang belaka.
Tanggung jawab harus disalurkan secara luas di antara semua orang yang mengambil bagian dalam program sekolah.
Ø Beberapa kesempatan berpartisipasi
Ada bermacam-macam kesempatan yang dapat digunakan untuk mengikutsrtakan guru-guru dalam kegiatan-kegiatan sekolah seperti;
a. Mengembangkan filsafat pendidikan
Mengembangkan filsafat pendidikan berarti, bahwa dalam setiap langkah kegiatan mendidik selalu berusaha hendak menjawab apakah yang sedang kita lakukan, bagaimana kita melakukannya, apa sebab kita melakukannya, dan untuk apa kita melakukannya.
b. Memperbaiki dan menyesuaikan kurikulum
Keharusan untuk mengikut sertakan guru-guru, dalam usaha memperbaiki dan menyesuaikan kurikulum.
c. Merencanakan program supervise
d. Merencanakan kebijakan-kebijakan kepegawaian
e. Kesempatan-kesempatan berpartisipasi lainnya.
B. Fungsi Guru
Dalam paparan yang diuangkapkan oleh Muhibbin Syah, pada dasarnya fungsi atau peranan penting guru dalam peruses belajar mengajar ialah sebagai director of learning (direktur belajar). Artinya, setiap guru diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar (kinerja akademik) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam sasaran kegiatan peruses belajar mengajar.
Dengan demikian, semakin jelas bahwa peran guru dalam dunia pendidikan modern sekarang ini semakin meningkat dari sekedar pengajar menjadi direktur belajar. Konsekuensinya, tugas dan tanggung jawab guru pun menjadi lebih kompleks dan berat.
Fungsi pendidik dalam pendidikan dapat disimpulkan menjadi tiga bagian yaitu:
1. Sebagai pengajar (intruksioal) yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilaksanakan.
2. Sebagai pendidik (educator) yang mengarahkan anak didik pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian insane kamil seiring dengan tujuan Allah menciptakannya.
3. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri sendiri, anak didik, dan masyarakat terkait, yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengkontrolan, dan partisipasi atas program yang dilakukan.
C.Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Selain mengajar,guru juga, mempunyai tugas-tugas dan tanggung jawab lain sebagai berikut:
· Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan berbagai cara seperti observasi,wawancara,melalui pergaulan,angket dan sebagainya.
· Berusaha menoloong anak didikmengembangkan pembawaan yang baik dan menekan perkembangan yang buruk agartidak berkembang.
· Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan caramemperkenalkan berbagai bidang keahlian,keterampilan,agar anak didik memilihnya dengan tepat.
· Mengadakan evaluasi setiap waktuuntuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan baik. Memberikan bimbimgan dan penyuluhan tatkala anak didik menemui kesulitan dalam mengembangkan potensinya.
Sementara itu, menurut Oemar Hamalik, tugas dan tanggung jawab guru meliputi 11 macam, yaitu:
· Guru harus menuntun murid-murid belajar
· Turut serta membina kurikulum sekolah.
· Melakukan pembinaan terhadap diri anak (kepribadian, watak, dan jasmaniah).
· Memberikan bimbingan kepada murid.
· Melakukan diagnose atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar.
· Menyelenggarakan penelitian.
· Mengenal masyarakat dan ikut aktif di dalamnya.
· Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan pancasila.
· Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia.
· Turut mensukseskan pembangunan.
· Tanggung jawab meningkatkan professional guru.
Sumber Bacaan :
http//pakguruonline.pendidikan.net
http//mtsaahgl.blogspot.com
http//one.indoskripsi.com
DRS. M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervise Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002
Partisipasi dimaksud hendaknya ditafsirkan sebagai kesempatan-kesempatan kepada para guru dan kepala sekolah untuk memberi contoh tentang bagaimana demokrasi dapat diterapkan untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan.
Secara berangsur-angsur tekanan diberikan kepada partisipasi guru dalam administrasi pendidikan/sekolah, yaitu penyelenggaraan dan manajemen sekolah.
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik,melainkan juga sebagai administrator pada bidang pendidikan. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur yang segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik.
Hal itu semua dilakukan agar guru benar-benar menjadi seorang pengajar serta pembimbing yang professional yang dituntut pada era ini.
Guru dan Administrasi Pendidikan
A. Guru sebagai administrator
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur.
Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Ø Pentingnya Partisipasi Guru Dalam Administrasi Pendidikan
Partisipasi guru dalam administrasi sekolah sangat penting dan menjadi keharusan. Partisipasi dimaksud hendaknya ditafsirkan sebagai kesempatan-kesempatan kepada para guru dan kepala sekolah untuk member ikan contoh tentang bagaimana demokrasi dapat diterapkan untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan.
Ø Arti demokrasi dalam administrasi sekolah
Penerapan demokrasi dalam administrasi sekolah hendaknya diartikan bahwa administrasi sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan kepemimpinan, dengan itu tujuan-tujuan sekolah dan cara-cara untuk mencapainya dikembangkan dan dijalankan.
Apabila administrasi dipandang sebagai peruses bekerja dengan orang-orang dan mengoordinasi usaha-usaha mereka ke dalam keseluruhan yang bekerja efisien dan produktif, maka jelas bahwa tanggung jawab tidak dapat lagi dipusatkan pada hanya satu orang belaka.
Tanggung jawab harus disalurkan secara luas di antara semua orang yang mengambil bagian dalam program sekolah.
Ø Beberapa kesempatan berpartisipasi
Ada bermacam-macam kesempatan yang dapat digunakan untuk mengikutsrtakan guru-guru dalam kegiatan-kegiatan sekolah seperti;
a. Mengembangkan filsafat pendidikan
Mengembangkan filsafat pendidikan berarti, bahwa dalam setiap langkah kegiatan mendidik selalu berusaha hendak menjawab apakah yang sedang kita lakukan, bagaimana kita melakukannya, apa sebab kita melakukannya, dan untuk apa kita melakukannya.
b. Memperbaiki dan menyesuaikan kurikulum
Keharusan untuk mengikut sertakan guru-guru, dalam usaha memperbaiki dan menyesuaikan kurikulum.
c. Merencanakan program supervise
d. Merencanakan kebijakan-kebijakan kepegawaian
e. Kesempatan-kesempatan berpartisipasi lainnya.
B. Fungsi Guru
Dalam paparan yang diuangkapkan oleh Muhibbin Syah, pada dasarnya fungsi atau peranan penting guru dalam peruses belajar mengajar ialah sebagai director of learning (direktur belajar). Artinya, setiap guru diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar (kinerja akademik) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam sasaran kegiatan peruses belajar mengajar.
Dengan demikian, semakin jelas bahwa peran guru dalam dunia pendidikan modern sekarang ini semakin meningkat dari sekedar pengajar menjadi direktur belajar. Konsekuensinya, tugas dan tanggung jawab guru pun menjadi lebih kompleks dan berat.
Fungsi pendidik dalam pendidikan dapat disimpulkan menjadi tiga bagian yaitu:
1. Sebagai pengajar (intruksioal) yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilaksanakan.
2. Sebagai pendidik (educator) yang mengarahkan anak didik pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian insane kamil seiring dengan tujuan Allah menciptakannya.
3. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri sendiri, anak didik, dan masyarakat terkait, yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengkontrolan, dan partisipasi atas program yang dilakukan.
C.Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Selain mengajar,guru juga, mempunyai tugas-tugas dan tanggung jawab lain sebagai berikut:
· Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan berbagai cara seperti observasi,wawancara,melalui pergaulan,angket dan sebagainya.
· Berusaha menoloong anak didikmengembangkan pembawaan yang baik dan menekan perkembangan yang buruk agartidak berkembang.
· Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan caramemperkenalkan berbagai bidang keahlian,keterampilan,agar anak didik memilihnya dengan tepat.
· Mengadakan evaluasi setiap waktuuntuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan baik. Memberikan bimbimgan dan penyuluhan tatkala anak didik menemui kesulitan dalam mengembangkan potensinya.
Sementara itu, menurut Oemar Hamalik, tugas dan tanggung jawab guru meliputi 11 macam, yaitu:
· Guru harus menuntun murid-murid belajar
· Turut serta membina kurikulum sekolah.
· Melakukan pembinaan terhadap diri anak (kepribadian, watak, dan jasmaniah).
· Memberikan bimbingan kepada murid.
· Melakukan diagnose atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar.
· Menyelenggarakan penelitian.
· Mengenal masyarakat dan ikut aktif di dalamnya.
· Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan pancasila.
· Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia.
· Turut mensukseskan pembangunan.
· Tanggung jawab meningkatkan professional guru.
Sumber Bacaan :
http//pakguruonline.pendidikan.net
http//mtsaahgl.blogspot.com
http//one.indoskripsi.com
DRS. M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervise Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002
Kamis, Juni 11, 2009
INDRA - Guidelines for Effective Presentation
Be well-prepared
· Prepared → kesehatan ( kesehatan seorang guru harus tetap fit saat mengajar)
· Physical → penampilan ( penampilan seorang guru harus menarik dan serasi)
· Academic → menguasai skills ( seorang guru harus bisa menguasai skills yang dia ajarkan)
Get full attention from the students
Agar siwa tidak melakukan kesalahan dalam menangkap pemahaman yang telah di ajarkan oleh gurunya jadi di perlukan suatu perhatian dari siwa dan siswa harus memperhatiakannya. Menurut jeremy: murid bisa full memperhatikan guru dalam waktu kurang lebih 10 menit.
Present than more than once
Di dalam kelas umumnya terdapat siswa yang cerdas, sedang, dan kurang dalam memahami suatu materi sehingga guru harus menjelaskan materi itu lebih dari satu kali.
Be brief
Jangan membuat siswa mendengarkan terlalu lama karena kalau siswa terlalu lama mendenngarkan guru berbicara mereka akn merasakan kebosanan di dalam kelas.
Illustrated with examples: hear, see, do
Di dalam kelas guru dapat menggambarkan dengan mengilustrasikan sesuatu agar siswa bisa memahami apa yang sebenarnya menjadi tujuan dari pembelajaran itu. Guru dapat menyuruh siswa untuk mendengar, melihat, dan melakukan sesuatu agar tujuan dalam pembelajaran bisa tercapai.
Get feedback
Salah satu cara yang sangat bagus di lakukan untuk mendapat feedback adalah menanyakan kembali kepada siswa, apa yang telah di ajarkan guru. Siswa di minta untuk mengulang atau memberikan respon tentang apa yang telah di ajarkan oleh guru.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Be well-prepared
· Prepared → kesehatan ( kesehatan seorang guru harus tetap fit saat mengajar)
· Physical → penampilan ( penampilan seorang guru harus menarik dan serasi)
· Academic → menguasai skills ( seorang guru harus bisa menguasai skills yang dia ajarkan)
Get full attention from the students
Agar siwa tidak melakukan kesalahan dalam menangkap pemahaman yang telah di ajarkan oleh gurunya jadi di perlukan suatu perhatian dari siwa dan siswa harus memperhatiakannya. Menurut jeremy: murid bisa full memperhatikan guru dalam waktu kurang lebih 10 menit.
Present than more than once
Di dalam kelas umumnya terdapat siswa yang cerdas, sedang, dan kurang dalam memahami suatu materi sehingga guru harus menjelaskan materi itu lebih dari satu kali.
Be brief
Jangan membuat siswa mendengarkan terlalu lama karena kalau siswa terlalu lama mendenngarkan guru berbicara mereka akn merasakan kebosanan di dalam kelas.
Illustrated with examples: hear, see, do
Di dalam kelas guru dapat menggambarkan dengan mengilustrasikan sesuatu agar siswa bisa memahami apa yang sebenarnya menjadi tujuan dari pembelajaran itu. Guru dapat menyuruh siswa untuk mendengar, melihat, dan melakukan sesuatu agar tujuan dalam pembelajaran bisa tercapai.
Get feedback
Salah satu cara yang sangat bagus di lakukan untuk mendapat feedback adalah menanyakan kembali kepada siswa, apa yang telah di ajarkan guru. Siswa di minta untuk mengulang atau memberikan respon tentang apa yang telah di ajarkan oleh guru.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Kamis, Juni 11, 2009
Cara Penggunaan Quantum Learning
INDRA - POSTAR
INDRA - Cara Penggunaan Quantum Learning
1. Penemuan AMBAK
Dalam bahasa Quantum Learning, merumuskan tujuan disebut sebagai proses mencari AMBAK. AMBAK adalah akronim dari “Apa Manfaatnya bagiku?” Menurut Quantum Learning, AMBAK yang sangat jelas dan spesifik akan dapat memotivasi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara hebat. AMBAK yang dapat memotivasi diri dapat dilakukan lewat kegiatan bertanya.
AMBAK telah membantu kita untuk membangun emosi positif di dalam diri dan kemungkinan besar dapat mengusir emosi negatif yang telam bersemayam lama di dalam diri seseorang. AMBAK juga akan mendorong pengajar mengaitkan materi pelajaran yang diajarkan dengan keseharian anak didik.
Informasi formal tidak dapat begitu saja digali dari teks atau pendidik dan tersimpan sebagai pengetahuan instan dalam pikiran siswa. Informasi harus diolah lebih dulu sebelum menjadi informasi yang bermanfaat didalam otak siswa.
Menurut Win Wenger tidak ada yang disebut mengajar karena semua pembelajaran adalah hasil kreasi pemelajar. Maksudnya pembelajaran tidak mungkin sesuai dengan himpunan informasi yang disampaikan kepada pembelajar melalui teks atau pendidik, tetapi tidak ada pembelajaran yang berlangsung tanpa diciptakan sendiri oleh siswa.
Oleh sebab itu, AMBAK sangat dibutuhkan dalam setiap pembelajaran. Karena tanpa informasi yang didapatkan dalam proses belajar mengajar akan terbuang sia-sia. Dan dengan meciptakan AMBAK pada diri masing-masing diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu seseorang untuk mempelajari suatu bidang dan menambah keinginan untuk mempelajari bidang lainnya.
2. Pemberian pujian positif
Ucapkanlah pujian setiap kali menyelesaikan suatu pekerjaan. Ulangi pujian setiap kali memerlukannya. Ubahlah umpan- balik negatif dengan cara sepositif mungkin.
3. Penggunaan tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar
Jika melakukan pekerjaan di lingkungan yang ditata dengan baik, maka lebih mudah untuk mengembangkan dan mempertahankan sikap juara. Jika ditata dengan baik, lingkungan dapat menjadi sarana yang bernilai dalam membangun dan mempertahankan sikap positif.
Sebelum suatu pelajaran dimulai, ubahlah ruang kelas menjadi suatu tempat di mana siswa akan merasa nyaman, terdorong, dan mendapat dukungan. Masukkan tanaman dan musik, dan jika diperlukan sesuaikan temperatur kelas. Hiasi dinding-dinding dengan poster indah dan tulisan-tulisan yang bermakna positif .
4. Pencarian cara belajar diri
Ketahuilah gaya belajar diri sendiri. Akrab dengan gaya belajar sendiri akan membantu untuk mempermudah dan mempercepat pembelajaran. Dan juga, dapat mempermudah mengetahui cara belajar orang lain. Sehingga dengan mudah melakukan penyesuaian-penyesuaian diri dalam menerima masukan dan dapat mempererat hubungan kerjasama antar individu.
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, disekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Dengan memahami gaya belajar dapat memudahkan siswa dalam menyerap dan mengolah informasi.
Mengetahui gaya belajar yang berbeda ini telah membantu para guru untuk mendekati murid di mana pun. Banyak ciri-ciri perilaku merupakan petunjuk kecenderungan belajar. Berikut ini cara-cara menentukan gaya belajar siswa.
Orang Visual
1) Mengingat apa yang dilihat, dari pada yang didengar.
2) Mengingat dengan asosiasi visual.
3) Biasanya tidak terganggu oleh keributan.
4) Mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal kecuali ditulis.
5) Lebih suka membaca dari pada dibacakan.
6) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ditelepon dan dalam rapat.
7) Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain.
8) Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada berpidato.
9) Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata.
Orang Auditorial
1) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja.
2) Mudah terganggu oleh keributan.
3) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca.
4) Lebih suka musik daripada seni.
5) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar.
6) Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik.
Orang Kinestetik
1) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka.
2) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak.
3) Belajar melalui, memanipulasi, dan praktik.
4) Menghapal dengan cara berjalan dan melihat.
5) Menggunakan jari penunjuk ketika membaca.
6) Banyak menggunakan isyarat tubuh.
7) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.
8) Tidak dapat mengingat geografi kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu.
9) Kemungkinan tulisannya jelek.
10) Menyukai permainan yang menyibukkan.
Dengan mengetahui cara belajar masing-masing individu. Maka diharapkan siswa dengan medah dapat menyerap segala informasi dan menghilangkan kejenuhan disaat proses belajar mengajar berlangsung, khususnya pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam yang memerlukan pemahaman yang mendalam.
5. Penggunaan Peta Pikiran (mind map)
Peta pikiran adalah pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.
Teknik pencacatan ini dikembangkan pada tahun 1970-an oleh Tony Buzan dan didasarkan pada riset tentang bagaimana cara kerja otak yang sebenarnya. Otak sering kali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan perasaan. Dalam mencatat sebaiknya tidak hanya menggunakan teks, namun juga memanfaatkan gambar. Jika perlu perkaya catatan dengan warna, sebab otak senang dengan warna.
Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah. Ini jauh lebih mudah dari pada metode pencatatan tradisional karena ia mengaktifkan kedua belahan otak. Cara ini juga menenangkan, menyenangkan, dan kreatif. Pikiran tidak akan menjadi mandeg mengulangi catatan, jika catatan-catatan tersebut dibuat dalam bentuk peta pikiran.
Peta pikiran mempunyai kelebihan dibandingkan cara catatan yang lain. Dengan beberapa keunggulannya antara lain fleksibel, dapat memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman dan menyenangkan.
6. Perayaan Keberhasilan
Ketika tujuan telah dicapai maka rayakanlah. Perayaan prestasi akan memberikan perasaan keberhasilan, penyelesaian dan kepercayaan, kemudian akan membantu motivasi untuk mencapai tujuan yang berikutnya.
Sumber Buku Bacaan :
Hernowo, Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar Secara Menyenangkan (Bandung: MLC, 2007)
Win Wenger, Beyond Teaching and Learning: Memadukan Quantum Teaching dan Quantum Learning. (Bandung: Nuansa, 2004)
Bobby De Porter & Mike Hernacky, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. (Bandung: Kaifa, 2003)
1. Penemuan AMBAK
Dalam bahasa Quantum Learning, merumuskan tujuan disebut sebagai proses mencari AMBAK. AMBAK adalah akronim dari “Apa Manfaatnya bagiku?” Menurut Quantum Learning, AMBAK yang sangat jelas dan spesifik akan dapat memotivasi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara hebat. AMBAK yang dapat memotivasi diri dapat dilakukan lewat kegiatan bertanya.
AMBAK telah membantu kita untuk membangun emosi positif di dalam diri dan kemungkinan besar dapat mengusir emosi negatif yang telam bersemayam lama di dalam diri seseorang. AMBAK juga akan mendorong pengajar mengaitkan materi pelajaran yang diajarkan dengan keseharian anak didik.
Informasi formal tidak dapat begitu saja digali dari teks atau pendidik dan tersimpan sebagai pengetahuan instan dalam pikiran siswa. Informasi harus diolah lebih dulu sebelum menjadi informasi yang bermanfaat didalam otak siswa.
Menurut Win Wenger tidak ada yang disebut mengajar karena semua pembelajaran adalah hasil kreasi pemelajar. Maksudnya pembelajaran tidak mungkin sesuai dengan himpunan informasi yang disampaikan kepada pembelajar melalui teks atau pendidik, tetapi tidak ada pembelajaran yang berlangsung tanpa diciptakan sendiri oleh siswa.
Oleh sebab itu, AMBAK sangat dibutuhkan dalam setiap pembelajaran. Karena tanpa informasi yang didapatkan dalam proses belajar mengajar akan terbuang sia-sia. Dan dengan meciptakan AMBAK pada diri masing-masing diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu seseorang untuk mempelajari suatu bidang dan menambah keinginan untuk mempelajari bidang lainnya.
2. Pemberian pujian positif
Ucapkanlah pujian setiap kali menyelesaikan suatu pekerjaan. Ulangi pujian setiap kali memerlukannya. Ubahlah umpan- balik negatif dengan cara sepositif mungkin.
3. Penggunaan tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar
Jika melakukan pekerjaan di lingkungan yang ditata dengan baik, maka lebih mudah untuk mengembangkan dan mempertahankan sikap juara. Jika ditata dengan baik, lingkungan dapat menjadi sarana yang bernilai dalam membangun dan mempertahankan sikap positif.
Sebelum suatu pelajaran dimulai, ubahlah ruang kelas menjadi suatu tempat di mana siswa akan merasa nyaman, terdorong, dan mendapat dukungan. Masukkan tanaman dan musik, dan jika diperlukan sesuaikan temperatur kelas. Hiasi dinding-dinding dengan poster indah dan tulisan-tulisan yang bermakna positif .
4. Pencarian cara belajar diri
Ketahuilah gaya belajar diri sendiri. Akrab dengan gaya belajar sendiri akan membantu untuk mempermudah dan mempercepat pembelajaran. Dan juga, dapat mempermudah mengetahui cara belajar orang lain. Sehingga dengan mudah melakukan penyesuaian-penyesuaian diri dalam menerima masukan dan dapat mempererat hubungan kerjasama antar individu.
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, disekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Dengan memahami gaya belajar dapat memudahkan siswa dalam menyerap dan mengolah informasi.
Mengetahui gaya belajar yang berbeda ini telah membantu para guru untuk mendekati murid di mana pun. Banyak ciri-ciri perilaku merupakan petunjuk kecenderungan belajar. Berikut ini cara-cara menentukan gaya belajar siswa.
Orang Visual
1) Mengingat apa yang dilihat, dari pada yang didengar.
2) Mengingat dengan asosiasi visual.
3) Biasanya tidak terganggu oleh keributan.
4) Mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal kecuali ditulis.
5) Lebih suka membaca dari pada dibacakan.
6) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ditelepon dan dalam rapat.
7) Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain.
8) Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada berpidato.
9) Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata.
Orang Auditorial
1) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja.
2) Mudah terganggu oleh keributan.
3) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca.
4) Lebih suka musik daripada seni.
5) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar.
6) Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik.
Orang Kinestetik
1) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka.
2) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak.
3) Belajar melalui, memanipulasi, dan praktik.
4) Menghapal dengan cara berjalan dan melihat.
5) Menggunakan jari penunjuk ketika membaca.
6) Banyak menggunakan isyarat tubuh.
7) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.
8) Tidak dapat mengingat geografi kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu.
9) Kemungkinan tulisannya jelek.
10) Menyukai permainan yang menyibukkan.
Dengan mengetahui cara belajar masing-masing individu. Maka diharapkan siswa dengan medah dapat menyerap segala informasi dan menghilangkan kejenuhan disaat proses belajar mengajar berlangsung, khususnya pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam yang memerlukan pemahaman yang mendalam.
5. Penggunaan Peta Pikiran (mind map)
Peta pikiran adalah pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.
Teknik pencacatan ini dikembangkan pada tahun 1970-an oleh Tony Buzan dan didasarkan pada riset tentang bagaimana cara kerja otak yang sebenarnya. Otak sering kali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan perasaan. Dalam mencatat sebaiknya tidak hanya menggunakan teks, namun juga memanfaatkan gambar. Jika perlu perkaya catatan dengan warna, sebab otak senang dengan warna.
Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah. Ini jauh lebih mudah dari pada metode pencatatan tradisional karena ia mengaktifkan kedua belahan otak. Cara ini juga menenangkan, menyenangkan, dan kreatif. Pikiran tidak akan menjadi mandeg mengulangi catatan, jika catatan-catatan tersebut dibuat dalam bentuk peta pikiran.
Peta pikiran mempunyai kelebihan dibandingkan cara catatan yang lain. Dengan beberapa keunggulannya antara lain fleksibel, dapat memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman dan menyenangkan.
6. Perayaan Keberhasilan
Ketika tujuan telah dicapai maka rayakanlah. Perayaan prestasi akan memberikan perasaan keberhasilan, penyelesaian dan kepercayaan, kemudian akan membantu motivasi untuk mencapai tujuan yang berikutnya.
Sumber Buku Bacaan :
Hernowo, Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar Secara Menyenangkan (Bandung: MLC, 2007)
Win Wenger, Beyond Teaching and Learning: Memadukan Quantum Teaching dan Quantum Learning. (Bandung: Nuansa, 2004)
Bobby De Porter & Mike Hernacky, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. (Bandung: Kaifa, 2003)
Kamis, Juni 11, 2009
Quantum Learning
INDRA - POSTAR
INDRA - Quantum Learning berakar dari upaya Dr. George Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai “suggestology” atau “suggestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif dan negative.
Beberapa teknik yang digunakannya untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar didalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poser untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugesti.
Istilah lain yang hampir dapat dipertukarkan dengan “suggestology”adalah “pemercepatan belajar” (accelerated learning). Pemercepatan belajar didefinisikan sebagai “memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi “kegembiraan”.
Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan: hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Namun, semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif. Jadi, dalam Quantum Learning lingkungan belajar harus diciptakan menyenangkan.
Dalam buku The Accelerated Learning Handbook, Dave Meier, yang dikutip oleh Hernowo, menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Kegembiraan yang dimaksud adalah bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri siswa.
Meier menambahkan pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat membawa perubahan terhadap diri si pembelajar.
Quantum Learning membahasakan kegembiraan dengan terbangunnya emosi positif, seseorang yang dapat membangun emosi positif di dalam dirinya, tentulah ia akan dapat menghadirkan suasana gembira. Frederickson menyebutkan empat keadaan emosi positif: joy (kegembiraan), interest (ketertarikan), contentment (kepuasaan atau kelegaan), dan love (cinta atau kasih sayang). Bayangkan jika setiap selesai proses belajar mengajar, senantiasa memiliki emosi positif.
Apabila emosi positif terus dibangun, tentulah hal-hal yang berkaitan dengan kehormatan diri dan kepercayaan diri akan semakin meningkat. Dan akhirnya, keberhasilan dalam proses belajar mengajar pun tidak harus dicapai secara 100%. Keberhasilan dapat dicapai di bawah 100% asal kemudian pencapaian itu terus dapat ditingkatkan akibat dari rasa senang yang terus menjalar di dalam diri. Dan proses peningkatan pencapaian kesuksesan dalam belajar atau mengajar hanya dapat tercapai dengan membangun emosi positif.
Roger Speryy, mengatakan bahwa otak memiliki dua belahan, yaitu belahan otak kiri dan belahan otak kanan. Menurutnya, kedua belahan otak tersebut bekerja sangat berbeda. Belahan otak kanan berpikir secara emosional dan belahan otak kiri secara rasional.
Quantum Learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP) yaitu suatu penelitian tentang cara kerja otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru.
Para pendidik dengan pengetahuan NLP dapat mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan yang positif, faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang, dan menciptakan “pegangan” dari saat-saat keberhasilan yang meyakinkan.
Maksudnya dengan memahami komponen-komponen otak dan mengetahui bagaimana otak bekerja akan membuat seseorang dapat belajar secara efektif dan menyenangkan.
Quantum Learning dapat didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi.
Tubuh secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar, tujuannya adalah meraih sebanyak mungkin cahaya interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilan energi cahaya.
Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur.
Quantum Learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar dan NLP dengan teori, keyakinan dan metode sendiri. Termasuk di antaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain, sepeti:
1. Teori otak kanan/otak kiri
2. Teori otak triune (3 in 1)
3. Pilihan modalitas (visual, auditorial, kinestetik)
4. Teori kecerdasan ganda
5. Pendidikan holistic (menyeluruh)
6. Belajar berdasarkan pengalaman
7. Belajar dengan simbol (metaphorik learning)
8. Simulasi/permainan.
Jadi dapat disintesiskan Quantum Learning adalah gabungan kegiatan yang seimbang antara bekerja dan bermain, dengan kecepatan yang mengesankan dan dibarengi dengan kegiatan yang menggembirakan. Serta efektif digunakan oleh semua umur.
Sumber Buku Bacaan :
Bobby De Porter & Mike Hernacky, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. (Bandung: Kaifa, 2003)
Beberapa teknik yang digunakannya untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar didalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poser untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugesti.
Istilah lain yang hampir dapat dipertukarkan dengan “suggestology”adalah “pemercepatan belajar” (accelerated learning). Pemercepatan belajar didefinisikan sebagai “memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi “kegembiraan”.
Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan: hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Namun, semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif. Jadi, dalam Quantum Learning lingkungan belajar harus diciptakan menyenangkan.
Dalam buku The Accelerated Learning Handbook, Dave Meier, yang dikutip oleh Hernowo, menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Kegembiraan yang dimaksud adalah bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri siswa.
Meier menambahkan pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat membawa perubahan terhadap diri si pembelajar.
Quantum Learning membahasakan kegembiraan dengan terbangunnya emosi positif, seseorang yang dapat membangun emosi positif di dalam dirinya, tentulah ia akan dapat menghadirkan suasana gembira. Frederickson menyebutkan empat keadaan emosi positif: joy (kegembiraan), interest (ketertarikan), contentment (kepuasaan atau kelegaan), dan love (cinta atau kasih sayang). Bayangkan jika setiap selesai proses belajar mengajar, senantiasa memiliki emosi positif.
Apabila emosi positif terus dibangun, tentulah hal-hal yang berkaitan dengan kehormatan diri dan kepercayaan diri akan semakin meningkat. Dan akhirnya, keberhasilan dalam proses belajar mengajar pun tidak harus dicapai secara 100%. Keberhasilan dapat dicapai di bawah 100% asal kemudian pencapaian itu terus dapat ditingkatkan akibat dari rasa senang yang terus menjalar di dalam diri. Dan proses peningkatan pencapaian kesuksesan dalam belajar atau mengajar hanya dapat tercapai dengan membangun emosi positif.
Roger Speryy, mengatakan bahwa otak memiliki dua belahan, yaitu belahan otak kiri dan belahan otak kanan. Menurutnya, kedua belahan otak tersebut bekerja sangat berbeda. Belahan otak kanan berpikir secara emosional dan belahan otak kiri secara rasional.
Quantum Learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP) yaitu suatu penelitian tentang cara kerja otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru.
Para pendidik dengan pengetahuan NLP dapat mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan yang positif, faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang, dan menciptakan “pegangan” dari saat-saat keberhasilan yang meyakinkan.
Maksudnya dengan memahami komponen-komponen otak dan mengetahui bagaimana otak bekerja akan membuat seseorang dapat belajar secara efektif dan menyenangkan.
Quantum Learning dapat didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi.
Tubuh secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar, tujuannya adalah meraih sebanyak mungkin cahaya interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilan energi cahaya.
Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur.
Quantum Learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar dan NLP dengan teori, keyakinan dan metode sendiri. Termasuk di antaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain, sepeti:
1. Teori otak kanan/otak kiri
2. Teori otak triune (3 in 1)
3. Pilihan modalitas (visual, auditorial, kinestetik)
4. Teori kecerdasan ganda
5. Pendidikan holistic (menyeluruh)
6. Belajar berdasarkan pengalaman
7. Belajar dengan simbol (metaphorik learning)
8. Simulasi/permainan.
Jadi dapat disintesiskan Quantum Learning adalah gabungan kegiatan yang seimbang antara bekerja dan bermain, dengan kecepatan yang mengesankan dan dibarengi dengan kegiatan yang menggembirakan. Serta efektif digunakan oleh semua umur.
Sumber Buku Bacaan :
Bobby De Porter & Mike Hernacky, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. (Bandung: Kaifa, 2003)
Kamis, Juni 11, 2009
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
INDRA - POSTAR
INDRA - Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal
1) Faktor biologis (jasmaniah)
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.
Faktor Eksternal
1) Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
2) Faktor lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.
3) Faktor lingkungan masyarakat
Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakt merupkan faktor ekstern yang juga berpengruh terhadap belajar siswa karena keberadannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.
Dengan meperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.
Daftar Buku Bacaan :
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara,2005), h. 12.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 64.
Faktor internal
1) Faktor biologis (jasmaniah)
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.
Faktor Eksternal
1) Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
2) Faktor lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.
3) Faktor lingkungan masyarakat
Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakt merupkan faktor ekstern yang juga berpengruh terhadap belajar siswa karena keberadannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.
Dengan meperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.
Daftar Buku Bacaan :
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara,2005), h. 12.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 64.
Kamis, Juni 11, 2009
INDRA - Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar:
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
Sumber Buku Bacaan :
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 250-251.
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara, 2006), h. 30.
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 102-124.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdikarya,2005), h. 22
Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar:
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
Sumber Buku Bacaan :
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 250-251.
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara, 2006), h. 30.
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 102-124.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdikarya,2005), h. 22
Kamis, Juni 11, 2009
Pengertian Belajar
INDRA - POSTAR
INDRA - Menurut Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.
Menurut Slameto, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Skinner yang di kutip oleh Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya yang berjudul Belajar dan pembelajaran, bahwa belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah laku.
R. Gagne seperti yang di kutip oleh Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, memberikan dua definisi belajar, yaitu:
1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
M. Sobry Sutikno mengemukakan, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Sumber Buku Bacaan :
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara,2005), h. 1.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta, 2003), h. 2.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta,1999), h. 9.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 13.
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Jakarta:PT Refika Aditama, 2007), h. 5.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 1996), h. 84.
Menurut Slameto, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Skinner yang di kutip oleh Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya yang berjudul Belajar dan pembelajaran, bahwa belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah laku.
R. Gagne seperti yang di kutip oleh Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, memberikan dua definisi belajar, yaitu:
1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
M. Sobry Sutikno mengemukakan, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Sumber Buku Bacaan :
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara,2005), h. 1.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta, 2003), h. 2.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta,1999), h. 9.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 13.
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Jakarta:PT Refika Aditama, 2007), h. 5.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 1996), h. 84.
Jumat, Juni 05, 2009
INDRA - Tulisan ini bukan tips, trik atau pun menginformasikan tentang software. Terkait dengan judul diatas yang terlihat aneh ini hanya tulisan biasa yang mudah-mudahan anda dapat memahaminya.
Saat ini internet sudah menjadi sumber utama dalam mencari informasi apa pun di seluruh dunia. Kata tafsir dan hermeunetik dalam judul di atas hanya di artikan sebagai sebuah kata yang artinya meng-interpretasi/ mencari makna dibalik kata atau kalimat.
Jika saat ini saya tanya anda "Apa tujuan anda menggunakan internet? atau apa yang anda cari di internet?" tentunya jawabannya pasti variatif sesuai dengan profile background nya masing-masing. Seberapa sadar kita memahami manfaat dari internet itu, yang jelas menurut saya sangat bermanfaat.
Positif dan negatif dari internet, semua tergantung pada user. Karena pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia dibekali akal sehingga berbeda dengan ciptaanNya yang lain. Dari niat dan tujuan user saja sudah terlihat dampak apa yang akan didapat, positif/ negatif.
Ilmu dan informasi apa yang ingin anda cari di internet hampir semuanya tersedia, ilmu yang sifatnya baik dan yang bersifat jahat pun tak sedikit. Oleh karena itu saya katakan bahwa semuanya kembali kepada user.
Tafsir Internet Hermenetika merupakan istilah yang saya pilih untuk mengungkapkan hal di atas. Bahwa untuk mengerti apa yang ada dalam internet, maka internet itu sendiri akan menjelaskan hal yang anda maksud, walau pun banyak versi/ multi tafsir. Karena, dalam internet setiap orang bebas melakukan interpretasi terhadap apa yang dia ketahui, tinggal user yang menilai bagus atau tidaknya.
Dengan demikian, tafsir internet hermeneutik dapat membuat kita lebih tahu bahwa ternyata ilmu yang kita miliki masih kurang, kurang dan kurang. Sehingga kita tak henti-hentinya menuntut ilmu walaupun sampai ke negeri Cina.
Mudah-mudahan dapat di fahami dan bermanfaat.