Terbaru

Selasa, Maret 31, 2009

(6) Comments

Air Adalah Sumber Dari Segala Sesuatu

INDRA - Diriwayatkan bahwa Kaisar Romawi menulis surat kepada Ma'awiyah binAbi Sufyan yang dibawa oleh seorang utusan. Isi surat tersebut:"Beritahukan kepada saya tentang suatu yang tidak ada kiblatnya(pengimaman), tentang yang tidak punya ayah, tidak punya keluarga(ibu-bapak) dan orang yang dibawa-bawa oleh kuburannya. Juga tentangtiga makhluk yang tidak dicipta dalam rahim, tentang sesuatu,setengahnya dan yang tidak terbilang. Kirimlah kepadaku dalam botolsuatu bibit (sumber dari segala sesuatu)".

Ma'awiyah r.a. kemudian mengirimkan surat dan botol tersebut kepadaAbdullah Ibnu Abbas r.a., pakar dan tokoh ulama fikih agar menjawabsurat itu.

Ibnu Abbas r.a. menjawab sebagai berikut: "Yang tidak punya kiblat(pengimaman) adalah Ka'bah. Yang tidak punya Ayah adalah Isa as. Yangtidak punya keluarga (ayah-ibu) ialah Adam as. Yang dibwa-bawa olehkuburannya ialah Yunus as yang ditelan oleh ikan hiu.

Adapaun tiga makhluk yang tidak dicipta dalam rahim ialah domba NabiIbrahim as., unta betina Nabi Saleh as., dan ular Nabi Musa as..

Adapun 'sesuatu' itu ialah orang berakal yang menggunakan akalnya.Setengah (separo) dari sesuatu ialah orang yg tidak berakal tetapimengikuti pendapat orang-orang yang berakal. Adapun yang tidakterbilang (apa-apa) ialah orang yang tidak berakal dan tidak maumengikuti pikiran orang-orang yang berakal.

Kemudian, beliau mengisi botol sehingga penuh dengan air dan berkata,"Air adalah bibit (sumber) dari segala sesuatu."

Jawaban surat Ma'awiyah dikirimkan kepada Kaisar yang menanggapinyadengan penuh kekaguman.

Selasa, Maret 31, 2009

(1) Comments

Meninggalkan Khianat, Mendapat Rahmat

INDRA - Al-Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi bin Muhammad Al-Bazzar Al-Anshari berkata: "Dulu, aku pernah berada di Makkah semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu menjaganya, suatu hari aku merasakan lapar yang sangat. Aku tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menghilangkan laparku. Tiba-tiba aku menemukan sebuah kantong dari sutera yang diikat dengan kaos kaki yang terbuat dari sutera pula.

Aku memungutnya dan membawanya pulang ke rumah. Ketika aku buka, aku dapatkan didalamnya sebuah kalung permata yang tak pernah aku lihat sebelumnya. Aku lalu keluar dari rumah, dan saat itu ada seorang bapak tua yang berteriak mencari kantongnya yang hilang sambil memegang kantong kain yang berisi uang lima ratus dinar. Dia mengatakan, 'Ini adalah bagi orang yang mau mengembalikan kantong sutera yang berisi permata'. Aku berkata pada diriku, 'Aku sedang membutuhkan, aku ini sedang lapar. Aku bisa mengambil uang dinar emas itu untuk aku manfaatkan dan mengembalikan kantong sutera ini padanya'.

Maka aku berkata pada bapak tua itu, 'Hai, kemarilah'. Lalu aku membawanya ke rumahku. Setibanya di rumah, dia menceritakan padaku ciri kantong sutera itu, ciri-ciri kaos kaki pengikatnya, ciri-ciri permata dan jumlahnya berikut benang yang mengikatnya. Maka aku mengeluarkan dan memberikan kantong itu kepadanya dan dia pun memberikan untukku lima ratus dinar, tetapi aku tidak mau mengambilnya. Aku katakan padanya, 'Memang seharusnya aku mengembalikannya kepadamu tanpa mengambil upah untuk itu'. Ternyata dia bersikeras, 'Kau harus mau menerimanya', sambil memaksaku terus-menerus. Aku tetap pada pendirianku, tak mau menerima.

Akhirnya bapak tua itu pun pergi meninggalkanku. Adapun aku, beberapa waktu setelah kejadian itu aku keluar dari kota Makkah dan berlayar dengan perahu. Di tengah laut, perahu tumpangan itu pecah, orang-orang semua tenggelam dengan harta benda mereka. Tetapi aku selamat, dengan menumpang potongan papan dari pecahan perahu itu. Untuk beberapa waktu aku tetap berada di laut, tak tahu ke mana hendak pergi!

Akhirnya aku tiba di sebuah pulau yang berpenduduk. Aku duduk di salah satu masjid mereka sambil membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Ketika mereka tahu bagaimana aku membacanya, tak seorang pun dari penduduk pulau tersebut kecuali dia datang kepadaku dan mengatakan, 'Ajarkanlah Al-Qur'an kepadaku'. Aku penuhi permintaan mereka. Dari mereka aku mendapat harta yang banyak.

Di dalam masjid, aku menemukan beberapa lembar dari mushaf, aku mengambil dan mulai membacanya. Lalu mereka bertanya, 'Kau bisa menulis?', aku jawab, 'Ya'. Mereka berkata, 'Kalau begitu, ajarilah kami menulis'. Mereka pun datang dengan anak-anak juga dan para remaja mereka. Aku ajari mereka tulis-menulis. Dari itu juga aku mendapat banyak uang. Setelah itu mereka berkata, 'Kami mempunyai seorang puteri yatim, dia mempunyai harta yang cukup. Maukah kau menikahinya?' Aku menolak. Tetapi mereka terus mendesak, 'Tidak bisa, kau harus mau'. Akhirnya aku menuruti keinginan mereka juga. Ketika mereka membawa anak perempuan itu kehadapanku, aku pandangi dia. Tiba-tiba aku melihat kalung permata yang dulu pernah aku temukan di Makkah melingkar di lehernya. Tak ada yang aku lakukan saat itu kecuali hanya terus memperhatikan kalung permata itu.

Mereka berkata, 'Sungguh, kau telah menghancurkan hati perempuan yatim ini. Kau hanya memperhatikan kalung itu dan tidak memperhatikan orangnya'. Maka saya ceritakan kepada mereka kisah saya dengan kalung tersebut. Setelah mereka tahu, mereka meneriakkan tahlil dan takbir hingga terdengar oleh penduduk setempat. 'Ada apa dengan kalian?', kataku bertanya. Mereka menjawab, 'Tahukah engkau, bahwa orang tua yang mengambil kalung itu darimu saat itu adalah ayah anak perempuan ini'. Dia pernah mengatakan, 'Aku tidak pernah mendapatkan seorang muslim di dunia ini (sebaik) orang yang telah mengembalikan kalung ini kepadaku'.

Dia juga berdoa, 'Ya Allah, pertemukanlah aku dengan orang itu hingga aku dapat menikahkannya dengan puteriku', dan sekarang sudah menjadi kenyataan'. Aku mulai mengarungi kehidupan bersamanya dan kami dikaruniai dua orang anak. Kemudian isteriku meninggal dan kalung permata menjadi harta pusaka untukku dan untuk kedua anakku. Tetapi kedua anakku itu meninggal juga, hingga kalung permata itu jatuh ke tanganku. Lalu aku menjualnya seharga seratus ribu dinar. Dan harta yang kalian lihat ada padaku sekarang ini adalah sisa dari uang 100 ribu dinar itu."

Selasa, Maret 31, 2009

(0) Comments

Pahitnya Obat

INDRA - POSTAR

INDRA - Seorang raja memiliki istri yang sangat ia cintai. Sayang, istrinya tidak bisa memberinya keturunan. Banyak tabib telah berusaha mengobatinya, namun tidak berhasil. Ia diberitahu bahwa ada seorang tabib yang sangat mahir di suatu tempat tertentu.
"Panggillah ia kemari," titah sang raja.

Tak beberapa lama datanglah sang tabib ke hadapan raja.

"Jika kalian ingin aku mengobatinya, maka biarkanlah aku berdua dengan sang permaisuri, tutuplah dengan hijab," kata sang tabib.Mereka kemudian meninggalkan kedua orang itu.

"Setelah kuamati bukuku, ternyata ajalmu telah dekat. Sisa umurmu tak cukup untuk mengandung dan melahirkan. Umurmu hanya tinggal 40 hari lagi," kata sang tabib kepada permaisuri raja.Setelah merasa cukup berbicara dengannya, sang tabib kemudian mohon
diri.

Sejak pertemuannya dengan sang tabib, nafsu makan permaisuri sangat berkurang. Makan siang dihidangkan, namun ia tidak memakannya. Makan malam disiapkan, ia juga tidak menyentuhnya.Raja khawatir dengan keadaan istrinya.

"Apa yang terjadi denganmu?" tanya raja.
"Orang bijak itu mengatakan bahwa umurku tinggal 40 hari," jelas istrinya.Permaisuri lalu menceritakan semua yang dikatakan oleh sang tabib.

Semakin hari tubuh sang permaisuri semakin kurus. Empat puluh hari lewat sudah, tetapi ia tidak mati juga. Raja kemudian mengutus orang untuk mengundang sang tabib.

"Empat puluh hari telah berlalu, namun istriku tetap hidup," kata raja kepada sang tabib.
"Sesungguhnya aku tidak tahu kapan ajalku tiba, apa lagi ajal orang lain. Namun saat itu, aku tidak menemukan obat yang lebih manjur dari berita yang menakutkannya. Istrimu selalu makan yang nikmat-nikmat sehingga lemak menutup rahimnya. Sekarang temuilah dia dan kumpullah dengannya. Insyaa Allah dia akan hamil." Tak lama kemudian tersebar berita bahwa permaisuri raja hamil.

Selasa, Maret 31, 2009

(0) Comments

Sepotong Roti Penebus Dosa

INDRA - Abu Burdah bin Musa Al-Asy'ari meriwayatkan, bahwa ketika menjelang wafatnya Abu Musa pernah berkata kepada puteranya: "Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang seseorang yang mempunyai sepotong roti."

Dahulu kala di sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah. Ibadah yang dilakukannya itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Tempat ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari-hari yang telah dia tentukan. Akan tetapi pada suatu hari, dia digoda oleh seorang wanita sehingga diapun tergoda dalam bujuk rayunya dan bergelimang di dalam dosa selama tujuh hari sebagaimana perkara yang dilakukan oleh pasangan suami-isteri.

Setelah ia sadar, maka ia lalu bertaubat, sedangkan tempat ibadahnya itu ditinggalkannya, kemudian ia melangkahkan kakinya pergi mengembara sambil disertai dengan mengerjakan solat dan bersujud.

Akhirnya dalam pengembaraannya itu ia sampai ke sebuah pondok yang di dalamnya sudah terdapat dua belas orang fakir miskin, sedangkan lelaki itu juga bermaksud untuk menumpang bermalam di sana, karena sudah sangat letih dari sebuah perjalanan yang sangat jauh, sehingga akhirnya dia tertidur bersama dengan lelaki fakir miskin dalam pondok itu.

Rupanya di samping kedai tersebut hidup seorang pendita yang ada setiap malamnya selalu mengirimkan beberapa buku roti kepada fakir miskin yang menginap di pondok itu dengan masing-masingnya mendapat sebuku roti.

Pada waktu yang lain, datang pula orang lain yang membagi-bagikan roti kepada setiap fakir miskin yang berada di pondok tersebut, begitu juga dengan lelaki yang sedang bertaubat kepada Allah itu juga mendapat bahagian, karena disangka sebagai orang miskin. Rupanya salah seorang di antara orang miskin itu ada yang tidak mendapat bahagian dari orang yang membahagikan roti tersebut, sehingga kepada orang yang membahagikan roti itu ia berkata: "Mengapa kamu tidak memberikan roti itu kepadaku." Orang yang membagikan roti itu menjawab: "Kamu dapat melihat sendiri, roti yang aku bagikan semuanya telah habis, dan aku tidak membagikan kepada mereka lebih dari satu buku roti."

Mendengar ungkapan dari orang yang membagikan roti tersebut, maka lelaki yang sedang bertaubat itu lalu mengambil roti yang telah diberikan kepadanya dan memberikannya kepada orang yang tidak mendapat bahagian tadi. Sedangkan keesokan harinya, orang yang bertaubat itu meninggal dunia.

Di hadapan Allah, maka ditimbanglah amal ibadah yang pernah dilakukan oleh orang yang bertaubat itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun dengan dosa yang dilakukannya selama tujuh malam. Ternyata hasil dari timbangan tersebut, amal ibadat yang dilakukan selama tujuh puluh tahun itu dikalahkan oleh kemaksiatan yang dilakukannya selama tujuh malam.

Akan tetapi ketika dosa yang dilakukannya selama tujuh malam itu ditimbang dengan sebuku roti yang pernah diberikannya kepada fakir miskin yang sangat memerlukannya, ternyata amal sebuku roti tersebut dapat mengalahkan perbuatan dosanya selama tujuh malam itu. Kepada anaknya Abu Musa berkata: "Wahai anakku, ingatlah olehmu akan orang yang memiliki sebuku roti itu!"

Selasa, Maret 31, 2009

(0) Comments

Paku Di Tiang

INDRA - POSTAR

INDRA - Beberapa ketika yang silam, ada seorang ikhwah yang mempunyai seorang anak lelaki bernama Mat. Mat membesar menjadi seorang yang lalai menunaikan suruhan agama. Meskipun telah berbuih ajakan dan nasihat,suruhan dan perintah dari ayahnya agar Mat bersembahyang, puasa dan lain-lain amal kebajikan, dia tetap meninggalkannya.Sebaliknya amal kejahatan pula yang menjadi kebiasaannya.

Kaki judi, kaki botol, dan seribu satu macam jenis kaki lagi menjadi kemegahannya. Suatu hari ikhwah tadi memanggil anaknya dan berkata, "Mat, kau ni terlalu sangat lalai dan berbuat kemungkaran. Mulai hari ini aku akan pacakkan satu paku tiang di tengah halaman rumah kita. Setiap kali kau berbuat satu kejahatan,maka aku akan benamkan satu paku ke tiang ini. Dan setiap kali kau berbuat satu kebajikan, sebatang paku akan kucabut keluar dari tiang ini."

Bapanya berbuat sepertimana yang dia janjikan, dan setiap hari dia akan memukul beberapa batang paku ke tiang tersebut. Kadang-kadang sampai berpuluh paku dalam satu hari. Jarang-jarang benar dia mencabut keluar paku dari tiang.

Hari bersilih ganti, beberapa purnama berlalu, dari musim ribut tengkujuh berganti kemarau panjang. Tahun demi tahun beredar.Tiang yang berdiri megah di halaman kini telah hampir dipenuhi dengan tusukan paku-paku dari bawah sampai ke atas. Hampir setiap permukaan tiang itu dipenuhi dengan paku-paku. Ada yang berkarat lepat dek kerana hujan dan panas. Setelah melihat keadaan tiang yang bersusukan dengan paku-paku yang menjijikkan pandangan mata, timbullah rasa malu. Maka dia pun berazamlah untuk memperbaiki dirinya. Mulai detik itu, Mat mula sembahyang. Hari itu saja lima butir paku dicabut ayahnya dari tiang. Besoknyas sembahyang lagi ditambah dengan sunat-sunatnya.Lebih banyak lagi paku tercabut. Hari berikutnya Mat tinggalkan sisa-sisa maksiat yang melekat. Maka semakin banyaklah tercabut paku-paku tadi. Hari demi hari, semakin banyak kebaikan yang Mat lakukan dan semakin banyak maksiat yang ditinggal, hingga akhirnya hanya tinggal sebatang paku yang tinggal melekat di tiang.

Maka ayahnyapun memanggil anaknya dan berkata: "Lihatlah anakku, ini paku terakhir, dan akan aku cabutkannya keluar sekarang. Tidakkah kamu gembira?" Mat merenung pada tiang tersebut, tapi disebalik melahirkan rasa gembira sebagai yang disangkakan oleh ayahnya, dia mula menangis teresak-esak. "Kenapa anakku?" tanya ayahnya, "aku menyangkakan tentunya kau gembira kerana semua paku-paku tadi telah tiada."Dalam nada yang sayu Mat mengeluh, "Wahai ayahku, sungguh benar katamu, paku-paku itu telah tiada,tapi aku bersedih parut - parut lubang dari paku itu tetap kekal ditiang, bersama dengan karatnya."

Rakan yang dimuliakan, Dengan dosa-dosa dan kemungkaran yang seringkali diulangi hinggakan menjadi suatu kebiasaan ,kita mungkin boleh mengatasinya, atau secara beransur-ansur menghapuskannya,tapi ingatlah bahawa parut-parutnya akan kekal. Dari itu, bilamana kita menyedaridiri ini melakukan suatu kemungkaran,ataupun sedang diambang pintu habit yang buruk, maka berhentilah serta-merta. Kerana setiap kali kita bergelimang dalam kemungkaran, maka kita telah membenamkan sebilah paku lagi yang akan meninggalkan parut pada jiwa kita, meskipun paku itu kita cabut kemudiannya. Apatah lagi kalau kita biarkan ianya berkarat dalam diri ini sebelum dicabut. Lebih-lebih lagilah kalau dibiarkan berkarat dan tak dicabut.Wassalam.

Selasa, Maret 31, 2009

(0) Comments

Ahli Surga

INDRA - POSTAR

INDRA - Imam Ahmad meriwayatkan dari Muhammad bin Qais bin Ubadah, dia berkata, "Aku sedang berada di masjid. Tiba-tiba datanglah seorang yang di wajahnya ada tanda kekusyukan. Dia shalat dua rakaat secara singkat. Orang-orang berkata, 'Orang ini ahli surga.'

Setelah dia keluar, maka saya mengikutinya sampai di rumahnya, lalu aku ikut masuk kerumahnya. Kami bercakap-cakap, dan setelah akrab aku bertanya, 'Ketika engkau masuk mesjid, orang-orang mengatakan bahwa engkau ahli surga.' Dia menanggapi, 'Mahasuci Allah. Tidak selayaknya seseorang mengatakan sesuatu yang tidak diketahuinya.

Saya akan bercerita kepadamu mengapa saya demikian. Sesungguhnya aku bermimpi seolah-olah aku berada di taman nan hijau.'" Ibnu Aun berkata: "Orang itu menceritakan kehijauan dan keluasan taman.'Di tengah-tengah taman ada tiang besi. Bagian bawahnya menancap ke bumi dan bagian atasnya menjulang ke langit. Pada bagian tengahnya ada tali.

Tiba-tiba dikatakan kepadaku, 'Naiklah!'
Maka aku menjawab, 'Aku tidak bisa.'
Kemudian datanglah pelayan.'
" Ibnu Aun berkata, "Pelayan itu seorang pemuda. Pelayan menyingsingkan bajuku dari belakang seraya berkata, 'Naiklah!' Maka akupun naik hingga berhasil memegang tali.

Dia berkata, 'Peganglah tali itu.' Maka aku terbangun dan tali itu benar-benar ada ditanganku.
Kemudian aku menemui Rasulullah saw. dan menceritakan kejadian itu kepada beliau. Maka beliau bersabda, 'Taman itu melambangkan taman Islam, tiang itu melambangkan tiang Islam, dan tali itu adalah tali yang kokoh. Kamu akan senantiasa memeluk Islam hingga mati.'"
Hadist ini dikemukakan dalam shahihain. Orang itu adalah Abdullah bin Salam r.a.

Selasa, Maret 31, 2009

(0) Comments

Sang Sufi (Kisah Penganut Tasawuf)

INDRA - Tersebutlah seorang penganut tasawuf bernama Nidzam al-Mahmudi. Ia tinggal di sebuah kampung terpencil, dalam sebuah gubuk kecil. Istri dan anak-anaknya hidup dengan amat sederhana. Akan tetapi, semua anaknya berpikiran cerdas dan berpendidikan. Selain penduduk kampung itu, tidak ada yang tahu bahwa ia mempunyai kebun subur berhektar-hektar dan perniagaan yang kian berkembang di beberapa kota besar. Dengan kekayaan yang diputar secara mahir itu ia dapat menghidupi ratusan keluarga yg bergantung padanya. Tingkat kemakmuran para kuli dan pegawainya bahkan jauh lebih tinggi ketimbang sang majikan. Namun, Nidzam al-Mahmudi merasa amat bahagia dan damai menikmati perjalanan usianya.

Salah seorang anaknya pernah bertanya, `Mengapa Ayah tidak membangun rumah yang besar dan indah? Bukankah Ayah mampu?""Ada beberapa sebab mengapa Ayah lebih suka menempati sebuah gubuk kecil," jawab sang sufi yang tidak terkenal itu. "Pertama, karena betapa pun besarnya rumah kita, yang kita butuhkan ternyata hanya tempat untuk duduk dan berbaring. Rumah besar sering menjadi penjara bagi penghuninya. Sehari-harian ia Cuma mengurung diri sambil menikmati keindahan istananya. Ia terlepas dari masyarakatnya. Dan ia terlepas dari alam bebas yang indah ini. Akibatnya ia akan kurang bersyukur kepada Allah."

Anaknya yang sudah cukup dewasa itu membenarkan ucapan ayahnya dalam hati. Apalagi ketika sang Ayah melanjutkan argumentasinya, "Kedua, dengan menempati sebuah gubuk kecil, kalian akan menjadi cepat dewasa. Kalian ingin segera memisahkan diri dari orang tua supaya dapat menghuni rumah yang lebih selesa. Ketiga, kami dulu cuma berdua, Ayah dan Ibu. Kelak akan menjadi berdua lagi setelah anak-anak semuanya berumah tangga. Apalagi Ayah dan Ibu menempati rumah yang besar, bukankah kelengangan suasana akan lebih terasa dan menyiksa?"

Si anak tercenung. Alangkah bijaknya sikap sang ayah yang tampak lugu dan polos itu. Ia seorang hartawan yang kekayaannya melimpah. Akan tetapi, keringatnya setiap hari selalu bercucuran. Ia ikut mencangkul dan menuai hasil tanaman. Ia betul-betul menikmati kekayaannya dengan cara yang paling mendasar. Ia tidak melayang-layang dalam buaian harta benda sehingga sebenarnya bukan merasakan kekayaan, melainkan kepayahan semata-mata. Sebab banyak hartawan lain yang hanya bisa menghitung-hitung kekayaannya dalam bentuk angka-angka. Mereka hanya menikmati lembaran-lembaran kertas yang disangkanya kekayaan yang tiada tara. Padahal hakikatnya ia tidak menikmati apa-apa kecuali angan-angan kosongnya sendiri.

Kemudia anak itu lebih terkesima tatkala ayahnya meneruskan, "Anakku, jika aku membangun sebuah istana anggun, biayanya terlalu besar. Dan biaya sebesar itu kalau kubangunkan gubuk-gubuk kecil yang memadai untuk tempat tinggal, berapa banyak tunawisma/gelandangan bisa terangkat martabatnya menjadi warga terhormat? Ingatlah anakku, dunia ini disediakan Tuhan untuk segenap mahkluknya. Dan dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan semua penghuninya. Akan tetapi, dunia ini akan menjadi sempit dan terlalu sedikit, bahkan tidak cukup, untuk memuaskan hanya keserakahan seorang manusia saja."

Selasa, Maret 31, 2009

(0) Comments

Kisah Sesendok Madu

INDRA - POSTAR

INDRA - Ada sebuah kisah simbolik yang cukup menarik untuk kita simak. Kisah iniadalah kisah tentang seorang raja dan sesendok madu. Alkisah, pada suatuketika seorang raja ingin menguji kesadaran warganya. Raja memerintahkanagar setiap orang, pada suatu malam yang telah ditetapkan, membawa sesendokmadu untuk dituangkan dalam sebuah bejana yang telah disediakan di puncakbukit ditengah kota. Seluruh warga kota pun memahami benar perintah tersebutdan menyatakan kesediaan mereka untuk melaksanakannya.

Tetapi dalam pikiran seorang warga kota (katakanlah si A) terlintas suatucara untuk mengelak, "Aku akan membawa sesendok penuh, tetapi bukan madu.Aku akan membawa air. Kegelapan malam akan melindungi dari pandangan mataseseorang. Sesendok airpun tidak akan mempengaruhi bejana yang kelak akandiisi madu oleh seluruh warga kota."

Tibalah waktu yang telah ditetapkan. Apa kemudian terjadi? Seluruh bejanaternyata penuh dengan air. Rupanya semua warga kota berpikiran sama dengansi A. Mereka mengharapkan warga kota yang lain membawa madu sambilmembebaskan diri dari tanggung jawab.

Kisah simbolik ini dapat terjadi bahkan mungkin telah terjadi, dalamberbagai masyarakat manusia. Dari sini wajar jika agama, khususnya Islam,memberikan petunjuk-petunjuk agar kejadian seperti di atas tidak terjadi:"Katakanlah (hai Muhammad), inilah jalanku. Aku mengajak ke jalan Allahdisertai dengan pembuktian yang nyata. Aku bersama orang-orang yangmengikutiku (QS 12:108)Dalam redaksi ayat di atas tercermin bahwa seseorang harus memulai daridirinya sendiri disertai dengan pembuktian yang nyata, baru kemudian diamelibatkan pengikut-pengikutnya.

"Berperang atau berjuang di jalan Allah tidaklah dibebankan kecuali padadirimu sendiri, dan bangkitkanlah semangat orang-orang mukmin(pengikut-pengikutmu) (QS 4:84)Perhatikan kata-kata "tidaklah dibebankan kecuali pada dirimu sendiri." NabiMuhammad saw. pernah bersabda: "Mulailah dari dirimu sendiri, kemudiansusulkanlah keluargamu." Setiap orang menurut beliau adalah pemimpin danbertanggung jawab atas yang dipimpinnya, ini berarti bahwa setiap orangharus tampil terlebih dahulu. Sikap mental demikianlah yang dapat menjadikanbejana sang raja penuh dengan madu bukan air, apalagi racun.

Pelita Hati - M. Quraish Shihab

Selasa, Maret 31, 2009

(0) Comments

Khalifah Gila ? (Kisah Teladan)

INDRA - Memang betul, Khalifah Umar bin Khaththab telah berubah ingatan. Banyak yangmelihatnya dengan mata kepala sendiri. Barangkali karena Umar di masamudanya sarat dengan dosa, seperti merampok, mabuk-mabukkan, malah sukamengamuk tanpa berperi kemanusiaan, sampai orang tidak bersalah banyak yangmenjadi korban. Itulah yang mungkin telah menyiksa batinnya sehingga iaditimpa penyakit jiwa.

Dulu Umar sering menangis sendirian sesudah selesai menunaikan salat. Dantiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak, juga sendirian. Tidak ada orang lainyang membuatnya tertawa. Bukankah hal itu merupakan isyarat yang jelas bahwaUmar bin Kaththab sudah gila?

Abdurrahman bin Auf, sebagai salah seorang sahabat Umar yang paling akrab,merasa tersinggung dan sangat murung mendengar tuduhan itu. Apalagi, hampirsemua rakyat Madinah telah sepakat menganggap Umar betul-betul sinting. Dan,sudah tentu, orang sinting tidak layak lagi memimpin umat atau negara.

Yang lebih mengejutkan rakyat, pada waktu melakukan salat Jum'at yang lalu,ketika sedang berada di mimbar untuk membacakan khotbahnya,sekonyong-konyong Umar berseru, "Hai sariah, hai tentaraku. Bukit itu, bukititu, bukit itu!"Jemaah pun geger. Sebab ucapan tersebut sama sekali tidak ada kaitannyadengan isi khotbah yang disampaikan. "Wah, khalifah kita benar-benar sudahgila," gumam rakyat Madinah yang menjadi makmum salat Jumat hari itu.

Tetapi Abdurrahman tidak mau bertindak gegabah, ia harus tahu betul, apasebabnya Umar berbuat begitu. Maka didatanginya Umar, dan ditanyainya,"Wahai Amirul Mukminin. Mengapa engkau berseru-seru di sela-sela khotbahengkau seraya pandangan engkau menatap kejauhan?" Umar dengan tenangmenjelaskan, "Begini, sahabatku. Beberapa pekan yang lewat aku mengirimkanSuriah, pasukan tentara yang tidak kupimpin langsung, untuk membasmi kaumpengacau. Tatkala aku sedang berkhotbah, kulihat pasukan itu dikepung musuhdari segala penjuru. Kulihat pula satu-satunya benteng untuk mempertahankandiri adalah sebuah bukit dibelakang mereka. Maka aku berseru: bukit itu,bukit itu, bukit itu!"

Setengah tidak percaya, Abdurrahman megerutkan kening. "Lalu, mengapa engkaudulu sering menangis dan tertawa sendirian selesai melaksanakan salatfardhu?" tanya Abdurrahman pula. Umar menjawab, "Aku menangis kalau teringatkebiadabanku sebelum Islam. Aku pernah menguburkan anak perempuankuhidup-hidup. Dan aku tertawa jika teringat akan kebodohanku. Kubikin patungdari tepung gandum, dan kusembah-sembah seperti Tuhan."

Abdurrahman lantas mengundurkan diri dari hadapan Khalifah Umar. Ia belumbisa menilai, sejauh mana kebenaran ucapan Umar tadi. Ataukah hal itu justrulebih membuktikan ketidakwarasannya sehingga jawabannya pun kacau balau?Masak ia dapat melihat pasukannya yang terpisah amat jauh dari masjidtempatnya berkhotbah?

Akhirnya, bukti itupun datang tanpa dimintanya. Yaitu manakala sariah yangkirimkan Umar tersebut telah kembali ke Madinah. Wajah mereka berbinar-binarmeskipun nyata sekali tanda-tanda kelelahan dan bekas-bekas luka yangdiderita mereka. Mereka datang membawa kemenangan.

Komandan pasukan itu, pada hari berikutnya, bercerita kepada masyarakatMadinah tentang dasyatnya peperangan yang dialami mereka. "Kami dikepungoleh tentara musuh, tanpa harapan akan dapat meloloskan diri dengan selamat.Lawan secara beringas menghantam kami dari berbagai jurusan. Kami sudahluluh lantak. Kekuatan kami nyaris terkuras habis. Sampai tibalah saat salatJumat yang seharusnya kami kejakan. Persis kala itu, kami mendengar sebuahseruan gaib yang tajam dan tegas: "Bukit itu, bukit itu, bukit itu!" Tigakali seruan tersebut diulang-diulang sehingga kami tahu maksudnya.Serta-merta kami pun mundur ke lereng bukit. Dan kami jadikan bukit itusebagai pelindung di bagian belakang. Dengan demikian kami dapat menghadapiserangn tentara lawan dari satu arah, yakni dari depan. Itulah awal kejayaan
kami."

Abdurrahman mengangguk-anggukkan kepala dengan takjub. Begitu pulamasyarakat yang tadinya menuduh Umar telah berubah ingatan. Abdurrahmankemudian berkata, "Biarlah Umar dengan kelakuannya yang terkadang menyalahiadat. Sebab ia dapat melihat sesuatu yang indera kita tidak mampu melacaknya"

Dari buku Kisah Teladan - K.H. Abdurrahman Arroisi

Jumat, Maret 27, 2009

(2) Comments

Pilih Bumi Selamat Atau Global Warming (EARTH HOUR)


INDRA - Untuk EARTH HOUR

EARTH HOUR Pertama kali di Indonesia

Tahun ini, untuk pertama kalinya Earth Hour dilakukan di Indonesia, di mana Jakarta dipilih menjadi kota pertama tempat penyelenggaraannya.

Pada Sabtu, 28 Maret 2009, tepat pukul 20.30, masyarakat Jakarta akan menyaksikan dan menjadi bagian dari aksi global dalam memadamkan lampu selama 1 jam.

Dan pada saat yang bersamaan, lampu-lampu di bangunan bersejarah seperti Monumen Nasional (Monas) serta di beberapa ciri khas kota Jakarta lainnya, seperti Patung Pemuda, Jembatan Semanggi, Bundaran HI, Air Mancur Arjuna Wiwaha dan tak terkecuali kantor gubernur balaikota akan dipadamkan.

Kenapa Jakarta?

Konsumsi listrik di Indonesia masih terkonsentrasi di Jawa, yakni pada 2007 mencapai sekitar 77% dari konsumsi nasional, dan sekitar 20% pengguna listrik di Indonesia berada di Jakarta, sedangkan untuk pasokan listrik di daerah lain di Indonesia masih berbagi dalam jumlah yang lebih kecil.

Total konsumsi listrik wilayah DKI Jakarta dan Tangerang adalah 23% dari total konsumsi listrik di seluruh Indonesia, dengan komposisi terbesar sebagai berikut:

• 34% berasal dari sektor rumah tangga (sebagian besar di DKI Jakarta)

• 30% berasal dari sektor industri (sebagian besar di Tangerang)

• 29% dari sektor bisnis (sebagian besar di DKI Jakarta)

Apa Yang Ingin Dicapai Pada Pelaksanaan Earth Hour Di Jakarta ?

  • Mendapat dukungan dan partisipasi pemerintah, pelaku bisnis, dan publik
  • Mengedukasi publik untuk melakukan perubahan gaya hidup sehari-hari demi menurunkan emisi karbon dioksida dan mengurangi dampak perubahan iklim
  • Mengukur kontribusi dan perubahan yang dapat dilakukan Jakarta dalam upaya penurunan emisi karbon dioksida (jika dilakukan tiap tahun atau menjadi program tahunan Pemda DKI Jakarta)
  • Berkontribusi dalam kampanye global untuk membuktikan bahwa dengan bekerja sama kita bisa membuat perubahan besar

Seberapa penting Earth Hour di Jakarta ?

Memadamkan lampu di DKI Jakarta 1 jam, sama dengan:

• 300MW (cukup untuk mengistirahatkan 1 pembangkit listrik dan menyalakan 900 desa)

• Mengurangi beban biaya listrik Jakarta sekitar Rp 200 juta

• Mengurangi emisi sekitar 284 ton CO2

• Menyelamatkan lebih dari 284 pohon

• Menghasilkan O2 untuk lebih dari 568 orang

Tunggu Apalagi ? Demianak cucu kita, demi kelangsungan hidup, dan demi bumi yang semakin tua.

Selamatkan Bumi...!!!
Matikan Listrik Selama 1 JAM tepat pukul 20.30 WIB ..!!

VOTE EARTH ! YOUR LIGHT SWITCH IS YOUR VOTE

Sumber :

www.earthhour.org

Jumat, Maret 27, 2009

(1) Comments

Jebolnya Tanggul Situ Gintung Menelan Korban (Bencana Alam)


Rata PenuhINDRA - Pulau Situ Gintung terletak di sebelah selatan kota Jakarta, tepatnya di desa Cirendeu Kecamatan Ciputat Tangerang. Lokasinya yang begitu dekat dengan Jakarta, hanya 10 menit dari Pondok Indah, menjadikan Pulau Situ Gintung merupakan tempat alternatif bagi warga Jakarta untuk berwisata bersama keluarga.
Dengan luas lebih dari 5 hektar lahan yang ditumbuhi berbagai pohon dan tumbuhan yang telah berusia puluhan tahun, ditambah panorama danau Situ Gintung yang mengelilinginya, menjadikan kesegaran udara dan keindahan alam Pulau Situ Gintung tidak kalah dengan kawasan Puncak Bogor.www.situgintung.com

Pagi dini hari tadi tanggul situ gintung jebol, sehingga air yang keluar dari danau membanjiri pemukiman-pemukiman warga sekitar yang letaknya memang berada lebih rendah dengan permukaan danau. Kejadian ini disebabkan karena curah hujan yang mengguyur deras kemarin sore.Menurut berita yang di lansir okezone.com hingga kini warga yang menjadi korban jebolnya Situ Gintung belum mendapatkan pertolongan dari tim SAR atau lainnya. Padahal warga sangat membutuhkan bantuan untuk melakukan pengungsian.

Menurut informasi yang diperoleh okezone dari warga setempat, Ahmad Fauzi (23), Jumat (27/3/2009), sejauh ini seluruh warga Kampung Poncol, Cirendeu, Ciputat, masih terjebak di lokasi banjir. Pihak pemerintah setempat menurutnya belum ada yang terlihat di lokasi. Hanya ada beberapa polisi dari Polsek Metro Ciputat. Namun diperoleh informasi, para warga yang bermukim di Perumahan Cirendeu Permai telah mendapatkan pertolongan. "Bantuan belum datang. Perahu karet untuk evakuasi warga juga belum ada," terang Fauzi.Sebelumnya Fauzi juga menyebutkan, diperoleh kabar sebanyak 7-10 orang warga tewas akibat terjangan arus dari jebolnya tanggul. Sementara arus yang berasal dari Situ Gintung membuat ketinggian air di Kampung Poncol, Cirendeu, mencapai 2 meter. Namun kini ketinggian sudah surut hingga 1,5 meter. Korban tewas akibat jebolnya tanggul Situ Gintung, Ciputat, Tangerang, terus bertambah. Diduga, masih banyak mayat yang belum dapat dievakuasi. "Di komplek Cireundeu Permai bawah banyak mayat yang menyangkut. Tepatnya di jembatan kali," ujar seorang warga Cirendeu Asti Pratini saat dikonfirmasi okezone. Selain itu, kata dia, seorang ibu juga nampak histeris saat mengetahui anaknya yang sekolah di Taman Kanak-Kanak menghilang beserta sopirnya. Terlebih, saat warga menemukan sebuah mobil warna hitam hanyut di kali sekitar. "Tapi saat warga mengevakuasi mobil tersebut, sudah tidak ada penumpangnya," tandas Asti. Saat ini, kata dia, sejumlah aparat dari kepolisian, TNI, dan masyarakat masih berusaha mengevakuasi korban yang belum ditemukan.

Dari daftar korban sementara yang diperoleh dikutip dari kompas.com adalah sebagai berikut

Daftar nama-nama korban meninggal akibat bencana tanggul Danau Situ Gintung. Berdasarkan data dari posko bencana di STIE Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Jakarta, jumlah korban sementara sudah mencapai 34 orang dan jenazah sebagian sudah ada yang teridentifikasi

Data Korban di Posko STIE Ahmad Dahlan berjumlah 11 orang :

1. Adinda Nursifah alamat belakang STIE Ahmad Dahlan,
2. Jafar Subhi Kampung Gintung RT 04/08 ,
3. Aisyah Putri Dumai,
4. Sugino (25),
5. Sundari (50),
6. Satimah (54),
7. Liarti (27),
8. Fahruroji,
9. Yuni (17),
10. Buluk (25) Poncol 1t 04/08 ,

Data Korban di Posko UMJ berjumlah 23 orang:

1. Dahlia (68),
2. Syiren (10),
3. Rusmiati,
4. Bela,
5. Ibu Eni,
6. Sri,
7. Nisa,
8. Tri,
9. Lia,
10 Komariah,
11. Ema,
12. Aisah,
13. Ibu Roni,
14. Agus Firmansyah (26),
15. Gunawan,
16. Karsun, 19 tahun,
17. Hj, Jalinah (64),
18. laki-laki tak diketahui,
19. perempuan tak diketahui.

Mahasiswa sejumlah 4 orang:

20. Hilma (19), Fak Agama Islam UMJ,
21. Metta (19), Fak. Agama Islam UMJ,
22. Hilmi, Fak. Agama Islam UMJ
23. Perempuan mahasiswa STIE AD,

Peta Situ Gintung



Jum'at 27 Maret 2009

Sumber :

www.situgintung.com

www.okezone.com

www.kompas.com

Rabu, Maret 25, 2009

(4) Comments

Kendang Sunda Perkusi Ritmis Yang Unik

INDRA - Kendang sunda atau dalam bahasa indonesia gendang merupakan alat salahsatu alat musik tradisional yang berkategori perkusi. Jika kita mengenal kendang jawa atau kendang lainnya biasanya hanya satu alat. Kendang sunda terdiri dari 3 kendang yaitu satu kendang yang berukuran besar dan 2 lainnya berukuran kecil atau disebut kulantir. Dalam permainannya, seperangkat kendang tersebut ada yang di ikat dengan tali yang terbuat dari kulit sapi,kambing, atau kerbau. Sehingga dalam memainkanya pun kendang tidak akan berpindah-pindah.
Asal Pembuatan Kendang (Gendang Sunda)

Bahan yang bagus untuk pembuatan kendang atau gendang sundabiasanya dibuat dari kayu nangka. Tapi ada juga yang menggunakan bahan dari pohon mangga atau kelapa. Kayunya di bentuk dan di haluskan sehingga membentuk tabung ujungnya berbeda diameternya. Setelah itu, tutup gendang yang perupakan sumber bunyi yang akan di pukul terbuat dari kulit sapi, ada juga yang menggunakan kulit kambing atau kulit kerbau. Kemudian tutup-tutup yang berada dibagian ujung keujung di perkuat oleh tali-tali (kurawet) yang terbuat dari kulit juga, akan tetapi sebagian ada juga yang menggunakan tambang atau kawat. Disarankan untuk menggunakan kulit juga karena slain elastis, tali-tali ini pun digunakan untuk menyetematau menentukan tinggi rendahnya suara pukulan gendang. Berbeda dengan gendang jawa, kendang sunda lebih banyak menggunakan tali. Yang terakhir adalah Penyangga (Kincir) terbuat dari kayu juga.Penyangga ini berfungsi untuk menyangga kendang dan biasanya ada dua penyangga kendang yang di sesuaika dengan ukurannya. Pada gendang yang besar ditalikan kain yang berguna untuk mengunci kendang dengan kaki (jempol) agar tidak berpindah-pindah. Gendandang biasanya di cat merah tua, kuning lalu di pernis.

Ukuran Gendang Sunda

Panjang gendang sunda biasanya 60-70 cm. Besar diameternya pada bagian kiri 20 cm, tengahnya 52 cm, dan bagian kanan 15 cm. Tetapi bisa juga dibuat lebih besar dari ukuran yang standar atau lebih kecil, tergantung keperluan. Gendang yang lebih besar dari gendang jaipong biasanya dibuat untuk bass atau suara yang nge-bass. Sedangkan yang lebih kecil di simpan di kiri kanan dan berbunyi ketipak ketipung atau lebih nge-treble (cempreng)Foto Diambil pada pentas tunggal postar I

Cara Memainkannya (Nabeuhna)


Cara menabuh gendang biasanya menggunakan telapak tangan kanan untuk bagian kiri kendang yang nge-bass dan yang kecil. sedangkan yang bagian kanan menggunakan telapak tangan kanan tapi lebih kecil atau juga menggunakan pemukul yang berukuran kecil yang ujungnya memakai karet dan membentuk bulat kecil. Tetapi ada juga yang menggunaka fiber. Cara memukul gendang sunda yang menggunakan pemukul yaitu pada tepak gendang Jaipongan, Wayang Golek, dan yang paling utama adalah tepak gendrum. Kaki dan kedua tangan berperan penting dalam permainan gendang sunda, inilah keunikannya.

Ingin Mendengar suara gendang Sunda ? Silahkan Download disini

Selasa, Maret 24, 2009

(0) Comments

Genjer - Genjer Menjadi Karya Misteri Menjadi Korban Sejarah

INDRA - Jika kita tanya kakek dan bapak dari kakek kita yang memang masih ada saat ini tentang lagu Genjer-genjer pasti mereka akan bercerita banyak masalah lagu ini. Lagu genjer-genjer yang diciptakan oleh Muhammad Arief, seorang seniman asal Banyuwangi yang terinspirasi oleh kondisi Banyuwangi yang saat itu sekitar tahun 1942 pada masa pendudukan Jepang mengalami kemiskinan yang luar biasa akibat diambil sumber pangan untuk kepentingan perang Jepang. Banyuwangi yang dulunya adalah daerah yng surplus akan makanan menjadi kekurangan pangan yang akhirnya memasak tanaman bernama genjer (limnocharis flava) yang sebelumnya menjadi tanaman pengganggu disawah dijadikan makanan sejenis tumis.

baca versi http://sendaljepit.wordpress.com

Liriknya :

Gendjer-gendjer neng ledokan pating keleler
Gendjer-gendjer neng ledokan pating keleler
Emake thole teka-teka mbubuti gendjer
Emake thole teka-teka mbubuti gendjer
Oleh satenong mungkur sedot sing tolah-tolih
Gendjer-gendjer saiki wis digawa mulih

Gendjer-gendjer esuk-esuk digawa nang pasar
Gendjer-gendjer esuk-esuk digawa nang pasar
didjejer-djejer diunting pada didasar
didjejer-djejer diunting pada didasar
emake djebeng tuku gendjer wadahi etas
gendjer-gendjer saiki arep diolah

Gendjer-gendjer mlebu kendil wedange umob
Gendjer-gendjer mlebu kendil wedange umob
setengah mateng dientas digawe iwak
setengah mateng dientas digawe iwak
sega sa piring sambel penjel ndok ngamben
gendjer-gendjer dipangan musuhe sega

artinya :

(Gendjer-gendjer ada di lahan berhamparan
Gendjer-gendjer ada di lahan berhamparan
Ibunya anak-anak datang mencabuti gendjer
ibunya anak-anak datang mencabuti gendjer
Dapat sebakul dipilih yang muda-muda
Gendjer-gendjer sekarang sudah dibawa pulang

Gendjer-gendjer pagi-pagi dibawa ke pasar
Gendjer-gendjer pagi-pagi dibawa ke pasar
Ditata berjajar diikat dijajakan
Ditata berjajar diikat dijajakan
Emaknya jebeng beli genjer dimasukkan dalam tas
Gendjer-gendjer sekarang akan dimasak

Gendjer-gendjer masuk belanga airnya masak
Gendjer-gendjer masuk belanga airnya masak
setengah matang ditiriskan dijadikan lauk
setengah matang ditiriskan dijadikan lauk
nasi sepiring sambal pecel duduk di ambin
Gendjer-gendjer dimakan musuhnya nasi)

Menurut anda, apa ada yang salah dengan lagu ini?

Ini adalah suatu karya besar yang patut mndapatkan apresiasi yang sangat tinggi karena ini adalah karya yang fenomenal pada zamannya yang menggambarkan potret masyarakat pada zaman dimana krisis pangan yang terjadi akibat penjajahan Jepang. Genjer yang sebetulnya menjadi hama disawahpun harus di konsumsi. Entah apa yang salah dengan genjer-genjer sebagai sebuah produk kebudayaan? Selepas PKI dan orang-orang PKI, berikut anak cucunya dihancurkan oleh Orde Baru, tak terkecuali pula lagu genjer-genjer yang sebenarnya adalah lagu yang menggambarkan potret masyarakat pada zaman pendudukan Jepang.

Mungkin steriotype lagu genjer-genjer menjadi lagu komunis dan patut dihancurkan muncul atas beberapa faktor. Pertama, sejak awal lagu ini berkembang dan dikreasi oleh kalangan komunis dan dikembangkan oleh kalangan komunis pula. Walaupun pada perkembangannya pada era tahun 1960-an lagu ini tidak hanya digemari oleh kalangan komunis, tetapi juga masyarakat secara luas. Namun Orde Baru menerapkan politik bumi hangus, maka seluruh produk apa pun yang dilahirkan oleh orang-orang komunis haram hukumnya dan patut dihabisi. Kedua, ketika peristiwa G 30 S tahun 1965 terjadi, Harian KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) mempelesetkan genjer-genjer menjadi jenderal-jenderal. Dalam catatan pribadinya Hasan Singodimayan, seniman HSBI dan teman akrab M Arief menuliskan bahwa lagu “Genjer-genjer” telah dipelesetkan.

Jendral Jendral Nyang ibukota pating keleler
Emake Gerwani, teko teko nyuliki jendral
Oleh sak truk, mungkir sedot sing toleh-toleh
Jendral Jendral saiki wes dicekeli

Jendral Jendral isuk-isuk pada disiksa
Dijejer ditaleni dan dipelosoro
Emake Germwani, teko kabeh milu ngersoyo
Jendral Jendral maju terus dipateni

Akibat penulisan lagu “Genjer-genjer” menjadi jenderal-jenderal, maka kian kuatlah alasan Orde Baru untuk membumihanguskan lagu ini. Pada perkembangannya, siapa pun yang tetap menyanyikan lagu ini akan ditangkap oleh aparat keamanan, tentu dengan tuduhan komunis. Karena larangan menyanyikan lagu genjer-genjer, maka beberapa seniman gandrung di Banyuwangi juga dilarang untuk menyanyikan lagu genjer-genjer, dan beberapa lagu dan gendhing yang memompa kesadaran politik massa rakyat.
Para seniman gaek pada masa itu seperti Hasnan Singodimayan, dan Haji Andang CY juga merasa heran dengan munculnya lirik lagu genjer-genjer yang sedemikian mendeskreditkan petinggi-petinggi militer waktu itu. Namun apalah kuasa orang-orang lemah waktu itu. Sudah jatuh tertimpa tangga pula, mungkin itulah ungkapan yang patut untuk menggambarkan kondisi seniman-seniman rakyat yang kebanyakan berafiliasi dengan Lekra. Jangankan mengoreksi lagu genjer-genjer, menyelamatkan diri mereka saja susah.

Sekarang memasuki babak politik baru, sebuah babak politik yang digadang-gandang akan menarasikan kebebasan. Konsep kebebasan menjadi pilar penting bagi episode kehidupan yang bertemakan demokrasi. Kalau memang saat ini kita bersungguh-sungguh membuat tema kehidupan tentang demokrasi, maka ada hal-hal penting yang menurut hemat penulis diperhatikan, khususnya yang menyangkut politik-kebudayaan.
Pertama, alam demokrasi harus memberikan tempat yang setara bagi segenap kalangan, tanpa memandang latar belakang kultural, agama, dan politik. Konsekuensinya, seluruh produk kebudayaan apa pun bentuknya diperkenankan tampil kembali menghiasai ruang publik, dan diserahkan kepada pasar politik untuk memberikan penilaian. Itu artinya, produk-produk kebudayaan yang pada masa lalu dikambinghitamkan tanpa argumentasi mestinya diberikan ruang pemulihan kembali untuk tampil mengisi khazanah kebudayaan Indonesia. Sebagai contoh yang paling nyata adalah kesenian genjer-genjer.
Kedua, negara melalui otoritas regulasinya semata-mata diletakkan sebagai fasilitator yang menaungi seluruh produk kebudayaan yang muncul dan dikembangbiakkan oleh rakyat. Regulasi negara tidak lagi menjadi mesin pemangkas yang setiap saat menghabisi produk-produk kesenian rakyat. Dalam rangka sebagai fasilitator itu, negara selayaknya menaruh jarak yang sama dengan semua produk kebudayaan rakyat.

Penasaran ingin mendengarkan lagu yang selama ini menjadi hampir punah akibat tarauma masyarakat karena dianggap sebagai lagu yang dilarang Orde Baru. Silahkan download disini.

Sumber : Eko Nurhadiyanto

Minggu, Maret 22, 2009

(6) Comments

Karawitan Jawa (Sekilas Tentang Karawitan)

INDRA - Karawitan itu dunia yang manis, halus, penuh rasa. Meskipun ghending bellagu keras, nada cepat, kehalusan rasa tetap ada. Dalam ghending juga terdapat kebersamaan yang tidak mungkin ditinggal begitu saja. Belajar karawitan berarti belajar hidup bersama, dan belajar menjadi manusia yang utuh.

Karawitan itu indah, penuh pesona. Lorong-lorong estetika tersemai halus dalam karawitan. Ghending yang paling sederhana pun tetap memuat daya estetika yang tinggi. Jadi belajar karawitan akan memperhalus estetika dan sekaligus etika. Aspek-aspek kemanusiaan akan muncul dalam karawitan. Satu penabuh dengan yang lain tidak akan mungkin berdiri sendiri, melainkan secara ritmissaling mewujudkan kepaduan yang mapan.

Laras manis adalah inti dari sebuah sajian karawitan. Sajian yang laras, akan terdengar, terasa indah, memikat dan bermakna. Manis, sudah barang tentu akan menciptakan harmoni dalam hidup. Hidup yang seimbang itu juga laras. Maka karawitwn itu akan menyeimbangkan hidup. Dari hidup yang kurang bermakna, tercipta keindahan hakiki.

Senin, Maret 16, 2009

(0) Comments

Islamisasi Ilmu Pengetahuan

INDRA - Dalam Islam, Ilmu merupakan salah satu perantara untuk memperkuat keimanan. Iman hanya akan bertambah dan menguat, jika disertai ilmu pengetahuan. Seorang ilmuan besar, Albert Enstein mengatakan bahwa “Science without Religion is blind, and Religion without science is lame”, ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh.

Ajaran Islam tidak pernah melakukan dikotomi antar ilmu satu dengan yang lain. Karena dalam pandangan islam, ilmu agama dan umum sama-sama berasal dari Allah. Islam juga menganjurkan kepada seluruh umatnya untuk bersungguh-sungguh dalam mempelajari setiap ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan Al-qur’an merupakan sumber dan rujukan utama ajaran-Nya memuat semua inti ilmu pengetahuan, baik yang menyangkut ilmu umum maupun ilmu agama. Memahami setiap misi ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah memahami prinsip-prinsip Al-quran.

Kata “Islamisasi” dalam makalah ini dapat dipahami dengan beberapa catatan. Pertama, unsur Islam dalam islamisasi tidak mesti dipahami secara ketat sebagai ajaran yang harus ditemukan rujukannya secara harfiah dalam Al-qur’an dan hadits. Tetapi sebaiknya dilihat dari segi spiritnya yang tidak boleh bertentangan dengan ajaran-ajaran fundamental islam. Seperti kepercayaan kepada yang gaib, malaikat, Tuhan dan juga wahyu. Adapun rujukannya disamping Al-quran dan hadits bisa saja berasal dari sumber yang bermacam-macam, seperti Yunani, Persia, India, pada masa lalu bahkan Barat pada masa sekarang. Kedua, Islamisasi tidak semata-mata berupa pembelaan sains dengan ayat Al-quran atau hadits yang dipandang cocok dengan penemuan ilmiah, tetapi beroperasi pada level Epistemologi. Terakhir, Islamisasi didasarkan pada pada asumsi bahwa ilmu tidak pernah sama sekali terbebas dari nilai.

Dalam menatap era globalisasi, ada beberapa model islamisasi pengetahuan yang bisa dikembangakan, diantaranya: model purifikasi, model modernisasi islam, dan model neo-modernisme.

Purifikasi yaitu pembersihan atau pensucian. Dalam arti, Islamisasi pengetahun berusaha menyelenggarakan pengkudusan ilmu pengetahuan agar sesuai dengan nilai dan norma islam. Model ini berasumsi bahwa dapat dilihat dari dimensi normatif-teologis. Doktrin Islam pada dasarnya mengajarkan kepada umatnya untuk memasuki Islam secara khaffah sebagai lawan dari ber-Islam secara parsial. Dengan melihat berbagai pendekatan yang dipakai Al-faruqi dan Al-Attas dalam gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan, seperti :

1) Penguasaan khazanah ilmu pengetahuan muslim

2) Penguasaan ilmu pengetahuan masa kini

3) Identifikasi kekurangan-kekurangan ilmu pengetahuan itu dalam hubungannya dengan ideal Islam.

4) Rekontruksi ilmu-ilmu itu sehingga menjadi paduan yang selaras dengan warisan dan idealitas Islam.

Modernisasi berarti proses perubahan menurut fitrah atau sunatullah. Sunatullah mengejawantahkan dirinya dalam hukum alam. Sehingga untuk menjadi modern, umat Islam harus memahami lebih dahulu hukum yang berlaku dalam alam, yang pada gilirannya akan melahirkan ilmu pengetahuan. Karena itu, modern berarti ilmiah dan rasional.

Untuk sampai pada pemahaman tersebut diperlukan proses secara bertahap. Jadi, menjadi modern berarti progresif dan dinamis. Dari sini, makna islamisasi ilmu pengetahuan yang ditawarkan oleh modernisasi Islam adalah membangun semangat umat Islam untuk selalu modern, maju, progresif, dan terus melakukan perbaikan bagi diri dan masyarakatnya agar terhindar dari keterbelakangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Model modernisasi Islam ini berangkat dari kepedulian terhadap keterbelakangan umat Islam dimasa kini, yang disebabkan oleh kepicikan berfikir, kebodohan, dan keterpurukan dalam memahami ajaran agamanya. Sehingga sistem pendidikan Islam dan ilmu pengatahuan agama islam tertinggal jauh dibelakang non-muslim. Karena itu, model modernisasi Islam ini cenderung mengembangkan pesan Islam dalam konteks perubahan sosial dan perkembangan iptek, serta melakukan liberalisasi penanganan yang adaptif terhadap kemajuan zaman tanpa harus meninggalkan sikap kritis terhadap unsur negatif dan proses modernisasi.

Sedangkan model neo-modernisme berusaha memahami ajaran-ajaran dan nilai-nilai mendasar yang terkandung dalam Al-quran dan sunnah dengan mempertimbangkan khazanah intelektual muslim klasik serta mencermati kesulitan-kesulitan dan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh dunia iptek. Adapun jargon yang sering dikumandangkan adalah “memelihara kebaikan di masa lalu dan mengambil kebaikan yang baru”.

Landasan metodologis Islamisasi pengetahuan model ini menurut Saeful Muzani adalah sebagai berikut : pertama, persoalan-persoalan kontemporer umat Islam harus dicari penjelasannya dari tradisi dan hasil ijtihad para ulama yang merupakan hasil interpretasi terhadap Al-quran. Kedua, bila dalam tradisi tidak ditemukan jawaban yang sesuai dengan kondisi kontemporer, maka harus menelaah konteks sosio-historis dari ayat-ayat Al-quran yang menjadi landasan ijtihad para ulama tersebut. Ketiga, melalui telaah historis akan terungkap pesan moral Al-quran yang sebenarnya, yang merupakan etika sosial Al-quran. Keempat, setelah itu baru menelaahnya dalam konteks umat Islam. Dewasa ini dengan bantuan hasil-hasil studi yang cermat dari ilmu pengetahuan atas persoalan yang bersifat evaluatif dan legitimatif. Sehingga memberikan pendasaran dan arahan moral terhadap persoalan yang ditanggulangi.

Dari pengertian dan model Islamisasi pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa Islamisasi dilakukan dalam upaya membangun kembali semangat umat Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kebebasan penalaran intelektual dan kajian-kajian rasional – empirik dan filosofis dengan tetap merujuk kepada kandungan Al-quran dan Sunnah Nabi. Sehingga umat Islam akan bangkit dan maju menyusul ketinggalan dari umat lain, khususnya Barat.

Maraknya kajian dan integrasi keilmuan (islamisasi ilmu pengetahuan) dewasa ini dengan center didengungkan oleh kalangan intelektual muslim antara lain Naquib Al Attas dan Ismail Raji’ Al Faruqi, tidak lepas dari kesadaran berislam ditengah pergumulan dunia global yang sarat dengan kemajuan iptek. Ia misalnya berpendapat bahwa umat Islam akan maju dan dapat menyusul Barat manakala mampu mentransformasikan ilmu pengetahuan dalam memahami wahyu, atau sebaliknya mampu memahami wahyu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

Usaha menuju integrasi ilmu sebenarnya sudah dimulai sejak abad ke-9 meskipun mengalami pasang-surut. Pada awal abad ke-19, Ahmad Khan dan Muhammad Abduh (awal abad ke-20) di Mesir, meski sejak awal menyadari bahaya dan ancaman peradaban Barat, tetapi dalam usaha reformasi pendidikan dan pemikiran Islam berupaya memadukan sistem pendidikan Islam dan sistem pendidikan Barat dengan jalan mencangkokan kedua sistem yang mengandung landasan nilai berbeda, sehingga justru menciptakan dikotomi-dikotomi, baik dalam sistem pendidikan islam maupun pengetahuan.

Dikotomi keilmuan merupakan salah satu penyebab dari kemunduran suatu bangsa, masa ini dikenal sebagai abad stagnasi pemikiran Islam. Kondisi ini juga merupakan imbas dari kelesuan bidang politik dan budaya. Umat Islam saat ini cenderung bernostalgia dengan masa kejayaannya di abad pertengahan, sehingga lupa dengan kenyataan yang sesungguhnya terjadi. Penyebab lain terjadinya dikotomi keilmuan dikarenakan adanya kolonialisme Barat atas dunia Islam. Negara-negara Islam tidak mampu menolak upaya-upaya yang dilakukan Barat, terutama injeksi budaya dan peradabannya. Karena itu, buadya barat mendominasi budaya setempat yang telah dibangun sejak lama. Bahkan bisa dikatakan ilmu-ilmu umum telah menggantikan ilmu-ilmu islam.

Sejak abad ke-19 dunia Islam telah merasakan benturan dengan Barat. Sebagaimana yang disinggung oleh Fazlur Rahman, bahwa hegemoni Barat dengan membawa nilai-nilai sekularnya menembus pada sendi-sendi, struktur-struktur ilmu-ilmu Islam, seperti ditingkat teoritis berupa gejala rasionalis buta yang tidak mengindahkan nuansa-nuansa religius, dan akhirnya merambah ketingkat praksisi berupa westernisasi. Oleh karena itu, format ideal struktur ilmu keislaman seharusnya disusun ulang secara komprehensif, dengan merumuskan adanya pengakuan secara sadar - atau menuju kepada kesadaran ilahiah terhadap sumber ilmu yang bersifat Esa. Yang diwahyukan dalam Al-quran dan Sunnah Nabi-Nya.

Budaya Barat yang diterima secara total bersama dengan adopsi ilmu pengetahuan dan teknologinya sangat membahayakan. Sebab, mereka yang menganut pandangan tersebut berkeyakinan bahwa kemajuanlah yang penting, bukan agama. Oleh karena itu, kajian agama dibatasi bidangnya. Ilmu agama hanya membicarakan hubungan individu dengan Tuhan, yang merupakan urusan ilmu umum.

Menurut Ikhrom, dikotomi ini pada kelanjutannya berdampak negatif terhadap kemajuan Islam. Paling tidak ada empat dampak negatif dari dikotomi ilmu umum dan agama. Pertama, munculnya ambivalensi dalam sistem pendidikan Islam. Lembaga semacam pesantren mencitrakan dirinya sebagai lembaga yang bercorak tafaqqahu fi al-din, yang menganggap persoalan muamalah bukan garapan mereka. Kedua, munculnya kesenjangan antara sistem pendidikan Islam dengan ajaran Islam.

Sistem pendidikan yang ambivalen mencerminkan pandangan dikotomis yang memisahkan ilmu agama dan ilmu umum. Pandangan ini jelas bertentangan dengan konsep ajaran Islam sendiri yang bersifat integral, dimana Islam mengajarkan keharusan adanya keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat. Ketiga, terjadinya disintegrasi sistem pendidikan Islam, dimana sistem agama dam umum tetap bersikukuh mempertahankan kediriannya. Meski modernisasi telah diusahakn, tetapi karena adanya hegemoni sistem umum atas sistem agama, maka tetap memunculkan dikotomi sistem dan keilmuan. Keempat, munculnya inferioritas pengelola pendidikan Islam. Hal ini disebabkan karena sistem pendidikan Barat yang pada kenyataannya kurang menghargai nilai-nilai kultural dan moral telah dijadikan tolak ukur kemajuan dan keberhasilan sistem pendidikan bangsa kita.

Kemajuan sains dan teknologi Barat telah berpengaruh pada Negara-negara Islam yang masih terbelakang di hampir semua aspek kehidupan. Menurut Zaenudin Sadar, ada tiga sikap ilmuan muslim dalam merespon sains dan teknologi Barat. Pertama, kelompok muslim apologetik, yaitu mereka yang menyatakan bahwa sains modern bersifat universal dan netral, lalu mereka mencari legitimasi dengan mencari ayat-ayat Al-quran yang sesuai dengan teori sains modern. Kedua, kelompok yang masih bekerja dengan sains modern, tetapi berusaha juga mempelajari filsafatnya agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak Islami. Ketiga, kelompok yang percaya adanya sains Islam, dan berusaha membangunnya, sikap yang ketiga ini dapat dibenarkan secara historis pada masa kejayaan Islam.

Dalam bukunya Islamization of knowledge, Ismail Al Faruqi mengatakan bahwa umat Islam sedang mengalami malaise total diberbagai bidang. Keadaan umat Islam dimana-dimana tampak berada dibawah bangsa lain. Untuk itu, demi terwujudnya proyek Islamisasi, Ismail Al Faruqi merancang rencana yang dibagi dalam beberapa langkah diantaranya :

v Penguasaan disiplin ilmu modern

v Penguasaan khazanah islam

v Penentuan relevansi islam bagi masing-masing bidang ilmu modern

v Pencarian sintesa kreatif antara khazanah islam dengan ilmu modern

v Pemikiran islam mengarah kepada jalan-jalan yang mencapai pemenuhan pola rencana Allah Swt.

DAFTAR PUSTAKA

Kartanegara, Mulyadhi, 2003, Pengantar Epistemologi Islam, Mizan Media Utama, Bandung.

Bahtiar, Amsal, 2005, Filsafat Ilmu, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Nata, Abuddin, dkk, 2003, Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, UIN Jakarta Press, Jakarta.

Senin, Maret 16, 2009

(1) Comments

Aliran Postmodernisme (Filsafat Masa Kontemporer )

INDRA - Postmodernisme sebagai trend dari suatu pemikiran yang sangat popular pada penghujung abad ke-20 ini merambah ke berbagai bidang dan disiplin filsafat dan ilmu pengetahuan. Pada awalnya postmodern lahir sebagai reaksi terhadap kegagalan modernisme.

Dalam modernisme, filsafat memang berpusat pada epistemologi yang bersandar pada gagasan tentang subjektivitas dan objektivitas murni yang satu sama lain terpisah tak saling berkaitan. Tugas pokok filsafat adalah mencari fondasi segala pengetahuan (fondasinalisme), dan tugas pokok subjek adalah mempresentasikan kenyataan objektif (Representasionalisme).

Wacana postmodern menjadi popular setelah Francois Lyotard (1924) menerbitkan bukunya The Postmodern Condition : A Report on Knowledge (1979). Modernitas menurut Lyotard ditandai oleh kisah-kisah besar yang mempunyai fungsi mengarahkan serta menjiwai masyarakat modern, mirip dengan mitos-mitos yang mendasari masyarakat primitif dulu.

Seperti halnya dengan mitos dalam masyarakat primitif, kisah-kisah besar pun melegitimasi institusi-institusi serta praktek-praktek sosial, sistem hukum serta moral, dan seluruh cara berfikir. Tetapi berbeda dengan mitos-mitos, kisah-kisah besar itu tidak mencari legitimitas dalam suatu peristiwa yang terjadi pada awal mula (seperti penciptaan oleh dewa-dewa), melainkan dalam suatu masa depan, dalam suatu ide yang harus diwujudkan. Salah satu contoh kisah besar yang berusaha mewujudkan ide seperti itu adalah emansipasi progresif dari rasio dan kebebasan dalam liberalisme politik.


Sumber Bacaan :

Rizal Muntansyir dkk, “Filsafat Ilmu”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta : 2004

Prof.Dr. Sutardjo A. Wiramihardja, “Pengantar Filsafat”, PT Refika Aditama, Bandung : 2006

Senin, Maret 16, 2009

(6) Comments

Aliran Pragmatisme (Filsafat Masa Kontemporer )

INDRA - Pada abad ke-20 ada aliran filsafat yang pengaruhnya dalam dunia cukup besar, yaitu aliran filsafat pragmatisme. Pragmatisme merupakan gerakan filsafat Amerika yang menjadi terkenal selama satu abad terakhir. Aliran filsafat ini merupakan suatu sikap, metode dan filsafat yang memakai akibat-akibat praktis dari pikiran dan kepercayaan sebagai ukuran untuk menetapkan nilai kebenaran.

Kelompok pragmatisme bersikap kritis terhadap sistem-sistem filsafat sebelumnya seperti bentuk-bentuk aliran materialisme, idealisme dan realisme. Mereka mengatakan bahwa pada masa lalu filsafat telah keliru karena mencari hal-hal mutlak, yang ultimate, esensi-esensi abadi, substansi, prinsip yang tetap dan sistem kelompok empiris, dunia yang berubah serta problema-problemanya, dan alam sebagai sesuatu dan manusia tidak dapat melangkah keluar daripadanya.

Salah seorang tokoh Pragmatisme adalah William James (1842-1910), ia memandang pemikirannya sendiri sebagai kelanjutan empirisme inggris, namun empirismenya bukan merupakan upaya untuk menyusun kenyataan berdasar atas fakta-fakta lepas sebagai hasil pengamatan. James membedakan dua macam bentuk pengetahuan :

a. Pengetahuan yang langsung diperoleh dengan jalan pengamatan

b. Pengetahuan tidak langsung yang diperoleh dengan melalui pengertian.

Kebenaran itu suatu proses, suatu ide dapat menjadi benar apabila didukung oleh peristiwa-peristiwa sebagai akibat atau buah dari ide itu. Oleh karena kebenaran itu hanya suatu yang potensial, baru setelah verifikasi praktis (berdasarkan hasil/buah pemikiran), kebenaran potensial menjadi real.


Sumber Bacaan :

Rizal Muntansyir dkk, “Filsafat Ilmu”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta : 2004

Prof.Dr. Sutardjo A. Wiramihardja, “Pengantar Filsafat”, PT Refika Aditama, Bandung : 2006

Senin, Maret 16, 2009

(0) Comments

Aliran Strukturalisme (Filsafat Masa Kontemporer )

INDRA - Aliran filsafat eksistensialisme yang menjadi mode berfilsafat pada pertengahan abad ke-20 mendapat reaksi dari aliran Strukturalisme. Jika eksistensialisme menekankan pada peranan individu, maka strukturalisme juga melihat manusia “terkungkung” dalam berbagai struktur dalam kehidupannya. Secara garis besar ada dua pengertian pokok yang sangat erat kaitannya dengan strukturalisme sebagai aliran filsafat.

a. Strukturalisme adalah metode atau metodologi yang digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu kemanusiaan dengan bertitik tolak dari prinsip-prinsip linguistik yang dirintis oleh Ferdinandde Saussure.

b. Strukturalisme merupakan aliran filsafat yang hendak memahami masalah yang muncul dalam sejarah filsafat. Di sini metodologi struktural dipakai untuk membahas tentang manusia, sejarah, kebudayan dan alam, yaitu dengan membuka secara sistematik struktur-struktur kekerabatan dan struktur-struktur yang lebih luas dalam kesusasteraan dan dalam pola-pola psikologik tak sadar yang menggerakkan tindakan manusia.

Para sturukturalis filosofis yang menerapkan prinsip-prinsip strukturalisme linguistic dalam berfilsafat bereaksi terhadap aliran filsafat Fenomenologi dan eksistensialisme yang melihat manusia dari sudut pandang yang subjektif.

Tokoh berpengaruh dalam aliran filsafat strukturalisme adalah Michel Foucault (1926-1984). Kesudahan “manusia” sudah dekat, itulah pendirian Foucault yang sudah terkenal tentang “kematian” manusia. Maksud Foucault bukannya bahwa nanti tidak ada manusia lagi, melainkan bahwa akan hilang konsep “manusia” sebagai suatu kategori istimewa dalam pemikiran kita. Manusia akan kehilangan tempatnya yang sentral dalam bidang pengetahuan dan dalam kultur seluruhnya.


Sumber Bacaan :

Rizal Muntansyir dkk, “Filsafat Ilmu”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta : 2004

Prof.Dr. Sutardjo A. Wiramihardja, “Pengantar Filsafat”, PT Refika Aditama, Bandung : 2006

Senin, Maret 16, 2009

(3) Comments

Aliran Eksistensialisme (Filsafat Masa Kontemporer)

INDRA - Eksistensialisme dan Fenomenologi merupakan dua gerakan yang sangat erat dan menunjukkan pemberontakan tambahan metode-metode dan pandangan-pandangan filsafat barat. Istilah eksistensialisme tidak menunujukkan suatu sistem filsafat secara khusus.

Meskipun terdapat perbedaan-perbedan yang besar antara para pengikut aliran ini, namun terdapat tema-tema yang sama sebagai ciri khas aliran ini yang tampak pada penganutnya. Mengidentifikasi ciri aliran eksistensialisme sebagai berikut :

a. Eksistensialisme adalah pemberontakan dan protes terhadap rasionalisme dan masyarakat modern, khususnya terhadap idealisme Hegel.
b. Eksistensialisme adalah suatu proses atas nama individualis terhadap konsep-konsep, filsafat akademis yang jauh dari kehidupan konkrit.
c. Eksistensialisme juga merupakan pemberontakan terhadap alam yang impersonal (tanpa kepribadian) dari zaman industri modern dan teknologi, serta gerakan massa.
d. Eksistensialisme merupakan protes terhadap gerakan-gerakan totaliter, baik gerakan fasis, komunis, yang cenderung menghancurkan atau menenggelamkan perorangan di dalam kolektif atau massa.
e. Eksistensialisme menekankan situasi manusia dan prospek (harapan) manusia di dunia.
f. Eksistensialisme menekankan keunikan dan kedudukan pertama eksistensi, pengalaman kesadaran yang dalam dan langsung.

Salah seorang tokoh eksistensialisme yang popular adalah Jean Paul Sartre (1905-1980), ia membedakan rasio dialektis dengan rasio analitis. Rasio analitis dijalankan dalam ilmu pengetahuan. Rasio dialektis harus digunakan, jika kita berfikir tentang manusia, sejarah, dan kehidupan sosial.

Sumber Bacaan :

Rizal Muntansyir dkk, “Filsafat Ilmu”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta : 2004,hlm 90-91

Prof.Dr. Sutardjo A. Wiramihardja, “Pengantar Filsafat”, PT Refika Aditama, Bandung : 2006,hlm 66-67

Senin, Maret 16, 2009

(0) Comments

Aliran Fenomenologi (Filsafat Masa Kontemporer )

INDRA - Edmun Husserl (1859-1938) adalah pendiri aliran fenomenologi, ia telah empengaruhi pemikiran filsafat abad ke 20 ini secara amat mendalam. Fenomenologi adalah ilmu (logos) pengetahuan tentang apa yang tampak (phainomenon). Dengan demikian fenomenologi adalah ilmu yang mempelajari yang tampak atau apa yang menampakkan diri atau fenomenon. Bagi Husserl fenomena ialah realitas sendiri yang tampak, tidak ada selubung atau tirai yang memisahkan subjek dengan realitas, realitas itu sendiri yang tampak bagi subjek.

Dengan pandangan tentang fenomena ini Husserl mengadakan semacam revolusi dalam filsafat barat. Sejak Descartes, kesadaran selalu dimengerti sebagai kesadaran tertutup atau cogito tertutup, artinya kesadaran mengenal diri sendiri dan hanya melalui jalan itu mengenal realitas. Sebaliknya Husserl berpendapat bahwa kesadaran terarah pada realitas, “kesadaran bersifat intensional” sebetulnya sama artinya dengan mengatakan realitas menampakkan diri.

Anggapan para ahli tertentu lebih mengartikan fenomenologi sebagai suatu metode dalam mengamati,memahami, mengartikan, dan memaknakan sesuatu daripada sebagai pendirian atau suatu aliran filsafat. Dalam pengertian sebagai suatu metode, Kant dan Husserl mengatakan bahwa apa yang dapat kita amati hanyalah fenomena bukan neumenon atau sumbernya gejala itu sendiri. Denga demikian, terhadap hal yang kita amati terdapat hal-hal yang membuat pengamatannya tidak murni sehingga perlu adanya reduksi. Jadi, pengamatan biasa (natuerliche Einstellung) akan menimbulkan bias. Meskipun pengamatannya merupakan hal biasa pada manusia umumnya, namun tidak memuaskan filosof dan mereka yang menginginkan kebenaran secara murni (reine wessenschau). Adapun hal yang harus dilakukan adalah pertama-tama reduksi fenomenologi (phaenomenologische reduction) atau disebut juga reduksi epochal atau menjadikan apa yang bukan bagian saya (das nicht ich) menjadi bagian saya (dasa ich). Tiga hal yang perlu kita sisihkan dalam usaha menginginkan kebenaran yang murni, yaitu :

a. Membebaskan diri dari unsur subjektif,
b. Membebaskan diri dari kungkungan teori-teori, dan hipotesis-hipotesis,
c. Membebaskan diri dari doktrin-doktrin tradisional

Setelah mengalami reduksi tingkat pertama, yaitu reduksi fenomenologi atau reduksi epochal, fenomena yang kita hadapi menjadi fenomea yang murni, tetapi belum mencapai hal yang mendasar atau makna yang sebenarnya. Oleh karena itu perlu dilakukan reduksi kedua yang disebut reduksi eiditis. Melalui reduksi kedua, fenomena yang kita hadapi mampu mencapai inti atau esensi. Kedua reduksi tersebut adalah mutlak. Selain kedua reduksi tersebut terdapat reduksi ketiga dan yang berikutnya dengan maksud mendapatkan pengamatan yang murni, tidak terkotori oleh unsur apa pun, serta dalam usaha mencari kebenaran yang tertinggi.

Sumber Bacaan :

Rizal Muntansyir dkk, “Filsafat Ilmu”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta : 2004,hlm 90-91

Senin, Maret 16, 2009

(0) Comments

Perkembangan Filsafat Masa Kontemporer

INDRA - Filsafat secara etimologi merupakan kata serapan dari yunani, philoshopia, yang berarti “philo” adalah Cinta, sedangkan “shopia” berarti kebjaksanaan atau hikmah. Jadi dapat ditarik kesimpulan, Cinta pada kebijaksanaan ilmu pengetahuan itulah filsafat. Namun ketika di tilik dari segi praktisnya, berarti alam pikiran atau alam berfikir, berfilsafat artinya berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.

Sedang kata ‘kontemporer’ sendiri mempunyai korelasi sangat erat dengan “modern”. Dua kata yang tidak memiliki penggalan masa secara pasti. “kontemporer” adalah semasa, pada masa yang sama dan kekinian. Sementara “modern” adalah kini yang sudah lewat, tapi bersifat relevansif hingga sekarang. Karena tidak ada kepermanenan dalam era kontemporer, modern yang telah lewat dari kekinian tidak bisa disebut kontemporer.

Dalam hubungannya dengan filsafat barat, istilah modern-kontemporer, bertitik tolak dari kritik Immanuel Kant (1724-1804 M) terhadap pengetahuan atau ilmu pengetahuan. Dialah filsuf pertama yang secara sistematis telah melakukan kritik atas pengetahuan, dia hendak juga meninggalkan penggunaan akal secara dogmatis tanpa kritis. Dengan imbas terjadi dikotomi antara ilmu pengetahuan dan filsafat. Dengan ini ilmu pengetahuan dapat dikembangkan dengan terbuka bebas sesuai fungsionalnya tanpa harus pulang pada sang induk, filsafat.

Demikian halnya filsafat, tumbuh-berkembang dengan sangat cepat serta mengalami pergeseran dan modifikasi. Hingga sekarang kita bisa melihat dengan mata telanjang warna-warni aliran-aliran filsafat di barat, yang dominan pengaruhnya.

Perkembangan filsafat abad ke 20 juga ditandai oleh munculnya berbagai aliran filsafat, dan kebanyakan dari aliran itu merupakan kelanjutan dari aliran-aliran filsafat yang telah berkembang pda abad modern, seperti neo-thomisme, neo-kantianisme, neo-hegelianisme, neo-marxisme, neo-positivisme dan sebagainya. Namun demikian ada juga aliran filsafat yang baru dengan ciri dan corak yang lain sama sekali, seperti Fenomenologi, eksistensialisme, pragmatisme, struturalisme dan yang paling mutakhir adalah aliran postmodernisme. Pada bagian ini hanya dibicarakan beberapa aliran dn tokoh yang paling berpengaruh pada abad ke 20.

Daftar Bacaan :

www.filsafatkontemporer.com

Minggu, Maret 15, 2009

(0) Comments

Kaum Yahudi Utama Dewasa Ini

INDRA - Adat dan Undang-Undang Penganut Yahudi

Kebanyakan penganut yahudi mengikuti peraturan dalam memilih makanan yang tertulis didalam taurat yang melarang campuran susu dengan gdaging, daging babipun dilarang dalam agama yahudi. Makanan yang disediakan harus menuruti undang-undang tersebut, dan daging harus di sembelih oleh kaum Rabi yang dinamakan Kasyer.

Anak laki-laki diharapkan juga untuk di sunat (sewaktu masih bayi) seperti perjanjian nabi Ibrahim as. Dengan tuhan. Apabila seorang anak laki-laki sudah mencapai kematangan dia akan dirayakan karena menjadi anggota masyarakat yahudi dalam upacara yang disebut Barmutzyah. Setelah kematian seseorang, orang-orang yahudi akan mengadakan satu minggu berkabung dimana mereka membaca Kodish. Agama dan masyarakat saling berkaitan didalam masyarakat yahudi, misalnya pengambilan riba’ dianggap berdosa sesame kaum yahudi, tetapi dibenarkan dengan mereka yang bukan yahudi.

Kaum Yahudi Utama Dewasa Ini

Kaum yahudi yang paling utama dewasa ini adalah :

Ø Ashkenazim, yaitu bentuk plural dari ashkenaz dari bahasa ibrani yang berarti Jerman, yaitu orang yahudi eropa terutama eropa timur, bahasa yang mereka pakai adalah bahasa yudish. Zaman sekarang kelompok Ashkenazim di eropa sudah hamper punah, mereka banyak di dapati di AS dan Israel. Kaum Ashkenazim sebagai sebuah kaum yang cukup tertutup banyak yang mengidap penyakit keturunan. Tetapi salah satu penyakit turunan yang berhubungan dengan penyakit otak, membuat mereka memiliki skor IQ tertinggi di dunia.

Ø Sefordim, merupakan bentuk plural dari spharad yang berarti Spanyol, ini mengartikan orang yahudi afrika utara dan timur tengah. Keluarga merupakan hal yang paling utama dan mereka harus bersembahyang pada hari sabtu (sabath). Antara jum’at sore hingga sabtu sore mereka akan menyalakan lilin dan meminum anggur serta roti yang telah diberkati. Disamping sabath, hari besar lainnya adalah Rosh Hasanah (Tahun baru), Dar Yom Kippur (hari penerimaan tobat).


Perbedaan Yahidi Dengan Zionis

Zionisme munculpada abad ke-19. dua hal yang menjadi ciri menonjol Eropa abad ke-19, yakni rasisme dan kolonialisme, telah pula berpengaruh pada zionisme. Zionisme adalah ideolologi yang jauh dari agama. Orang-orang yahudi yang merupakan para mentor ideologis utama dari zionisme, memiliki keimanan yang sangat lemah terhadap agama mereka. Bahkan kebanyakan dari mereka adalah ateis. Mereka menganggap agama yahudi bukan agama tetapi sebagai nama suatu ras. Mereka meyakini bahwa masyarakat yahudi mewakili suatu ras tersendiri dan terpisah dari bangsa-bangsa Eropa. Dan karenanya, mustahilbagi orang yahudi untuk hidup bersanma mereka, sehingga bangsa yahudi memerlukan tanah air tersendiri bagi mereka.

Titik awal dari zionisme yang melakukan tindakan biadab ini bukanlah agama yahudi, tetapi Darwinisme social, sebuah ideology rasis dan kolonialis yang merupakan warisan dari abad ke-19. Darwinisme social meyakini adnya perjuangan atau peperangan yang terus-menerus diantara manusia. Dengan mendoktrinasikan kedalam otak mereka pemikiran “ yang kuat akan menang yang lemah pasti terkalahkan”, ideology ini telah menyeret bangsa jerman kepeda Nazisme, sebagaimana orang yahudi kepada zionis.

Daftar Bacaan :

Prof. H. M. Arifin, Menguak Misteri Agama-agama Benar Dunia, (Jakarta,: PT. Golden Trrayon Press,1995) cet. Ke 6
Dr. Ismail Yoghi, Terorisme Dalam Otak Zionis,(Jakarta, Pustaka Azam :2001)
http://www.wikipedia.com

Minggu, Maret 15, 2009

(1) Comments

Konsepsi Musa Tentang Tuhan

INDRA - Konsepsi musa tentang ketuhanan memberi petunjuk-petunjuk yang berbeda dengan pandangan dewa-dewa dari bangsa-bangsa Israel pada masa sebelumnya bahkan juga konsepsi ketuhanan dari bangsa-bangsa babilonia, Mesir, Asyiria, dan Mediterania.yang pada masa itu mempertuhankan benda-benda serta kekuatan alam sekitar.

Musa datang membawa agama yang memberantas konsepsi ketuhanan yang sesat itu dan menggantikannya dengan konsep ketuhanan Monotheisme (tauhid). Didalam kitab perjanjian lama, berkali-kali di tegaskan bahwa Tuhan itu hanya satu yaitu Yahweh yang membebaskan bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir (Deut 33:29).

Penggambaran tuhan dalam bentuk manusia (anihropomorphisme) juga dilarang oleh agama ini, karena manusia tidak memiliki sifat seperti Tuhan. Jnd. Anderson dalam bukunya “the world religion” menyatakan bahwa tuhan agama yahudi itu adalah pribadi sempurna bebas dari batasan-batasan dan jauh dari ketidaksempurnaan. Ia adalah ruh yang murni, dan jiwa universum. Agama yahudi menunjukan bahwa alam dan semua fenomena-fenomena (gejala-gejalanya) merupakan bukti adanya tuhan pencipta alam.”

Daftar Bacaan :

Prof. H. M. Arifin, Menguak Misteri Agama-agama Benar Dunia, (Jakarta,: PT. Golden Trrayon Press,1995) cet. Ke 6
Dr. Ismail Yoghi, Terorisme Dalam Otak Zionis,(Jakarta, Pustaka Azam :2001)


Minggu, Maret 15, 2009

(3) Comments

Pokok-Pokok Ajaran Agama Yahudi

INDRA - Agama Yahudi sebenarnya merupakan kelanjutan ajaran kewahyuan yang pernah diturunkan oleh tuhan kepada nabi Ibrahim, juga memang agama-agama wahyu dimanapun selalu mempunyai ciri-ciri yang sama dalam prinsip-prinsip ajarannya. Dalam apa yang disebut “Perjanjian Ibrahim dengan Tuhan” telah disebutkan beberapa prinsip tentang kehidupan yang benar, dan bilamana janji-janji tersebut dipenuhi, tuhan akan memberikan pahala, baik didunia maupun diakhirat. Misalnya tuhan akan memberikan tanah kana’an yang subur untuk anak cucu Ibrahim adalah salah satu pemenuhan janji tersebut.

Agama Yahudi terkenal dengan agama monotheisme mutlak (tauhid) yang meletakkan dasar kepercayaan kepada tuhan yang maha Esa pada tempat pertama. Setiap orang Yahudi yang akan mengerjakan sesuatu pekerjaan, harus lebih dahulu mengucapkan “shemah” yaitu ucapan sebagai berikut :

“dengarkanlah hai bangsa Israel, tuhan kita yang kita sembah adalah maha Esa”

Nabi Musa setelah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir Kuno, kemudian membawa pengikut-pengikutnya ke Lembah Bukit Sinai (Tursina) dimana ia menunjukkan kepada mereka dua buah papan yang bertuliskan 10 perintah tuhan atau yang disebut oleh orang barat dan orang Kristen adalah “Ten Comindments” yang mengandung pengertian sebagai berikut :

a) Saya adalah tuhanmu yang kamu sembah, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, keluar dari rumah belenggu; kau tidak mempunyai tuhan selain aku.
b) Kamu tidak boleh membuat persamaan atau menyamarkan segala sesuatu yang ada dilangit sebelah atas, atau diatas bumi, atau apa-apa yang ada dalam air, dibawah bumi dengan tuhan.
c) Kamu tidak boleh menyia-nyiakan nama tuhanmu.
d) Ingatlah hari sabath, untuk disucikannya.
e) Hormatilah ayah ibumu.
f) Kamu dilarang membunuh
g) Kamu dilarang mencuri
h) Kamu dilarang bersaksi palsu
i) Kamu dilarang berbuat zina
j) Kamu dilarang bernafsu lobak tamak terhadap milik orang lain

Kemudian ten comendement ini dijadikan inti ajaran kitab taurat dan dijadikan sumberhukum yahudiserta kepercayaan dan ethiknya. Dengan comendement ini pula orang Yahudi telah membuang faham agama bangsa primitif.

Adapun pokok0pokok agama yahudi telah mengalami perubahan beberapa kali sejak dari permulaan, menurut salah seorang sarjana yahudi yang pernah menjadi direktur lembaga kebudyaan yahudi Joseph Gerr dalam bukunya ”what the great religion believe” p. 114 adalah sebagai berikut :

“kepercayaan orang yahudi telah mengalami perubahan beberapa kali sejak dari permulaan sampai sekarang ini, ada beberapa kepercayaan dan upacara-upacara yang telah di tinggalkan. Dan beberapa yang telah dirubah dan disusun disesuai dengan kebudayaan yang mana agama tersebut mengandung hubungan-hubungan, sehingga kebudayan ataupun upacar-upacara tersebut mengalami pengertian yang baru.Tetapi ada beberapa kepercayaan kuno yang tersusun dalam tradisi yang masih tetap merupakan warisan masa lampau dan masih tetap mendapatkan pengikut-pengikutnya yang setia”

Dengan demikian agama yahudi pada masa sekarang atau masa-masa selanjutnya sudah tak dapat lagi disebut sebagai agama wahyu, karena telah mengalami perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pengikut-pengikutnya sendiri.Seperti halnya yang dikatakan dalam sebagian kitab taurat 33/50-53, dikatakan, “Tuhanmu telah berfirman kepada Musa….. katakanlah kepada Bani Israil, kamu sekalian menyebrangi negeri Urdu ke tanah Kan’an,maka usirlah penduduk setempat dengan paksa, dan hapuslah segala hasil karya mereka, keluarkanlah bangunan-bangunannya, rebutlah tanahnya, dan tinggallah disana,karena sesungguhnya aku memberi tanah kepada kalian semua untuk dimiliki hanya oleh kalian.Jika kita teliti lebih seksama ajaran lama yang tidak diperkenankan untuk membunuh,tetapi dalam kitab taurat yang telah diperbaharui ini justru menyuruh untuk membunuh. Dan hal ini amatlah mustahil jika benar ini adalah wahyu dari Tuhan.

Referensi :

Prof. H. M. Arifin, Menguak Misteri Agama-agama Benar Dunia, (Jakarta,: PT. Golden Trrayon Press,1995) cet. Ke 6

Dr. Ismail Yoghi, Terorisme Dalam Otak Zionis,(Jakarta, Pustaka Azam :2001)

Minggu, Maret 15, 2009

(2) Comments

Sejarah Agama Yahudi

INDRA - POSTAR

INDRA - Agama Yahudi sebenarnya merupakan kelanjutan ajaran kewahyuan yang pernah diturunkan oleh tuhan kepada nabi Ibrahim, juga memang agama-agama wahyu dimanapun selalu mempunyai ciri-ciri yang sama dalam prinsip-prinsip ajarannya.

Dalam apa yang disebut “Perjanjian Ibrahim dengan Tuhan” telah disebutkan beberapa prinsip tentang kehidupan yang benar, dan bilamana janji-janji tersebut dipenuhi, tuhan akan memberikan pahala, baik didunia maupun diakhirat. Misalnya tuhan akan memberikan tanah kana’an yang subur untuk anak cucu Ibrahim adalah salah satu pemenuhan janji tersebut.

Agama ini dinamakan menurut nama kepala salah satu suku di Israel, suatu agama yang kemudian dipeluk oleh bangsa Israel yang sekarang membenuk sebuah Negara yang bernama Negara Israel.

Dari segi silsilah keturunan, memang agama ini dibawa oleh salah seorang nabi yang mempunyai garis keturunan dari Ishaq, salah satu putra dari nabi Ibrahim. Agama ini telah berusia lebih dari 33 abad sampai abad ini, oleh karena agama tersebut diajarkan oleh Musa pada abad ke-13 SM dan kira-kira pada abad ke-4 sesudah nabi Ibrahim meninggal dunia. Musa sebagai seorang rasulullah adalah dibesarkan oleh Islam dan Kristen.

Dengan demikian beliau sudah pasti membawa agama lurus dan haq atas dasar kewahyuan yang diterima dari Allah. Dengan alasan berbagai macam, sarjana-sarjana Barat yang beragama Kristen memandang agama Yahudi menjadi induknya agama Islam dan agama Kristen. Tetapi anehnya pada masa sekarang hanya memperoleh pengikut pada lingkungan terbatas, yaitu pada bangsa Israel saja yang jumlahnya lebih kurang 4 juta jiwa, itupun disebabkan oleh adanya perasaan Chauvimisme dan Zionisme.

Referensi :

Prof. H. M. Arifin, Menguak Misteri Agama-agama Benar Dunia, (Jakarta,: PT. Golden Trrayon Press,1995) cet. Ke 6

Jumat, Maret 13, 2009

(0) Comments

Pengaruh Pemikiran Syeikh Ahmad Sambas di Indonesia

INDRA - Pengaruh Pemikiran Syeikh Ahmad K.Sambas di Indonesia melalui media dari suatu Tarekat , tarekat tersebut dikenal dengan TQN atau Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah. Tarekat ini adalah gabungan dari Tarekat Qadirriyah dan Tarekat Naqsayabandiyyah .Syeik Ahamad K . Sambas mengarang suatu kitab yang bernama kitab Fath Al Arifin, kitab ini menjadi panduan atau sumber dari Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah . Kitab ini berisikan tentang unsure – unsure ajaran secara garis besar dari Tarekat Qadiriyyah dan tarekat Naqsyabandiyyah.

Isi dari kitab adalah tata cara membaiat, 10 macam lathaif, menjelaskan tentang zikir ala Qadaryyah dan juga zikir ala Naqsyabandiyyah, selain itu menerangkan 3 Syarat yang harus dipenuhi bila sedang berjalan menuju Alloh SWT (zikir diam, merasa diawasi Alloh, meditasi, juga kitab ini menerangkan tentang silsilah Syeikh A.H Sambas hingga Rasulullah ,serta Khatam dari tarekat Syaikh A. Q jilani.

Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah di (Jawa Barat ) Cirebon, Banten.

Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah di Cirebon tokoh yang paling terkenal adalah Kiai Tolhah dan juga Abdullah Mubarok ( abah sepuh, wafat 1956 ).Abah sepuh ini pada tahun 1905 mendirikan pesantren Suryalaya. TQN suryalaya dikenal sebagai pusat TQN yang aktif dan dinamis. Zikir harian dilakukan setiap sesudah sholat, khataman dilaksanakan 2 minggu sekali , sedangkan di Banten Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah memainkan peranan yang penting dalam hal komunikasi dan koordinasi jaringan petani di adab -19 yaitu terjadinya pemberontakkan Petani Banten tahun 1888.

Pengaruh Syeikh Ahmad Sambas di derah Jawa timur yaitu banyak dibangunnya pondok pesantren yang pondok pesantren tersebut kental dengan ajaran Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah yang menjadikan tradisi – tradisi zikir dan khataman serta semua hal yang berhubungan dengan aspek kehidupan akhirat selalu terjaga .

Referensi :

Drs Hj Sri Mulyati MA Mengenal & memahami tarekat muktabarah di Indonesia, PT kencana , Jakarta cet -2, h 258

Drs Hj Sri Mulyati MA Mengenal & memahami tarekat muktabarah di Indonesia, PT kencana , Jakarta cet -2, h 263

Drs Hj Sri Mulyati MA Mengenal & memahami tarekat muktabarah di Indonesia, PT kencana , Jakarta cet -2, h 260

Jumat, Maret 13, 2009

(0) Comments

Faktor Yang Membuat Muhammadiyah Dapat Bertahan

INDRA - Faktor Yang Membuat Muhammadiyah Dapat Bertahan

1) Dalam Muhammadiyah terdapat tradisi untuk melakukan pemikiran pembaharuan, sehingga kehidupan Muhammadiyah selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan dapat diterima oleh masyarakat luas.

2) Di dalam Muhammadiyah terdapat aspek usaha untuk menwujudkan cita – cita dengan kenyataan yang perlu ditemukan, menjadikan Muhammadiyah selalu berupaya mengembangkan pemikirannya.

3) Pengaruh perubahan tuntutan zaman atas amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan.

4) Alat kelembagaan yang diciptakan untuk mengarah kepada perubahan – perubahan di berbagai sector , terutama sector pendidikan. Alat kelembagaan Muhammadiyah dapat dikatakan rapi. Muhammadiyah sangat memperhatiakan sekali aspek pendidikan, Muhammadiyah pun menyiapkan para kadernya untuk dapat menghadapi kemajuan – kemajuan yang nanti akan datang, dari berbagai sistem pendidikan , muhammadiyah sendiri melakuakn perubahan fundamental dalam tujuan dan penyelenggaraan pengajaran.

5) Sikap modernitas.
Muhammadiyah terkenal dengan sikap modernnya yang menjadikan Muhammadiyah dapat menarik simpati dan perhatian dari masyarakat golongan elit juga para intelektual muda.

Referensi :

MT Arifin. Gagasan Pembaharuan Muhammadiyah. Pustaka Jaya,Jakarta . h 258

Jumat, Maret 13, 2009

(1) Comments

KH Ahmad Dahlan dan Hasyim Ashari Mempunyai Guru Yang Sama

INDRA - Mengapa Pemikiran mereka berbeda ?

KH Ahmad Dahlan beberapa kali pergi ke Makkah untuk menunaikan haji serta belajar dan pada ibada haji yang kesekian kali setelah tahun 1980, KH Ahmad Dahlan memutuskan untuk bermukim di Makkah untuk memperdalam berbagai ilmu dengan beberapa ulama, dan pada suatu hari , suatu tukar pikiran yang akan melahirkan sikap pemikiran pembaharuan modernisme islam sebagai protes cultural terhadap pelaksanaan keagaam korservatif dan sinkretisme di Jawa nantinya, adalah tukar pikirannya Dahlan dengan Muhammad Rasyid Ridha ( seorang tokoh modernisme Islam di Mesir ). Dari Dialg ini Dahlan kemudioan terdorong untuk mmeperdalam pemikiran keagamaan Ibnu Taimiyah dan Muhammad Abduh yang dipublikasikan oleh majalah Al Urwatul Wutsqa dan Al Manar.

Pemikiran keagamaan tokoh modernis ini bersesuaian dengan pandangan dan pemikiran Dahlan yang berkeinginanmelakukan perbaikan kehidupan keagamaan masyarakat Jawa sesuai dengan pemahaman yang benar. Pandangan – pandangan para modernis Islam itu terutama menitikberatkan pada pemurnian Tauhid ( peng – Esaan Alloh ) melalui suatu pemikiran dan penelitian yang didasarkan atas epistimologi sehingga tidak beriamn secara taqlid ( secara membabi buta percaya pada keterangan seseoarang tanpa mengetahui landasannya ).

Hal ini amat sesuai dengan pola pemikiran Dahlan yang akhirnya Ahmad Dahlan berbeda dengan KH Hasyim Ashari yang notabenenya lebih dekat kepada konsep muslim tradisional , pola pemikiran Tradisioanal dan lebih kepada hal cultural dalam menjalankan Kehidupan Islam. Dan juga kebanyakan hasil dari pemikiran KH Hasyim Ashari beredar di kalangan kaum Muslim yang trasisional.

Referensi :

MT Arifin. Gagasan Pembaharuan Muhammadiyah. Pustaka Jaya,Jakarta . h 103

Jumat, Maret 13, 2009

(1) Comments

Perang Paderi Dianggap Sebagai Pembaharuan Islam di Sumatra

INDRA - Perang paderi dianggap sebagai pembaharuan Islam di karena tujuan dari perang paderi adalah memiliki kekuasaan yang kuat dan dengan memiliki kekuatan atas kekuasaan kaum ulama dapat menguatakan ajaran Islam yang telah banyak ditinggalkan. Kondisi pada saat itu daerah Minangkabau jauh dari apa yang Isalam ajarkan dsan syariatkan oleh agama Islam .

Gerakan paderi sendiri Gerakan paderi dipelopori oleh para ulama ( yang paling dikenal adalah Tuanku Imam Bonjol Dan Datuk bendaharo ), mereka (para ulama) mencoba untuk melaksanakan aap yang telah disyariatkan oleh Islam , akan tetapi Golongan adat yang memiliki sifat karakteristik tradisional tidak mau meninggalkan adat istiadat lama walaupun itu bertentangan dengan Islam. Dan juga kaum adapt merasa bahwa kaum ulama telah ingkar kepada adat dan menginginkan penghancuran terhadap adapt yang telah lama ada serta sudah berakar.

Perang paderi sendiri terjadi dikarenakan tidak ada jalan keluar lagi yang bisa dilakukan oleh kaum paderi apalagi kaum adapt semakin gencar saja untuk menghentikan usaha kaum paderi untuk membenahi akhlaq masyarakat Pertempuan terjadi dan dimenangkan oleh kaum paderi, dan dengan kemenangannya itu kaum paderi memiliki kekuasaan yang lebih kuat dari sebelumnya. Dengan kekuasaan tersebut kaum paderi mencoba untuk meluruskan kehidupan Islami yang ada di Minangkabau, contohnya dengan mengeluarkan suatu undang – undang yang melarang hal – hal yang dapat melanggar hukum Islam untuk dikerjakan sehingga ajaran Islam dapat mewarnai kehidupan masyarakat.

Imlipkasinya pada saat ini

· Sumatra barat dikenal sebagai daerah yang kental dengan kehidupan masyarakat yang islami.

· Sumatra barat menjadi provinsi yang memiliki aturan syariat Islam ( pem prov )

· Penghormatan terhadap ulama lebih besar dari pada kepada kaum atau petinggi adat

· Sumatra Barat memiliki Motto/ Semboyan dengan memasukan kata “ Kitabullah “ (yang berarti syariat Islam )

Referensi :

Burhanuddin daya, gerakan pembaharuan pemikiran Islam Kasus Sumatra Thawalib,tiara wacana, yogyakarta h 50

M. Syamsul As..ulama pembawa Islam di Indonesia dan sekitar, PT Lentera: Jakarta 1999, h 170

Jumlah Pengunjung Berbagai Negara

Indra's Blog Visitor
Profil Facebook Stif Blass

Sponsored Links