Terbaru

Jumat, Juni 12, 2009

(4) Comments

Konsep Perilaku Laba

INDRA - POSTAR

INDRA - Konsep Perilaku Laba

♥ Laba Sebagai Alat Ramal

FASB Statement Of Financial Concepts No.1 menyatakan bahwa para investor, kreditor, dan pihak lainnya ingin menilai prospek arus masuk kas bersih perusahaan, tetapi mereka sering menggunakan laba untuk membantu mereka mengevaluasi daya laba (earning power), maramalkan laba yang akan datang, atau menaksir risiko investasi atau memberikan pinjaman kepada perusahaan. Jadi, diasumsikan ada hubungan antara laba yang dilaporkan dan arus kas, termasuk distribusi kas kepada pemilik.

Pemegang obligasi dan kreditor jangka pendek juga berkepentingan dengan laba yang akan datang. Semakin besar pengharapan laba bagi perusahaan, semakin besar pula pengharapan para kreditor untuk menerima hasil pengembalian tahunan dan pembayaran kembali pokok pinjaman pada saat hutang tersebut jatuh tempo.

♥ Konsep perilaku lainnya

Berikut adalah ikhtisar dari beberapa teori perilaku laba:

1. Pengambilan Keputusan Manajerial

Laporan keuangan yang formal umumnya ditujukan untuk para pemakai eksternal data akuntansi, tetapi para akuntan juga harus melengkapi manajemen dengan alat dan bahan baku yang dibutuhkan untuk pengendalian dan mengambil keputusan yang baik.

2. Teori Estimasi

Walaupun teori estimasi kelihatannya memiliki kesamaan dengan teori kapitalisasi laba, namun penekanannya adalah pada penyajian laba yang dilaporkan yang akan membantu para investor meramalkan tingkat pengembalian internal perusahaan sebagai keseluruhan dan dengan demikian meramalkan arus kas mendatang dan nilai sekarang perusahaan.

3. Pendekatan Orientasi Pemakai

Para pemakai menginginkan informasi ini karena beberapa alasan, a. Laba akuntansi yang dilaporkan telah menjadi dasar untuk banyak hubungan legal dan kontraktual di dalam masyarakat, b. Para investor, menerima pandangan bahwa terdapat hubungan antara perubahan dalam laba akuntansi dan arus kas perusahaan termasuk pembayaran dividen.

♥ Apa Saja Yang Seharusnya Dimasukkan Dalam Laba

Penghitungan laba berdasarkan penilaian tahunan atas perusahaan menimbulkan pertanyaan penting mengenai metode penilaian yang tepat, yang memberikan pengukuran yang paling berarti atas laba bersih.

Salah satu tujuan utama perusahaan adalah maksimisasi arus dividen bagi pemegang saham selama umur perusahaan, atau maksimisasi nilai likuidasi atau nilai pasar perusahaan pada akhir hidupnya, atau pada saat tertentu. Semua perubahan ekonomi yang relevan bagi pengevaluasian semua keberhasilan atau kegagalan perusahaan selama hidupnya.

Tetapi tujuan pengukuran laba yang lebih umum mensyaratkan pengukuran laba untuk periode yang lebih pendek guna memberikan alat kendali dan dasar bagi keputusan pemegang saham, kreditor, investor dan manajemen secara berkesinambungan atau periodik.

Tetapi beberapa akuntan berpendapat bahwa angka yang disebut “laba bersih untuk periode” harus mancakup semua kejadian ekonomi yang dicatat dan bahwa laba yang timbul dari sumber khusus harus dijelaskan secara tepat.

Kontroversi ini telah menghasilkan dua konsep laba, konsep laba operasi berjalan dan konsep laba all inclusive (menyeluruh), dan posisi lanjutan yang disyaratkan dalam Accounting Principles Board Opinion No.30 dan FASB Statements No.16.

· Konsep laba operasi berjalan

Konsep laba operasi berjalan memusatkan perhatian pada pengukuran efisiensi usaha perusahaan. Istilah efisiensi mengacu pada pemanfaatan secara efektif sumber daya perusahaan dalam menjalankan usaha dan dalam menghasilkan laba.

Dalam arti luas, konsep ini berkaitan dengan kombinasi yang tepat dari faktor-faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen.

· Konsep laba komprehensif

Konsep laba ini didefinisikan sebagai total perubahan dalam pemilikan yang diakui dengan mencatat transaksi.

Para pendukung konsep laba komprehensif mengemukakan alasan berikut untuk pengukuran laba ini :

1. Laba bersih tahunan yang dilaporkan, dan dijumlahkan selama umur perusahaan, haruslah sama dengan total laba bersih perusahaan itu.

2. Pengabaian beban tertentu dari perhitungan laba bersih memberi kesempatan untuk memanipulasi laba tahunan.

3. Perhitungan laba rugi yang meliputi semua beban dan diakui selama tahun itu dikatakan lebih mudah dipersiapkan dan dipahami oleh para pembaca.

4. Dengan pengungkapan penuh sifat perubahan laba selama tahun itu, pembaca laporan dianggap lebih mampu membuat klasifikasi yang tepat untuk sampai pada pengukuran laba secara tepat daripada para akuntan dan manajemen, yang tidak dapat mengantisipasi kebutuhan khusus para pemakai.

5. Perbedaan antara beban dan pendapatan operasi dan non-operasi tidak dapat ditetapkan secara jelas. Transaksi yang diklasifikasikan sebagai transaksi operasi oleh satu perusahaan mungkin diklasifikasikan sebagai transaksi non-operasi oleh perusahaan lainnya.

· Laba berulang (rutin) dan tidak berulang (tidak rutin)

Para pendukung konsep laba prestasi operasi berjalan sering menyatakan bahwa pos operasi umumnya didefinisikan operasi usaha yang sifatnya berulang dan pos non-operasi umumnya dianggap tidak teratur dan tidak diramalkan.


· Penyesuaian periode sebelum

FASB sudah hamper menganut konsep laba komprehensif untuk tujuan pelaporan tahunan dalam statement no.16 yang menyatakan bahwa hanya dengan dua pengecualian, semua pos laba dan rugi yang diakui selama periode tahunan harus dimasukkan dalam perhitungan laba tahunan.

· Pos luar biasa

Pos luar biasa mencakup kejadian dan transaksi yang tidak berulang dan tidak biasa. Kedua kriteria ini harus dipeenuhi dalam pengklasifikasian pos luar biasa. Tujuannya jelas adalah untuk membatasi penggunaan klasifikasi ini terhadap pos tidak biasa yang dapat mempengaruhi prediktabilitas, tetapi tidak memberi peluang bagi manajemen untuk menggunakan kebijakannya dalam menentukan perhitungan laba bersih sebelum pos luar biasa.

Laba Bersih Untuk Siapa?

Berdasarkan pendekatan pemilikan terhadap akuntansi, laba bersih (net income) biasanya dianggap sebagai net eanings atau net profits yang diperuntukkan bagi para pemegang saham atau pemilik perusahaan.

♦ Konsep laba sebagai pertambahan nilai

Laba mencakup harga jual produk dikurangi harga pokok barang dan jasa yang diperoleh.

♦ Konsep laba bersih perusahaan

Laba mencakup kelebihan pendapatan atas beban, semua keuntungan dan kerugian. Beban tidak mencakup beban bunga dan pajak penghasilan.

♦ Konsep laba bersih bagi investor

Sama seperti laba bersih perusahaan, tetapi sudah dikurangi pajak penghasilan.

♦ Konsep laba bersih bagi pemegang saham

Laba bersih bagi investor dikurangi beban bunga dan pembagian laba.

♦ Konsep laba bersih bagi pemilik ekuitas residu

Laba bersih bagi pemegang saham dikurangi dividen preferen.

Sumber Buku Bacaan :

S. Hendriksen, Eldon. dan Michael F. Van Breeda. Teori Akunting. Edisi Ke-5. Buku Satu. Batam: Interaksara, 2000.

4 Komentar Pembaca (reader comment) to "Konsep Perilaku Laba"
Anonim said :
4 Juli 2009 pukul 01.35
kalau ada perush yg tarik produknya krn isu kandungan babi lalu mengalami kerugian, bolehkah rugi tsb dimasukkan sbg extraordinary items?
Anonim said :
30 Oktober 2009 pukul 08.29
thx 4 infona...
smga ngbantu gw bwt sidang besokkkk..
aminnnn...
Unknown said :
17 November 2009 pukul 23.32
thank's bwat artikel nya, bantu aq bwt belajar teori akuntansi
Unknown said :
17 November 2009 pukul 23.34
thank's ya bwt artikel nya...
Bantu bgt bwt bahan kul aq...

Posting Komentar

Jumlah Pengunjung Berbagai Negara

Indra's Blog Visitor
Profil Facebook Stif Blass

Sponsored Links