Terbaru

Jumat, Maret 13, 2009

(0) Comments

Doktrin dan Pluralisme dalam Al Qur’an (Resensi)

INDRA - Judul : Doktrin dan Pluralisme dalam Al Qur’an
Pengarang : Gamal Al Banna
Penerbit : Menara
Tebal Halaman : vii -110

Buku doktrin Pluralisme memuat gagasan tentang kenyataan pluralisme dikalangan masyarakat Islam. Tidak seperti kebanyakan kaum intelektual muslim yang lain, Gamal Al-Banna menemukan gagasan-gagasan pluralisme justru dari Al-Qur’an. Biasanya, pluralisme selalu dikaitkan dengan pola pikir filsafat yang sering kali merujuk kepada perkembangan pemikiran Barat. Gamal justru menggali pluralisme dari Al-Qur’an yang menurutnya sudah terlalu jauh ditinggalkan oleh kaum musllim. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika buku ini sarat dengan Ayat-ayat Al-Qur’an yang kemudian “ditafsir” oleh Gamal dengan pemahaman yang kritis, hingga Al-Qur’an, menurutnya, merupakan sumber otentik bagi pluralisme.

Di dalam bukunya yang dibahas pertama kali adalah tentang keesaan Allah yang meniscayakan pluralitas, sebagian orang menyangka karena Islam adalah agama tauhid (kesatuan), maka tauhid itu akan menghimpun segala sesuatu yang berada di luarnya. Segala yang berbau Islam akan menjadi satu: mulai dari masyarakat Islam system social, seni Islam, sastra Islam, tradisi Islam sampai dengan busana Islam, seluruh aspek kehidupan akan menjadi satu warna dan masyarakat Islam berada dalam satu model yang monoton stagnan dan tidak plural, dan bentuk seperti inilah yang dianggap oleh sebagian kaum cendikiawan model yang paling tepat untuk masyarakat Islam dibanding berbagai aliran yang saling bertentangan.

Menurut Gamal orang-orang yang berkeyakinan bahwa masyarakat Islam berada dalam satu model karena mereka memeluk tauhid, adalah orang-orang yang lebih tepat untuk dikatakan sebagi pemimpi. Keyakinan seperti ini adalah keyakinan yang tidak berdasar bahkan merupakan penyimpangan. Sebab meyakini keesaan Allah (tauhidillah) meniscayakan pluralitas segala sesuatu selain Dia. Pluralitas ini merupakan satu doktrin Aksiomatis seiring dengan doktrin keesaan Tuhan. Inilah doktrin yang paling masuk akal untuk menghindari kemusyrikan dalam bertauhid.

setelah Gamal menerangkan tentang keesaan Tuhan Gamal juga membahas isyarat-isyarat Al Qur’an tentang pluralisme. Al Qur’an adalah pondasi bagi pluralisme dalam Islam. Al Qur’an menjelaskan dan menggambarkan kepada kita tentang pluralisme dengan porsi yang besar dan dalam. Al Qur’an tidak pernah menghendaki manusia menjadi umat yang satu yang diatur oleh satu konvensi atau satu gagasan Mereka berbeda dan akan terus berbeda. Ketika Al Qur’an mengatakan kaum muslimin adalah umat yang satu, maka yang dimaksud adalah kesatuan dalam aqidah. Salah satu kaidah yang menopang pluralisme di dalam Al Qur’an adalah dalil yang menunjukkan tentang kebebasan berkeyakinan. Prinsip ini menyentuh sesuau yang sangat mendasar dalam setiap agama. Seperti dalam surat Al Baqarah ayat 256.

“Tidak ada paksaan dalam Agama. Telah jelas yang merupakan petunjuk (kebijakan) dari penimpangan.” (Qs. Al Baqarah: 256)

Banyak isyarat tentang pluralisme di dalam Al Qur’an merupakan pondasi paling penting bagi pluralisme . isyarat-isyarat itu menunjukkan adanya persepsi khusus dari Islam tentang apa yang ada dalam masyarakat manusia. Yang telah dijelaskan di atas. Selain factor-faktor primer yang menyebabkan adanya perbedaan di masyarakat yang telah disebutkan di atas ada dua factor yang paling mendukung terciptanya pluralisme dalam masyarakat Islam, yaitu petunjuk para Nabi dan godaan para setan.

Petunjuk para Nabi menjadi sumber utama bagi masyarakat ini. Dan petunjuk ini tidak mengambil bentuk tunggal dalam masyarakat akan tetapi mengambil bentuk yang plural. Dalam masyarakat Islam pluralitas pendapat dan Ijtihad menjadi keniscayaan yang tidak dapat dipungkiri. Semua tetap dalam satu dasar yang kuat, yaitu Islam itu sendiri Factor kedua Lahirnya pluralitas adalah adanya godaan setan hal itu ditegaskan dalam al Qur’an bahwa Allah memberikan kewenangan dan kekuasaan kepada setan untuk menyesatkan masnusia. Kekuasaan ini, yang masuk dalam berbagai aspek kehidupan, akan bertahan sampai kiamat.

Banyak ayat yang menjelaskan bahwa tidak ada seorang pun yang terhindar dari godaan setan
Dalam setiap pertandingan harus ada wasit yang siap menerapkan aturan permainan, dan memberikan sanksi kepada setiap pemain yang melanggar, begitu pula pluralisme, harus ada system yang mengatur di dalam pluralisme, bukan sebagai penghambat pluralisme itu sendiri melainkan harus mampu menjamin pluralisme secara praktis, bukan hanya sebagai wacana belaka.

Kesadaran Islam yang cerdas merupakan factor yang menjamin pluralisme dan menjaganya dari penyimpangan. Kesadaran Islam yang cerdas tidak pernah menutup diri dari berbagai kecendrungan yang positif obyektif. Bahkan kecenderungan itu bisa jadi akan menambah keistimewaan.

Untuk menuju sikap menerima akan pluralisme, maka kita harus mengeahui tentang etika persatuan dan perbedaan dalam Islam yang telah dijelaskan sebelumnya.
0 Komentar Pembaca (reader comment) to "Doktrin dan Pluralisme dalam Al Qur’an (Resensi)"

Posting Komentar

Jumlah Pengunjung Berbagai Negara

Indra's Blog Visitor
Profil Facebook Stif Blass

Sponsored Links